Jessica Kumala Wongso Saat Diperiksa Di Polda Metro Jaya (Dream)
Dream - Dokumen penting milik Kepolisian Federal Australia (AFP) tentang Jessica Kumala Wongso akhirnya terkuak. Dalam dokumen itu disebutkan, perempuan yang menjadi terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin ini memiliki masalah kesehatan mental yang serius.
Menteri Kehakiman Australia, Michael Keenan, menyetujui penyerahan dokumen itu kepada Kepolisian Indonesia. Dalam dokumen itu disebutkan secara rinci perilaku buruk dan tak menentu dari Jessica selama 12 bulan sebelum kematian Mirna di Kafe Olivier –yang diduga akibat racun sianida dalam kopinya.
Menurut laman ABC News, dokumen tersebut berisi laporan intelijen polisi Australia mengenai keterlibatan Jessica dalam beberapa peristiwa, termasuk empat kali percobaan bunuh diri yang menyebabkannya harus masuk ruang perawatan.
Dokumen itu juga menyebut Jessica pernah melakukan perilaku yang mengancam rekan kerjanya, mengalami kecelakaan akibat alkohol, dan menjadi korban tindak kekerasan yang dilakukan oleh mantan kekasihnya.
Selain itu, dokumen ini juga menyebut Jessica diduga pernah terlibat vandalisme, namun karena tidak cukupnya bukti, polisi tidak dapat menuntutnya.
Ada pula catatan yang menginformasikan pesan singkat (SMS) Jessica kepada teman dan rekan kerjanya. Dalam SMS itu Jessica mengirimkan pesan bernada mengkhawatirkan.
Jessica menyadari ulahnya di Negeri Kanguru. Sehingga, muncul ide untuk keluar dari Australia. Usaha 'melarikan diri' itu dia lakukan agar terhindar dari hukuman dan denda 15 ribu dolar Australia atau setara Rp150,2 juta.
" Aku bisa gunakan uang itu untuk liburan. Dan memiliki SIM baru di lokasi Ayahku memiliki kekuasaan daripada memberikan uang itu kepada polisi bodoh," kata Jessica.
Dia menambahkan, " Aku ditekan lagi dan aku ingin berontak."
Salinan email atau pesan elektronik Jessica kepada teman-teman terdekatnya tiga minggu usai peristiwa kematian Mirna juga ada dalam catatan tersebut.
Dalam email itu dia menulis, " Aku pergi ke luar negeri karena orang-orang terus menggangguku dan beberapa orang membuatku terus berada dalam kesulitan."
" Aku tak yakin apa yang telah kulakukan sehingga aku menerima semua ini," papar dia.
" Tetapi, (gangguan) itu tak berakhir di sana. Bahkan, ketika di luar negeri dan jauh dari semua orang, aku masih mengalami persoalan. Jadi sekali lagi. Aku kalah dalam pertempuran," tulis dia.
Soal dokumen ini, salah satu pengacara Jessica, Yudi Wibowo, pernah membantahnya. Yudi bahkan menantang penyidik Polda Metro Jaya membuktikan di pengadilan mengenai keabsahan catatan ini.
" Nggak ada, nggak benar itu. Kalau ada catatan kriminal buktikan di pengadilan," kata Yudi pada 21 Maret 2016.
Menurut Yudi, jika catatan kriminal Jessica itu sah, seharusnya kliennya itu tak boleh keluar dari Australia.
" Kalau kriminal itu pasti dicekal (dari Australia) ngga boleh keluar," ucap dia.
Advertisement
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!