Dream – Pahlawan Nasional Indonesia telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari bangsa penjajah. Para pahlawan nasional mengorbankan banyak hal untuk kepentingan kemerdekaan. Sebagai generasi penerus bangsa, sudah selayaknya kita mengetahui para pahlawan nasional yang berjuang memerdekakan Indonesia.
Untuk mengenang jasa para pahlawan nasional, setiap tanggal 10 November dijadikan sebagai Hari Pahlawan Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menghargai pengorbanan para pahlawan Indonesia yang gigih memperjuangkan kemerdekaan dari tangan penjajah.
Gelar Pahlawan Nasional merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan di Indonesia. Gelar ini diberikan secara anumerta oleh Pemerintah Indonesia sebagai pengakuan terhadap tindakan heroik yang dianggap sebagai perbuatan yang dapat dijadikan teladan dan menginspirasi seluruh masyarakat, atau sebagai jasa yang sangat besar terhadap kepentingan bangsa dan negara.
Mengenali nama-nama pahlawan nasional sangat penting bagi kita supaya jasa-jasa mereka tak terlupakan begitu saja. Sebagai penikmat kemerdekaan yang tidak ikut berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah, sudah seharusnya kita mengetahui nama-nama para pahlawan dan sejarahnya dalam memperjuangkan Indonesia.
Tak hanya namanya saja, mengetahui pahlawan nasional juga penting untuk meneladani semangat juang dalam mempertahankan Tanah Air serta sikap mereka yang penuh keberanian serta kebijaksanaan. Untuk memeringati hari pahlawan 10 November, yuk kita kenali deretan nama pahlawan nasional Indonesia berikut ini!
Ia adalah presiden pertama Republik Indonesia sekaligus penggagas konsep Pancasila sebagai dasar negara. Bung Karno uga merumuskan UUD 1945 dan dasar-dasar pemerintahan Indonesia termasuk perumusan naskah proklamasi kemerdekaan.
2. Mohammad Hatta
Sebagai wakil presiden pertama Republik Indonesia, Bung Hatta mendampingi Soekarno dalam menjalankan roda pemerintahan. Ia dikenal sebagai sosok yang pendiam namun berwawasan luas.
3. Raden Ajeng Kartini
RA Kartini adalah perempuan keturunan bangsawan (Putri Bupati Jepara) yang memperjuangkan hak-hak sekolah dan mencari ilmu bagi perempuan pribumi. Karena pada saat itu perempuan hanya boleh bersekolah hingga usia 12 tahun. Tiap anak perempuan harus dipingit dan tidak memiliki kebebasan untuk belajar dan menuntut ilmu. Inilah yang diperjuangkan oleh RA kartini yang jasa-jasanya kita rasakan hingga saat ini.
Pahlawan Nasional asal Bandung ini berjuang untuk kesetaraan gender bagi perempuan Indonesia yang pada saat itu masih dipandang sebelah mata. Dewi Sartika mendirikan sekolah khusus perempuan untuk meningkatkan keterampilan dan memperluas wawasan.
Pangeran Diponegoro merupakan pahlawan nasional yang gigih berjuang mengusir penjajahan Belanda. Ia adalah salah satu pahlawan yang secara tegas menentang dominasi Belanda di Indonesia.
Perempuan asal Aceh Barat ini mendapat julukan Srikandi-nya Indonesia. Cut Nyak Dien turut berjuang melawan penjajah Belanda bersama suaminya. Cut Nyak Dien memimpin perang gerilya di Aceh pada tahun 1873 hingga 1904. Namun akhirnya, Cut Nyak Dien tertangkap Belanda karena pengkhianatan dari salah satu pasukannya. Perjuangannya yang luar biasa patut dijadikan teladan bagi perempuan untuk terus vokal dalam mengisi kemerdekaan.
Dokter Cipto Mangunkusumo merupakan anak priyayi golongan rendah dalam struktur masyarakat Jawa pada masa itu. Ia sangat anti feodalisme dan sangat vokal menyindir pemerintah Belanda. Ia selalu dipindahtugaskan dan sangat dibenci orang-orang Belanda. Ia aktif menulis artikel di koran de Locomotief, sebuah koran bernuansa liberal yang bercorak etis yang terbit di Semarang.
Lahir 24 Januari 1916, Jenderal Sudirman dikenal sebagai pahlawan nasional yang tergabung dalam pasukan Pembela Tanah Air (PETA). Kisahnya yang paling terkenal ialah keikutsertaannya dalam perang gerilya yang terjadi periode Desember 1948 - Juli 1949. Ia sangat berjasa dalam masa revolusi dengan taktik perang gerilyanya yang berhasil mengusir pasukan Belanda pada agresi militer Belanda II.
Pahlawan Nasional Indonesia asal Maluku ini melakukan perlawanan keras terhadap VOC. Ia memimpin masyarakat Maluku untuk melawan dominasi Belanda di bumi timur.
Tak hanya sebagai pahlawan nasional Indonesia, Tuanku Imam Bonjol juga dikenal sebagai seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berasal dari Sumatera Barat. Ia menjadi pemimpin dalam peperangan melawan Belanda yang dikenal dengan Perang Padri. Perang ini terjadi sangat lama yaitu selama 35 tahun mulai 1803 sampai 1838. Namun akhirnya perang ini menuai kekalahan dan Tuanku Imam Bonjol menyerah pada Belanda.
Peringatan 10 November ditetapkan untuk memeringati perjuangan pemuda Surabaya dalam melawan pasukan Inggris dan Belanda yang ingin merebut kembali Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan. Sosok Bung Tomo tampil dalam perlawanan ini dengan mengobarkan semangat para pemuda di Surabaya.