Dream - Proses pembuatan film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso rupanya menemui kendala. Tim produksi film yang tayang di Netflix tersebut tidak bisa mewawancarai Jessica Wongso yang mendekam di Lapas Wanita Kelas IIA Pondok Bambu.
Dalam film berdurasi satu jam 26 menit itu sebenarnya tim produksi telah tersambung dengan Jessica Wongso melalui panggilan video. Namun di tengah wawancara dengan terpidana kasus kematian Wayan Mirna Salihin itu, petugas menghentikannya. Panggilan video itu diputus.
Setelah itu, tim produksi film yang disutradarai oleh Rob Sixmith ini tak bisa melakukan wawancara dengan wanita yang divonis 20 tahun penjara tersebut. Meski demikian, selain wawancara lewat sambungan video, dalam film ini diperdengarkan panggilan telepon yang diklaim antara produser film dengan Jessica.
Dalam percakapan itu, Jessica mengatakan bahwa sangat mustahil mendapatkan akses untuk membuat film tentang dirinya. Menurut dia, akses wawancara tidak akan diberikan.
demikian suara yang diklaim sebagai Jessica Wongso.
Menjawab Jessica, sang produser film mengaku marah karena tak diberi akses. Dia merasa ada perlakuan berbeda dengan para terpidana lainnya.
" Jujur kami agak marah. Sebab mereka mengizinkan orang untuk mewawancarai teroris, perampok bank, pembunuh," kata sang produser.
Jessica mengaku bingung dengan kondisi tersebut. Apalagi, dia merasa bukan siapa-siapa, sehingga tidak semestinya dilarang untuk melayani wawancara.
kata Jessica.
Sang produser pun berjanji akan melakukan koordinasi dengan pihak lapas agar bisa melakukan wawancara dengan Jessica.
" Ya, kami tentunya ingin terus berusaha mengoordinasikan ini," kata produser.
Namun nyatanya, dalam film yang tayang di Netflix pada Kamis 28 September 2023 itu, tak ada wawancara lain dengan Jessica Wongso, selain sambungan video dan panggilan telepon ini.
Karena tidak ada wawancara dengan Jessica, dalam film itu dibacakan buku hariannya. Dalam catatan harian itu, Jessica yang dituduh meracun Mirna dengan sianida mengingat kembali peristiwa yang terjadi pada 6 Januari 2016.
Pada sore itu, Jessica Wongso memang datang lebih dulu di Kafe Olivier, Grand Indonesia. Dia datang seorang diri dengan menenteng beberapa tas kertas karena teman-temannya datang telat.
Dalam rekaman yang diputar di persidangan memang terlihat Mirna datang bersama salah satu teman mereka, Hani. " Aku tak menyangka mereka akan tiba 40 menit kemudian," lanjut buku harian itu.
Jessica kemudian memesan minuman, termasuk es kopi vietnam yang diminum oleh Wayan Mirna Salihin, seblum tewas. Dalam persidangan memang tidak terlihat Jessica mencampur minuman itu dengan sianida, zat yang diyakini menjadi penyebab kematian Mirna.
Namun, dalam rekaman CCTV tidak terlihat pula orang lain yang dekat dengan minuman di atas meja. hanya Jessica yang berada di meja tersebut. Dia dicurigai, apalagi menaruh tas kertas yang menghalangi gelas-gelas di atas meja dari sorotan kamera CCTV.
tulis Jessica pada buku harian tersebut.
Dalam catatan itu pula Jessica menuliskan bahwa rekamannya keluar masuk diputar berulang-ulang. Namun, tulis dia, rekaman polisi keluar masuk kafe itu dengan barang bukti justru terhapus secara permanen.
" Apakah kini giliranku untuk curiga?" tanya Jessica dalam buku hariannya.
Jessica mengaku kala itu sadar betul bahwa situasinya tidak terkendali. Apalagi namanya dimuat di dalam berita berbagai televisi.
" Media mulai mengintai rumah kami. Kami harus sembunyi-sembunyi untuk masuk ke rumah kami sendiri. Beberapa hari kemudian, aku ditangkap," tulis dia.
Sejak itulah dia harus mendekam di balik jeruji besi.
Kasus kematian Mirna benar-benar membuatnya terpuku;. Dia bahkan bertanya-tanya apakah jika bertemu orang baru dirinya akan tetap dianggap sebagai pembunuh.
" Sejujurnya aku bertanya-tanya apakah mereka percaya aku membunuh Mirna atau tidak," tulis Jessica.
Karena kasus ini, Jessica divonis 20 tahun penjara karena dinyatakan terbukti bersalah membunuh Mirna dengan mencampurkan racun sianida ke dalam minuman es kopi vietnam yang dia pesan.
Segala upaya banding dan kasasi telah ditempuh, namun semua gagal. Saat diwawancara secara online dari luar penjara, dia mengaku masih bingung dengan kasus yang menjeratnya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR