Penjelasan Lengkap Hasil Sidang Isbat Awal Ramadan 1443 H dan Posisi Hilal

Reporter : Okti Nur Alifia
Sabtu, 2 April 2022 09:15
Penjelasan Lengkap Hasil Sidang Isbat Awal Ramadan 1443 H dan Posisi Hilal
1 Ramadhan 1443 jatuh pada hari ahad, 3 April 2022 masehi.

Dream - Kementerian Agama (Kemenag) telah menggelar sidang isbat dengan kesepakatan mufakat menentukan hari pertama puasa Ramadan 1443 H jatuh pada Minggu, 1 April 2022. Berbeda dengan tahun sebelumnya, awal puasa tahun ini berbeda dengan penetapan yang dibuat PP Muhammadiyah yang sudah menjalani puasa hari ini.

" Secara mufakat bahwa 1 Ramadhan 1443 jatuh pada hari ahad, 3 April 2022 masehi. Ini hasil sidang isbat dan kita sepakati bersama," kata Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, dalam konferensi pers usai Sidang Isbat Awal Ramadan 1443 H.

Menag menyatakan posisi hilal di seluruh Indonesia belum memenuhi kriteria MABIMS, yang merupakan ketentuan baru dari Kemenag, yakni tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.

Sidang isbat yang digelar secara hybrid ini menggunakan metode hisab dan rukyat. Metode ini sudah lama dilakukan oleh Kemenag yang merupakan dua metode yang tidak bisa terpisahkan. Berikut ini adalah penjelasan lengkap hasil Sidang Isbat Awal Ramadan 1443 H dari Menag Yaqut Cholil Qoumas.

 

1 dari 3 halaman

Posisi Hilal

Sidang isbat diikuti oleh berbagai elemen yang hadir secara langsung maupun online, mereka yang mengikuti diantaranya, Komisi 8 DPR RI, para pejabat eslon 1 dan 2, Dirjen Bimas Islam, para pimpinan Ormas Islam.

Adapula para ahli Ilmu Falak atau Astronomi, perwakilan BMKG, Pusda ITB, Badan Informasi Geospasial, Planetarium Jakarta, serta Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama.

Dalam sesi pemaparan hilal, posisi hilal disampaikan oleh Profesor Thomas Djamaluddin, salah satu anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama. Dengan hasilnya sebagaimana disampaikan Menag berikut ini.

“ Sidang isbat diawali pemaparan hilal yang tadi disampaikan maghrib oleh Profesor Thomas Djamaluddin. Salah satu anggota dari tim Unifikasi Kementerian Agama Republik indonesia yang menyampaikan bahwa ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia pada posisi antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit,” jelas Yaqut.

 

2 dari 3 halaman

Dua Metode yang Tidak Bisa Dipisahkan

Yaqut menjelaskan dalam melaksanakan sidang isbat, Kementerian Agama selalu menggunakan dua metode yang selama ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan satu sama lain. 

Yaitu pertama metode hisab atau dengan cara perhitungan, yang kedua metode rukyat atau dengan cara melihat langsung keberadaan hilal. 

“ Dua metode ini baik metode hisab maupun rukyat bukan 2 metode yang diperhadapkan atau pertentangkan,” kata Yaqut.

“ Kedua metode ini adalah metode yang saling melengkapi satu dengan yang lain karena keduanya sama pentingnya. Karena itu seorang perukyat tentu harus menguasai hisab, karena tanpa hisab dia tidak bisa merukyat dengan baik. Begitu juga hisab sebagai sebuah hal yang sifatnya informatif tentang posisi ketinggian hilal harus dirukyat,” lanjut Yaqut.

 

3 dari 3 halaman

101 Titik Rukyat Tidak Melihat Hilal

Informasi hitungan hisab telah dilaporkan sejumlah Kementerian Agama di daerah yang masuk sebagai 101 titik rukyat di seluruh 34 provinsi di Indonesia. 101 titik tersebut tidak melihat adanya hilal.

“ 101 titik ini ke semuanya melaporkan tidak melihat hilal, sebagaimana dilaporkan oleh Direktur Urusan Agama islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama,” kata Yaqut.

“ Berdasarkan hisab posisi hilal seluruh Indonesia sudah di atas ufuk, tetapi belum memenuhi kriteria MABIMS baru yaitu tinggi hilal 3 derajat sudut elongasi 6,4 derajat, serta laporan rukyatul hilal. Secara mufakat bahwa 1 ramadan tahun 1443 H, jatuh pada hari ahad 3 April 2022 Masehi,” ujar Yaqut.

 

Beri Komentar