Kisah Pendiri NU dan Muhammadiyah Diangkat ke Satu Layar

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 30 Juli 2019 18:00
Kisah Pendiri NU dan Muhammadiyah Diangkat ke Satu Layar
KH Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad Dahlan punya rekam jejak cemerlang dalam perjalanan sejarah Indonesia.

Dream - Kisah hidup pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim As'ari, dan pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, diangkat dalam satu layar. Dua ulama besar ini memang punya rekam jejak cemerlang dalam perjalanan sejarah Indonesia.

" Film ini berisi perjuangan kedua ulama dalam menyebarkan agama Islam, dalam mendirkan lembaga pendidikan, kemudian dalam mendirikan organisasi Muhammadiyah dan NU. Intinya itu," ujar Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid, dikutip dari NU Online, Selasa 30 Juli 2019.

Film ini digarap atas kerja sama Pondok Pesantren Tebuireng dengan Lembaga Seni, Budaya, dan Olahraga, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Film ini nantinya dirilis dengan judulJejak Langkah 2 Ulama. Saat ini, kedua belah pihak masih mencari lokasi syuting yang cocok.

Gus Sholah menambahkan, proses casting pemain juga sedang berjalan. Proses syuting akan berlangsung bulan depan. " Insyaallah minggu ke tiga Agustus mulai syuting," kata Gus Sholah.

1 dari 5 halaman

Libatkan Dzuriyyat Kiai Hasyim Asy'ari

Adik Presiden ke empat, Abdurrahman Wahid, ini mengatakan, dua dzurriyah (keturunan) KH Hasyim Asy'ari ikut berperan dalam film ini. Mereka akan memerankan KH Hasyim dan Kiai Soleh Darat Semarang, guru Kiai Hasyim dan Kiai Dahlan.

" Yang menjadi pemain sebagai Mbah Hasyim itu namanya Riza, putranya Pak Yusuf Hasyim, yang satu lagi namanya Fahmi Amrullah cucunya Mbah Hasyim juga yang memerankan Kiai Soleh Darat," kata ulama yang juga cucu Kiai Hasyim ini.

2 dari 5 halaman

Tidak Diputar di Bioskop

Nantinya, film ini akan diputar di seluruh lembaga pendidikan dan pesantren, juga dalam keorganisasian NU serta Muhammadiyah hingga tingkat bawah. Film ini tidak akan diputar di bioskop.

Ada pertimbangan tersendiri mengapa film ini tidak tayang di bioskop. Menurut Gus Sholah, pemutaran di bioskop butuh biaya besar dan tidak bisa menyentuh masyarakat hingga kelas bawah sehingga pesan yang terkandung tidak tersampaikan.

" Karena bioskop mahal biayanya. Bioskop kan hanya di kota-kota besar, di kota-kota kecil enggak ada. (Jadi film) Itu hanya bisa dijangkau melalui jangkauan Muhammadiyah dan pesantren. Kita ingin menyampaikan informasi ini kepada masyarakat sampai ke bawah," ucap Gus Sholah.

Dia berharap, tim dapat menghasilkan film yang baik. Film yang menggambarkan perjuangan dua tokoh ini dengan baik dan tepat, sehingga bisa menjadi bahan pelajaran bagi banyak orang.

" Kita (masyarakat) bisa belajar banyak dari tokoh-tokoh itu dalam menyebarkan agama, dalam menggerakan masyarakat di dalam berdakwah. Itu menjadi sesuatu yang perlu disampaikan kepada masyarakat. Islam Indonesia ya Muhammadiyah dan NU ditambah ormas-ormas yang lain," kata dia.

3 dari 5 halaman

Doa Ulama PBNU untuk Deddy Corbuzier yang Jadi Mualaf

Dream - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersyukur atas telah mualafnya presenter Deddy Corbuzier. Ini merupakan kabar penuh kegembiraan bagi seluruh umat Islam.

" Alhamdulillah, kami menyambut gembira mendengar Deddy Corbuzier masuk Islam. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memperkuat keimanan Deddy sehingga dapat memberikan kemaslahatan untuk kemanusiaan dan menebarkan rahmat bagi alam semesta," ujar Ketua PBNU, Robikin Emhas, dikutip dari NU Online.

Robikin mengatakan Islam sangat mencintai perdamaian dan sangat menolak kekerasan, radikalisme maupun terorisme. Islam disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW untuk menyempurnakan akhlak.

" Islam itu cinta damai dan anti kekerasan. Jadi, orang bergama harus membangun kehidupan sosial yang harmonis," kata Robikin.

Menurut Robikin, NU memiliki hubungan persaudaraan dengan Deddy sebagai sesama manusia (ukhuwah basyariah) dan sebagai sesama warga bangsa (ukhuwah wathaniyah. Persaudaraan itu semakin lengkap setelah Deddy mengucapkan dua kalimat syahadat (ukhuwah Islamiyah).

Deddy telah menjadi mualaf. Dia mengucapkan dua kalimat syahadat di bawah bimbingan Gus Miftah yang merupakan sahabat dekatnya.

4 dari 5 halaman

Utusan PBNU Bertemu Grand Syeikh Al Azhar

Dream - Rombongan utusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam akademi Tadribut Du'at wal Aimmah (Pelatihan Da'i dan Imam) di Universitas Al Azhar Asy Syarif, bersama para peserta lainnya berkesempatan bertemu berbincang dengan Grand Syeikh Al Azhar, Syeikh Dr Muhammad At Tayyep.

Rombongan diterima Syeikh At Tayyep di kantornya di Masyikhah, Kairo, Mesir pada Kamis, 27 Juni 2019.

Pimpinan rombongan Indonesia yang juga Wakil Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LDNU), KH Muhammad Nur Hayid atau Gus Hayid mengatakan, pertemuan berlangsung begitu hangat.

Syeikh At Tayyep menyambut para peserta dengan penuh kasih sayang. Dalam pertemuan itu, terjadi dialog yang begitu intensif mengenai Islam.

" Salah satunya dialog tentang bagaimana membangun Islam washatiyah dan Islam yang diajarkan Rasulullah," ujar Gus Hayid. 

Syeikh At Tayyep kemudian menyampaikan harapan kepada para peserta, agar menyebarkan risalah Islam sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW ketika kembali ke Tanah Air.

" Dan selalu menebarkan rahmat dan kasih sayang," kata Syeikh At Tayyep seperti ditirukan Gus Hayid.

5 dari 5 halaman

Kerja Sama Penguatan SDM

Usai pertemuan itu, kata Gus Hayid, Syeikh Tayyep mengajak perwakilan peserta untuk berdialog secara intensif.

Gus Hayid selaku kepala rombongan bersama Ustaz Mulyadi, pengasuh salah satu pesantren di Bekasi menjadi perwakilan rombongan dari Indonesia dalam dialog itu.

Dalam dialog, Gus Hayid mengajukan usulan kepada Syeikh At Tayyep untuk meningkatkan dan mempererat kerja sama antara Universitas Al Azhar Asy Syarif dengan PBNU.

Grand Syeikh Al Azhar

" Terutama di bidang penguatan SDM dalam wakwah Islam washatiyah atau Islam rahmatan lil 'alamin," kata dia.

Beri Komentar