Kisah Abdul Sukarela Makamkan Jenazah Covid-19

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 30 April 2020 12:03
Kisah Abdul Sukarela Makamkan Jenazah Covid-19
Orang di luar sana menjauh dan menolak untuk mengubur korban covid-19, Abdul Malabari memilih untuk mengorbankan diri agar jenazah-jenazah tersebut tenang.

Dream - Sudah lebih dari tiga dekade, Abdul Malabari bekerja sebagai pengurus jenazah yang tidak memiliki sanak-saudara.

Tetapi, dia tidak pernah berpikir harus mengubur jenazah yang keluarganya ingin mengucapkan selamat tinggal namun tidak bisa lantaran terpapar Covid-19.

" Pekerjaan saya tidak memiliki jam kerja. Ketika mendapat telepon, kami langsung berangkat dan membawa peralatan kami," jelas pengurus makam berusia 51 tahun tersebut.

Malabari juga membagikan cerita bagaimana pemerintah kerap kali menelepon untuk meminta menguburkan jenazah yang meninggal akibat Covid-19.

Para pejabat di Surat, Gujarat, India Barat selalu memanggil Malabri setiap kali ada seseorang yang meninggal akibat Covid-19.

Sejauh ini, di Surat telah mencatat 19 kematian dan 244 kasus positif corona. Sedangkan di Gujarat sendiri terdapat 3.548 kasus positif corona covid-19.

" Dalam masa-masa sulit seperti ini, Abdul telah sangat membantu," kata Wakil Komisaris Surat, Ashish Naik.

1 dari 6 halaman

Profesi Mengubur Jenazah

Malabari mengaku mengubur jenazah merupakan pekerjaannya. Dia paham betul tentang risiko yang tengah dihadapinya.

Tim Malabari sementara waktu harus tinggal di Kantor Badan Amal Surat, untuk mencegah adanya penularan infeksi Covid-19 ke keluarga mereka.

Sementara orang di luar sana menjauh dan menolak untuk mengubur korban covid-19, Malabari memilih untuk mengorbankan diri agar jenazah-jenazah tersebut tenang.

Perilaku mulia ini bukanlah yang pertama kali Malabari lakukan. Terlihat dari bagaimana dia secara rela mengubur jenazah-jenazah yang tak memiliki sanak-saudara.

Bagi Malabari, membantu sesama merupakan bentuk welas asihnya dalam kondisi pandemi seperti sekarang. Meski tidak bisa berkontribusi banyak, setidaknya ia berusaha membantu.

Sumber: BBC

2 dari 6 halaman

Ungkapan Bangga Anak untuk Ayah, Petugas Kebersihan Buta Huruf

Dream - Selama ini banyak yang memuji dokter dan perawat sebagai pekerja penting. Apalagi di tengah merebaknya wabah virus corona Covid-19.

Tapi bagi pria Singapura ini pekerja penting tidak hanya dokter dan perawat. Petugas kebersihan juga merupakan pekerja penting.

Baru-baru ini, Syazwan Majid mengungkapkan rasa terima kasih kepada petugas kebersihan yang telah bekerja keras agar jalan dan taman tetap bersih.

Postingan berisi ucapan terima kasih yang lain daripada yang lain di tengah pandemi Covid-19 ini mendapat pujian dari netizen.

3 dari 6 halaman

Petugas Kebersihan Juga Pekerja Penting

Majid memulai postingan viral itu dengan mengatakan bahwa ayahnya adalah pekerja penting, tetapi bukan sebagai dokter atau perawat.

Ayahnya adalah petugas kebersihan, yang tidak bisa membaca atau menulis. Tetapi ayahnya adalah pekerja keras yang menjaga kebersihan jalan dan taman Singapura selama 40 tahun terakhir.

Ayahnya, bersama dengan driver ojek online, operator transportasi umum dan karyawan swalayan, memainkan peran penting dalam menjaga negara terus bergerak.

Mereka semua terus beraktivitas di luar sana, sehingga memiliki potensi untuk tertular virus corona. Karena itu, Majid cukup khawatir karena ayahnya adalah orangtua yang rentan terhadap Covid-19.

4 dari 6 halaman

Terharu Keuletan Ayah

Pada hari keempat Ramadhan, Majid mengambil foto ayahnya yang harus berangkat kerja pagi-pagi sekali setelah Sahur.

Tidak ada yang lebih indah daripada memandang ayahnya melangkah keluar rumah untuk menunaikan tugas menjaga kebersihan kota Singapura.

" Saya merasa terharu melihat betapa luar biasanya ayah saya, dan betapa bangga dan beruntungnya saya menjadi anaknya - tidak peduli apa yang orang lihat tentang dia," tulis Majid.

5 dari 6 halaman

Sering Diejek karena Pekerjaan Ayah

Majid bercerita bahwa dulu dia sering diolok-olok karena pekerjaan ayahnya sebagai petugas kebersihan.

Sekarang dia ingin orang-orang tahu, petugas kebersihan sama pentingnya dalam berkontribusi pada perekonomian negara. Semuanya bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka.

" Ayah saya melakukan pekerjaan yang mulia, sangat dihormati dan bermartabat; bahkan jika sebagian masyarakat berpikir sebaliknya - itu tidak masalah," kata Majid.

6 dari 6 halaman

Bangga Pekerjaan Ayah

" Sekarang saya merasa bangga terhadap apa yang dikerjakan ayah untuk membesarkan keluarganya dan semua itu tidak berubah selama ini," katanya.

Pekerja seperti petugas kebersihan memang sering dianggap rendah. Padahal, seperti halnya dokter dan perawat, petugas kebersihan juga dibutuhkan.

Sumber: World of Buzz

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More