© MEN
Dream - Pengacara Tomy Winata, berinisial D, menyeran majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) saat persidangan tengah berlangsung.
Majelis hakim yang menjadi korban penyerangan diketahui tengah menangani perkara perdata nomor 223/pdt.G/2018/JKT Pst antara Tommy Winata selaku penggugat melawan PT PWG
Humas PN Jakarta Pusat, Makmur, menjelaskan aksi penyerangan sekitar pukul 16.00 WIB itu terjadi ketika majelis hakim sedang membacakan putusan. Dalam salah satu putusannya, majelis hakim pada bagian pertimbangan mengurangi petitum digugat.
" Sehingga kuasa pihak TW selaku Penggugat inisial D berdiri dari kursi kemudian melangkah ke depan majelis hakim," ujar Makmur di PN Jakpus, Kamis, 18 Juli 2019.
Makmur, mengatakan, D kemudian melepas ikat pinggang untuk menyerang majelis hakim. Ikat pinggang itu sempat mengenai dua hakim yang sedang membacakan putusan.
" Mengenai Ketua Majelis Hakim HS pada bagian jidat dan sempat mengenai hakim anggota 1, DB," kata dia.
Pengacara tersebut langsung diamankan pihak keamanan PN Jakpus. Pelaku itu kemudian dibawa ke Polsek Kemayoran untuk proses hukum lebih lanjut.
(Sah, Sumber: Liputan6.com/Ady Anugrahadi)
Dream - Dipo Latief melaporkan Nikita Mirzani ke Polres Jakarta Selatan atas dugaan penganiayaan. Menurut Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Stefanus Michael Tamuntuan, Dipo mengaku bagian wajahnya mendapatkan kekerasan dari wanita yang tengah menuntut perceraian tersebut.
" Menurut keterangan dari pelapor, yaitu saudara DL, ini mengatakan mengalami penganiayaan di bagian tubuh, kekerasan fisik itu di bagian wajah," kata Stefanus di Polres Jakarta Selatan, Selasa 7 Agustus 2018.
Dipo, kata dia, sudah melakukan visum dan hasilnya pun akan segera keluar. Jika nantinya Nikita terbukti melakukan kekerasan, maka bisa dijerat dengan Undang-Undang KDRT.
" Berdasarkan laporan dan keterangan tersebut sehingga kami lakukan permintaan visum. Hasil visum tinggal kita ambil, sudah kita layangkan suratnya. Kemudian karena ini terkait masalah dalan rumah tangga tentunya ya yang kita kenakan undang-undang KDRT," imbuhnya.
Stefanus menambahkan, dugaan KDRT yang dilakukan Niki terhadap Dipo berawal dari pertengkaran. Saat bertengkar itulah diduga Nikita memukul wajah Dipo.
" Ada pun permasalahan itu menurut dari korban, awalnya ada cekcok, kemudian ya masalah dalam keluarga sehingga itu merujuk adanya tindakan penganiayaan dan di situ saudara DL selaku korban melaporkan NM," papar Stefanus.
Dream - Nikita Mirzani lagi-lagi harus berurusan dengan pihak kepolisian. Kali ini Nikita dilaporkan suami sirinya, Dipo Latief, ke Polres Jakarta Selatan.
" Iya benar, benar. Untuk tuduhan (dugaan) penganiayaan. Iya ini sementara yang kita tangani laporannya Dipo atas Nikita Mirzani, tuduhannya penganiayaan," kata Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Stefanus Tamuntuan saat dihubungi, Jumat 3 Agustus 2018.
Menurut Stefanus kasus ini sudah dalam tahap penyidikan. Bahkan Nikita sudah dilakukan pemanggilan pemanggilan.
" Sedang dalam proses penyelidikan. Sudah kita dipanggil, sudah lama," ucapnya.
Stefanus menambahkan kini status Nikita belum tersangka dan masih dalam status saksi karena masih dalam penyidikan. " Kita masih periksa saksi-saksi dulu," tuturnya.
Dream - Seorang wanita muda menjadi korban pemukulan saat berjalan di Pusat Kota Birmingham, Inggris. Diduga, pemukulan itu terjadi lantaran wanita bernama Choudhury, 18 tahun ini mengenakan hijab.
Choudhury diketahui tengah berjalan di New Street, Birmingham. Saat tiba-tiba, seseorang mengenakan kaos abu-abu mendatangi dan memukulnya di bagian wajah.
Dia percaya pemukulan itu dilakukan karena hijab yang dikenakannya. Alasannya, pelaku sepertinya tidak tertarik dengan tas miliknya.
" Saya hanya bisa berpikir ini bisa terjadi karena dia melihat hijab saya dan tidak mengambil tas atau benda apapun milik saya," kata Choudhury kepada harian Birmingham Mail.
" Saya telah tinggal di Birmingham sepanjang hidup saya dan saya tidak pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya," lanjut dia.
Pemukulan itu terjadi pada Senin, 23 November 2015 sekitar pukul 07.30 waktu setempat. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi dan menyebut tindakan itu didasari atas kebencian.
Choudhury mengalami luka memar di wajahnya. Tetapi, dia merasa lebih terluka secara psikologis. Dia mengatakan saat ini dia merasa takut berjalan-jalan di kota sendirian.
" Orangtua saya begitu takut kemudian memberitahu saya agar melepas hijab. Ibu saya menyarankan untuk menggantinya dengan topi," ungkap dia.
Sumber: metro.co.uk
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Presiden Prabowo Subianto Reshuffle Kabinet, 5 Menteri Diganti dan Lantik 1 Menteri Baru
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa