Potret Miris UNBK 2017, Kepsek Utang Sampai Komputer Dicuri

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 5 April 2017 16:02
Potret Miris UNBK 2017, Kepsek Utang Sampai Komputer Dicuri
Sekjen FSGI Retno Listyarti mengatakan ada sejumlah persoalan yang muncul selama pelaksanaan UNBK 2017, salah satunya disebabkan BOS yang belum cair.

Dream - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menerima sejumlah keluhan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2017 tingkat sekolah menengah atas. Laporan-laporan itu diterima melalui laman FSGI, inbox Facebook FSGI, WhatsApp, dan email, selama tiga hari, sejak FSGI membuka posko pengaduan 3 April lalu.

Sekjen FSGI, Retno Listyarti, mengatakan sejumlah sekolah menghadapi kendala dalam menyediakan fasilitas UNBK. Salah satunya akibat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang belum cair saat pelaksanaan ujian.

" Kepala sekolah cari utangan, ke sana kemari karena ketiadaan biaya penyelenggaraan akibat dana BOS yang belum cair atau diterima sekolah," ujar Retno melalui keterangan tertulis diterima Dream, Rabu 5 April 2017.

Menurut Retno, kasus ini terjadi di Tasikmalaya dan Garut, Jawa Barat. Padahal, pihak sekolah harus membayar mahal biaya server dan pengadaan jaringan bandwith memadai. Selain itu juga harus menyediakan laptop agar memenuhi ketentuan 1 : 3.

" Dana sekolah yang terbatas lebih diperparah dengan dana BOS belum cair atau diterima sekolah, sehingga banyak kepala sekolah terpaksa mencari utangan," tutur Retno.

Kesulitan menyediakan fasilitas yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menjadi masalah tersendiri.

Beberapa sekolah di Jakarta, Mataram, Bima, Tangerang, Pandeglang, Jambi, Bengkulu, Kota Medan, Batam, Tasikmalaya, Garut Bogor, dan Indramayu sampai meminjam laptop siswa dan wali murid demi pelaksanaan UNBK.

" Sekolah harus bekerja keras mencari pinjaman laptop kepada orangtua peserta didik dan para guru, bahkan yang dipinjam bisa mencapai puluhan laptop," kata Retno.

Yang lebih memprihatinkan, kasus pencurian komputer, seperti yang terjadi di SMKN 4 Kabupaten Tangerang. Sekolah ini kehilangan 20 unit komputer yang sedianya akan digunakan untuk UNBK.

Padahal, tambah Retno, jika tidak dicuri, sekolah ini masih membutuhkan 16 unit komputer. Alhasil, SMKN 4 Kabupaten Tangerang membutuhkan 36 unit komputer lagi agar para siswanya dapat menjalankan UNBK.

" Untungnya, masalah ini terselesaikan karena sekolah dipinjamkan laptop oleh para siswanya," kata Retno.

Dia menambahkan, beberapa persoalan tersebut hanya sebagian masalah yang terjadi dalam pelaksanaan UNBK 2017. Retno mengatakan pelbagai persoalan ini muncul akibat pemerintah tidak membuat protokol yang mudah dipahami.

Beri Komentar