Perjuangan Ibu 30 Tahun Keliling 60 Kota Mencari Anaknya yang Hilang, Saat Ditemukan Ternyata hanya Berjarak 10 Km

Perjuangan Ibu 30 Tahun Keliling 60 Kota Mencari Anaknya yang Hilang, Saat Ditemukan Ternyata hanya Berjarak 10 Km

© Perjuangan Ibu 30 Tahun Keliling 60 Kota Mencari Anaknya yang Hilang, Saat Ditemukan Ternyata Hanya Berjarak 10 Km 2024 dream.co.id

Dream - Chen Xiaorong, wanita asal Chongqing, Tiongkok, mengalami kejadian yang tak akan pernah ia lupakan pada 12 Oktober 1994. Putranya yang berusia tiga tahun tiba-tiba menghilang saat mereka sedang di jalan.

Saat itu, mereka sedang dalam perjalanan ke rumah orangtua Chen untuk menjual sayuran. Sejak hari itu, kontak dengan putranya terputus.

Seperti orangtua lainnya yang kehilangan anak, Chen segera melaporkan kejadian tersebut ke polisi dan mulai mencari anaknya.

Suaminya yang tinggal jauh di Shanxi, marah besar ketika mendengar kabar ini dan menuntut agar Chen menemukan anak mereka sebelum pulang.

Karena pernikahan mereka belum terdaftar secara resmi, hubungan mereka perlahan memburuk. Meninggalkan Chen sendirian dalam pencarian sang anak.

© Dream

Selama 30 tahun, Chen bertemu banyak orang yang mengalami nasib serupa. Setiap kali mendengar ada pelaku perdagangan manusia yang tertangkap atau ada yang berhasil menemukan orang hilang, Chen selalu datang dengan harapan.

Dia telah mengunjungi hampir seluruh provinsi dan kota di Tiongkok. Berdasarkan kasus yang sering dilaporkan di media, dia yakin putranya diculik dan dijual ke selatan.

Selama 10 tahun terakhir, Chen tinggal di Guangdong agar lebih mudah melanjutkan pencariannya. Kisah Chen bahkan pernah diliput media dengan judul seperti " Ibu terus mencari anaknya: Bepergian ke lebih dari 60 kota."

Pada Januari 2024, Chen kembali menjadi berita ketika seorang wanita di Chongqing mencari anaknya yang hilang selama 30 tahun.

Setelah bertahun-tahun melakukan pencarian yang melelahkan, kini Chen sudah berusia 55 tahun. Kebahagiaan akhirnya menghampirinya pada 11 Mei, ketika polisi menghubunginya dan mengabarkan bahwa putranya telah ditemukan. Dia menunggu dengan cemas kabar lebih lanjut dari polisi Guangzhou.

" Menunggu setelah menerima telepon itu sangatlah lama. Saya sangat senang menerima perhatian dan pertanyaan dari banyak orang tentang situasi anak saya," ujarnya dilansir dari eva,vn.

© Dream

Polisi Guangdong memastikan bahwa putranya, Yang Panpan, telah ditemukan. Setelah mencocokkan informasi DNA, mereka menghubungi Panpan dan mengatur pertemuan pada 16 Mei.

Sebelum dia masuk ke ruangan, ia yakin itu memang anaknya. Ia sangat yakin saat melihat bekas luka yang ada di leher anaknya.

" Sebelum kami masuk ke ruangan untuk bertemu, saya melihat seseorang di luar pintu dan tahu itu pasti anak saya, Yang Panpan. Rambutnya dipotong rapi, dan saya bisa melihat bekas luka di belakang lehernya," kenangnya.

Pada momen yang menentukan itu, Chen tidak bisa menahan emosinya. Dia akan bertemu putranya yang telah dirindukannya siang dan malam, tetapi juga khawatir ketidaksabarannya akan membuat anaknya takut. Kakinya terasa berat seperti batu, dan pikirannya kosong.

Yang Panpan, sejak kecil, tahu bahwa dia bukan anak kandung keluarga yang membesarkannya. Untungnya, polisi berhasil mempertemukan mereka kembali.

Ayah Panpan juga diberitahu bahwa putranya telah ditemukan. Dia menasihati Chen untuk tidak khawatir dan mendekati putranya perlahan-lahan serta menghormati perasaannya.

" Saya sudah mencarinya selama bertahun-tahun. Saya sudah tinggal di sini selama lebih dari 10 tahun, saya tidak menyangka putra saya akan datang ke sini beberapa tahun yang lalu. Jarak antara kami berdua ternyata sangat dekat, kurang dari 10 kilometer," ujarnya.


Laporan: Khaira Amaliya