Sergio Canavero
Dream - Kemajuan teknologi di bidang kedokteran semakin mengagumkan. Baru-baru ini, ilmuwan Italia, Sergio Canavero, mengumumkan keberhasilannya melakukan transplantasi kepala pada jenazah.
Melalui sebuah konferensi pers di Vienna, Austria, Canavero mengatakan timnya mampu memindahkan kepala satu jenazah dan memasangnya ke jenazah yang lain.
Tidak hanya menyambungnya begitu saja, Canavero dan timnya mampu menyatukan tulang belakang, saraf, dan pembuluh darah dua jenazah tersebut.
Laporan Newsweek, mengutip pernyataan Canavero dari The Telegraph, menyebutkan dokter ahli bedah saraf tersebut ingin melakukan transplantasi kepala terhadap orang hidup.
" Transplantasi manusia pertama pada jenazah sukses dilakukan. Transplantasi kepala secara utuh terhadap otak mati menjadi tahap berikutnya," kata Canavero.
" Dan transplantasi kepala adalah langkah terakhir untuk mengatasi kondisi medis yang mendesak," tambah dia.
Canavero mengklaim bahwa permintaan pasien yang rela menjadi relawan penerima transplantasi kepala untuk pertama kalinya sangat tinggi.
Canavero menjalankan operasi transplantasi kepala terhadap jenazah itu di China pada Desember tahun lalu.
Meski tidak menunjukkan bukti atas klaimnya di konferensi pers itu, Canavero berjanji akan menerbitkan jurnal ilmiah dengan segala prosedurnya secara terperinci dalam beberapa hari ke depan.
" Sudah terlalu lama alam mendikte kehidupan kita. Kita lahir, tumbuh, bertambah tua dan kemudian mati," kata dia.
Menurut dia, selama jutaan tahun manusia telah berevolusi. Selama itu pula 100 miliar manusia telah meninggal. " Itu adalah genosida dalam skala besar," ujar dia.
Dan kini, kata Canavero, manusia telah memasuki zaman berbeda. Manusia akan menentukan takdir sendiri.
" Temuan ini akan mengubah segalanya, dan mengubah Anda dalam segala tingkat kehidupan," sesumbar Canavero.
Selain berhasil menyambung kepala, Canavero mengatakan timnya juga mampu memangkas waktu yang diperlukan untuk operasi tersebut menjadi 18 jam saja.
" Setelah beberapa kali usaha gagal, transplantasi kepala penuh pertama kali telah terjadi di China, yang hanya membutuhkan waktu 18 jam," katanya.
Sebelumnya, pada tahun 2015, Canavero sempat mengutarakan bahwa waktu yang diperlukan sekitar 36 jam. Tapi di China prosedur operasinya berjalan dengan lebih baik dan berhasil.
" Langkah selanjutnya adalah transplantasi kepala penuh terhadap otak mati dan transplantasi kepala pertama terhadap manusia untuk alasan medis akan segera terjadi. Tanggalnya akan diumumkan oleh pemerintah China dalam beberapa hari ke depan," tambah Canavero.
Sejak mengumumkan rencananya, Canavero telah menuai banyak kritik. Kebanyakan ahli sepakat bahwa rencana Canavero itu tidak masuk akal.
Sebagian besar beralasan bahwa dengan teknologi saat ini, penyambungan sumsum tulang belakang tidak mungkin dilakukan.
Selain itu, prosedur penyambungan kepala ini dianggap tidak etis dan legalitas prosedur patut dipertanyakan. Kekhawatiran lainnya, bahwa operasi akan gagal dengan kepala yang tetap hidup.
Meskipun demikian, Canavero bergeming. Dia yakin meski prosedur operasi transplantasi kepala menguras waktu dan tenaga, namun bisa dilakukan.
" Meski lama dan melelahkan, tapi prosedur tersebut masih layak dilakukan. Satu hal yang pasti, penyambungan sumsum tulang belakang adalah kenyataan dan transplantasi kepala akan terjadi," pungkasnya.
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya