Pesawat TNI AL Jatuh di Selat Madura

Reporter : Nabila Hanum
Rabu, 7 September 2022 14:50
Pesawat TNI AL Jatuh di Selat Madura
Belum diketahui kondisi awak pesawat tersebut.

Dream - Pesawat latih milik TNI Angkatan Laut jatuh di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) atau Selat Madura, Jawa Timur, Rabu 7 September 2022.

" Pesawat mengalami kecelakaan saat Konvoi KRI melaksanakan latihan Anti Serangan Udara (Air Defense Exercise), dalam hal ini Bonanza berperan sebagai penyerang," demikian keterangan Dinas Penerangan Koarmada II, Rabu 7 September 2022.

Menurut TNI AL, pihaknya masih belum mengetahui sebab jatuhnya pesawat jenis G-36 Bonanza T-2503 tersebut. Belum diketahui juga kondisi awak pesawat tersebut.

1 dari 5 halaman

Saat ini tim pencarian masih fokus mencari pesawat jatuh tersebut dengan mengerahkan 13 Kapal Republik Indonesia (KRI).

" TNI Angkatan Laut mengerahkan 13 KRI, 1 KAL,1 Tim Kopaska, dan 1 Tim Penyelam dan dipimpin langsung Pangkoarmada II dan Komandan Guspurla Koarmada II," ujarnya.

Sumber: liputan6.com

2 dari 5 halaman

Dulu Kuli Bangunan, Kini Waluyo Jadi Perwira TNI AL dan Menjabat Komandan KRI Bima Suci

Puspen TNI, Waluyo

Dream - Benarlah kata pepatah bahwa roda kehidupan selalu berputar. Kadang seseorang berada di bawah, namun tak jarang kemudian bertengger di atas.

Itulah yang dirasakan oleh Waluyo. Dulu dia sempat putus sekolah dan menjadi kuli bangunan, tapi kini menjadi orang berpangkat. Waluyo sekarang menjadi anggota TNI Angkatan Laut dengan pangkat Letnan Kolonel Laut.

Lewat video yang diunggah kanal YouTube Puspen TNI, Waluyo membeberkan kisah hidupnya yang penuh liku. Perjuangannya menjadi personel TNI AL tidaklah semudah bayangan orang.

3 dari 5 halaman

Saat lulus SMP, semua teman Waluyo melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA. Namun, Waluyo tak bisa mengikuti jejak teman-temannya kala itu.

" Sementara saya harus berhenti karena memang orangtua saya tidak mampu. Saya harus berjuang (sendiri) untuk bagaimana caranya saya ke sekolah," kata Waluyo.

Dia harus peras keringat banting tulang mencari uang. Setelah lulus SMP, dia menjadi kuli bangunan.

" Jadi setelah lulus SMP mau tidak mau saya ikut kakak saya membantu menjadi kulinya karena kakak saya tukang saya jadi kuli (juga) selama dua tahun," kata Waluyo.

4 dari 5 halaman

Setelah dua tahun menjadi kuli bangunan, Waluyo memutuskan mendaftar ke SMA impiannya. Uang hasil jerih payah sebagai kuli menjadi modal pendidikan tingkat atas tersebut.

" Jadi setelah dua tahun saya tabung hasil dari kerja itu kemudian saya mendaftar SMA sesuai keinginan saya," tutur dia.

Waluyo tertarik menjadi TNI karena saat duduk di bangku SMA mendapat kunjungan dari taruna Akademi Militer (Akmil). Saat itu dia tidak sengaja melihat beberapa temannya di SD dan SMP yang menjadi taruna.

" Ketika saya mendaftar modal saya hanya doa. Saya datangi seluruh keluarga saya kakek nenek saya datangi. Saya hanya minta doa restu untuk saya pengin mendaftar di taruna. Alhamdulillah saya lulus dan masuk di angkatan laut," ungkap Waluyo.

5 dari 5 halaman

Letkol Laut (P) Waluyo saat ini menjabat sebagai komandan KRI Bima Suci. Ia merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan 46 tahun 2000.

Sebelum bertugas di KRI Bima Suci, Waluyo pernah menjabat sebagai Komandan KRI Dewaruci dan pernah bertugas di berbagai jenis kapal perang TNI AL, antara lain kapal perang jenis Van Speijk, Korvet, dan Parchim di jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmada II.

Saat ini, Waluyo memimpin kapal latih kebanggaan bagi para taruna Akademi Angkatan Laut (AAL). Di atas KRI Bima Suci, para taruna dilatih mengarungi lautan, belajar pada ombak, angin, dan gelombang untuk menjadi pelaut yang tangguh. (Sumber: Merdeka.com)

Beri Komentar