Dream - Misi ke luar angkasa selalu menarik perhatian, terutama saat momen astronaut kembali ke Bumi.
Perlu diketahui, astronaut yang baru pulang dari luar angkasa selalu dipapah untuk berjalan saat baru mendarat. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa astronaut mengalami kesulitan berdiri tegak setelah kembali dari luar angkasa?
Menurut Thomas Djamaluddin, seorang ahli astronomi dan astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ada beberapa faktor yang menyebabkan astronaut mengalami kesulitan tersebut setelah menjalani misi yang berlangsung lama di luar angkasa.
Dream - Misi ke luar angkasa selalu menarik perhatian, terutama saat momen astronaut kembali ke Bumi.
Perlu diketahui, astronaut yang baru pulang dari luar angkasa selalu dipapah untuk berjalan saat baru mendarat. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa astronaut mengalami kesulitan berdiri tegak setelah kembali dari luar angkasa?
Menurut Thomas Djamaluddin, seorang ahli astronomi dan astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ada beberapa faktor yang menyebabkan astronaut mengalami kesulitan tersebut setelah menjalani misi yang berlangsung lama di luar angkasa.
ujar Djamaluddin.
Salah satu penyebab utamanya adalah kelemahan otot. Pada misi-misi awal, seperti misi Apollo, astronaut sering mengalami masalah ini karena tidak ada latihan yang memadai untuk menjaga kekuatan otot mereka dalam kondisi mikrogravitasi.
Dalam kondisi tanpa bobot, otot-otot tidak mendapatkan stimulasi yang cukup, sehingga mengakibatkan penurunan kekuatan otot.
Djamaluddin menjelaskan bahwa astronaut generasi awal sering dipapah saat pulang dari luar angkasa karena mereka kehilangan banyak kekuatan otot.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan pemahaman tentang efek mikrogravitasi, astronaut kini melakukan latihan rutin selama misi mereka. Mereka menggunakan alat khusus untuk melatih otot-otot mereka, sehingga ketika kembali ke Bumi, mereka tidak mengalami penurunan kekuatan otot yang signifikan.
" Mereka tetap harus melakukan latihan-latihan, jadi kaki ini harus digerakkan dan ada alat supaya otot terus bergerak," imbuhnya.
Selain kelemahan otot, masalah lain yang dihadapi astronaut adalah terkait peredaran darah. Dalam kondisi tanpa gravitasi, jantung harus beradaptasi untuk mengatur tekanan darah dengan cara yang berbeda. Gravitasi berperan penting dalam sirkulasi darah. Tanpa adanya gaya gravitasi, sirkulasi darah dapat terganggu.
Meskipun demikian, Djamaluddin menyatakan bahwa saat ini sudah ada teknik-teknik yang dikembangkan untuk menjaga sirkulasi darah astronaut agar tetap normal, sehingga ketika mereka kembali ke Bumi, dampak pada sirkulasi darah dapat diminimalkan.
" Tetapi saya kira, sudah ada teknik-teknik yang dikembangkan sehingga sirkulasi darah bisa diupayakan normal. Jadi ketika kembali ke Bumi, tidak terlalu banyak perubahan aspek dalam sirkulasi darah," jelas ahli astronomi dan astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tersebut.
Penyebab lain yang dihadapi astronaut adalah pengeroposan tulang. Penelitian yang dilakukan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menunjukkan bahwa kepadatan tulang astronaut mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya beban yang diterima tulang dalam kondisi mikrogravitasi. Ketika astronaut kembali ke Bumi, tulang mereka mungkin tidak sekuat sebelumnya. Akibatnya mereka mengalami kesulitan saat berjalan.
Menjadi astronaut memang bukan hal yang mudah. Mereka harus menghadapi berbagai risiko kesehatan akibat kondisi mikrogravitasi yang dialami selama misi luar angkasa. Kelemahan otot, masalah peredaran darah, dan pengeroposan tulang adalah beberapa tantangan yang harus dihadapi setelah kembali ke Bumi. Beruntung, dengan adanya penelitian dan teknologi yang terus berkembang, astronaut kini dapat melakukan persiapan yang lebih baik untuk meminimalkan dampak negatif dari misi luar angkasa mereka.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR