Presiden Joko Widodo Dan Prabowo Subianto (Foto: KLY)
Dream - Komisi Pemilihan Umum (KPU) terus menggelar penghitungan suara. Suara dari 623.651 tempat pemungutan suara (TPS), atau 76,67 persen, telah masuk sejak Sabtu, 11 Mei 2019 pukul 09.45 WIB.
Dari hasil tersebut, pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, masih unggul. Jokowi-Ma'ruf mendapatkan suara sebanyak 66.103.504. Suara tersebut setara dengan 56,30 persen total suara sah yang masuk.
Sementara itu, perolehan, pasangan capres dan cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno masih berada di belakang Jokowi-Ma'ruf.
Prabowo-Sandi meraih suara sebesar 51.318.782 atau 43,70 persen.
Data KPU terbaru
Data KPU terbaru
Dari data terbaru yang masuk ini, tiga provinsi telah menyelesaikan proses hitung suara. Provinsi yang sudah menuntaskan proses hitung suara yaitu,Bengkulu, Bali, dan Gorontalo.
Di Bengkulu, suara Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi, berbeda tipis. Jokowi mendapat suara sebesar 582.628 dan Prabowo mendapatkan 582.436 suara.
Di Gorontalo, suara Jokowi unggul tipis. Jokowi mendapatkan suara sebesar 369.277 suara dan Prabowo mendapatkan 344.653 suara.
Keunggulan mutlak Jokowi atas Prabowo terjadi di Pulau Dewata. Di provinsi Bali, Jokowi unggul telak hingga 2.342.435 suara. Suara Prabowo hanya 212.577 suara.
Dream - Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, mendesak aparat melakukan visum terhadap petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal. Upaya itu untuk mencari penyebab meninggalnya sejumlah petugas KPPS.
" Perlu ada kami rasa suatu visum dan pemeriksaan medis ke petugas yang meninggal," ucap Prabowo, dikutip dari Liputan6.com, Kamis 9 Mei 2019.
Menurut Prabowo, kasus meninggalnya ratusan petugas KPPS baru terjadi kali ini. Dia berharap masalah ini diusut polisi.
" Ini belum pernah terjadi di sejarah Pemilu RI, kami mohon pihak berwajib untuk selesaikan dan usut hal ini," kata dia.
Prabowo turut menyampaikan keprihatinan atas meninggalnya petugas KPPS saat pemilu 2019.
" Atas nama seluruh BPN koalisi adil makmur kami ingin ucapkan belasungkawa yang besar atas meninggalnya yang dilaporkan lebih dari 500 petugas pemilu dari berbagai tingkatan," kata dia.
Kementerian Kesehatan telah mengungkap data penyebab kematian petugas KPPS itu. Menteri Kesehatan, Nina Moeloek, mengutip data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, mengatakan, banyak petugas KPPS meninggal karena penyakit yang sudah diidap sebelumnya.
" Memang tidak ada pemeriksaan kesehatan sebelumnya. Contoh mereka ternyata punya penyakit sebelumnya, namun melihat ternyata orang Indonesia 34 persen hipertensi dan 70 persen tidak mengetahui mereka punya hipertensi. Dari 34 persen ini, hanya 1 persen minum obat. Jadi kita punya potensi kemudian strok," kata Nila.
Nila tak memungkiri adanya faktor kelelahan yang memicu munculnya penyakit itu. " Mungkin sudah punya risiko, tapi betul ditambah pekerjaan lebih berat," kata dia.
Sebanyak 18 petugas pemilu di DKI Jakarta dilaporkan meninggal dunia. Rata-rata yang meninggal berusia di atas 50 tahun.
Dream - Kisah tentang pengemis tajir yang ketahuan naik mobil mewah tak hanya terjadi di negara Timur Tengah atau China. Di Jakarta, kisah itu juga terjadi. Fenomena itu bahkan disaksikan langsung Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.
Dalam pengakuannya, Sandiaga mengaku pernah membuntuti seorang pengemis di dekat rumahnya. Dia memergoki seorang pengemis berwajah agak kumel sedang meminta-minta ke warga yang melintasi.
" Deket rumah saya. Coba, deh, nanti ada tuh, peminta-minta pakaian agak kumel sedikit, tapi mukanya enggak kayak orang peminta," kata Sandiaga di Balai Kota Jakarta dikutip dari laman Liputan6.com.
Penasaran dengan perawakan pengemis itu, Sandiaga mencoba membuntutinya. Hingga si pria berpura-pura miskin itu sampai di sebuah pojokan daerah itu.
Di tempat itu, lanjut Sandiaga, tiba-tiba sebuah sebuah mobil mewah mendekatinya. " Ternyata di pojokan naik mobil Toyota Fortuner," ujar dia.
Menurut dia, pengemis yang menyamar seperti yang ditemuinya tidak layak mendapat sedekah. Dari pandangannya, pria itu termasuk orang mampu dan tidak layak mendapatkan infak dan sedekah.
Lebih jauh Sandi mengatakan para manusia gerobak dan pengemis di Jakarta yang biasanya muncul menjelang akhir puasa akan ditampung Dinas Sosial. Dia mengimbau masyarakat tidak memberikan zakat pada pengemis terutama manusia gerobak.
Dia khawatir jika para pengemis itu mendapat zakat langsung dari masyarakat, akan semakin banyak orang yang datang mengemis ke Jakarta.
" Nanti insyallah bisa disalurkan dan meningkatkan taraf hidup, membuka lapangan kerja dan memastikan tidak ada migrasi besar manusia gerobak atau peminta-minta musiman, karena secara tradisi kota suka bagi-bagi uang," dia menandaskan.
(Sah, Sumber: Liputan6.com/Delvira Chaerani Hutabarat)
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik