Ilustrasi
Dream - Tim Medis Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso mendapat temuan gejala Hiperkoagulopati atau pembekuan darah pada beberapa kasus terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron. Gejala ini ditemukan pada pasien tanpa gejala.
" Ada beberapa kasus confirm yang memiliki komorbid dan juga memiliki tanda mulai muncul hiperkoagulasi meskipun pasien ini merasa tanpa gejala," ujar Ketua Pokja Pinere RSPI Sulianti Saroso, Pompini Agustina Sitompul dalam webinar disiarkan kanal RSPI Sulianti Saroso.
Pompini menyatakan kondisi ini perlu diwaspadai mengingat dampak yang bisa timbul akibat Hiperkoagulopati. Gejala ini bisa mempengaruhi kinerja paru, ginjal, dan jantung.
" Itu yang harus kita waspadai," kata dia.
Atas temuan ini, pihaknya melakukan pengkajian untuk memastikan penyebab gejala pembekuan darah tersebut. Tentunya dengan menerapkan standar pemeriksaan yang sudah ditetapkan.
" Apakah ini terjadi akibat komorbid atau yang lain, itu sedang kita pelajari," kata dia.
Saat ini, Pompini mengungkapkan ada 68 kasus varian Omicron yang menjalani isolasi di RSPI Sulianti Saroso. Mayoritas adalah pasien yang baru pulang dari luar negeri dan hanya satu kasus transmisi lokal.
Secara umum, kata dia, sebagian pasien yang terkena varian Omicron mengalami gejala sakit ringan. Gejala yang muncul tidak jauh berbeda dengan Covid-19 varian lain seperti anosmia, hidung tersumbat, dan batuk.
" Sampai saat ini yang belum ditemukan adalah gambaran pneumonia, mudah-mudahan tidak sampai sana," ucap dia.
Dream - Kementerian Kesehatan mengumumkan telah ditemukan kasus transmisi lokal Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Sehingga total kasus Omicron hingga Selasa, 28 Desember 2021 menjadi 47 kasus.
" Kami sampaikan adanya satu kasus transmisi lokal Omicron di Indonesia," ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pers disiarkan kanal Kementerian Kesehatan.
Kasus terbaru, kata Nadia, menyerang pasien laki-laki usia 37 tahun. Kasus ini tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri dalam beberapa bulan terakhir.
" Ataupun kontak dengan pelaku perjalanan luar negeri (tidak ada)," ucap Nadia.
Menurut Nadia, pasien yang bersangkutan bersama istri tinggal di Medan dan sebulan sekali datang ke Jakarta. Kedatangan terakhir tercatat pada 6 Desember 2021 dan pada 17 Desember 2021 sempat berkunjung ke salah satu restoran di bilangan SCBD.
" Pada tanggal 19 Desember melakukan tes antigen dan dinyatakan positif dikarenakan yang bersangkutan berencana kembali ke Medan," ucap Nadia.
Sehari setelah tes Antigen, terang Nadia, dilakukan tes PCR kepada yang bersangkutan. Kemudian, pada 26 Desember 2021 didapat hasil konfirmasi positif varian Omicron dari Laboratorium GSI.
" Sebagai tindak lanjut, yang bersangkutan sedang dalam proses evakuasi untuk melakukan isolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso," kata dia.
Atas temuan ini, Kemenkes bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan tracing di sejumlah lokasi yang sempat didatangi kasus ini. Mulai dari SCBD, tempat tinggal kasus di Medan, serta sejumlah petugas kesehatan yang sempat berinteraksi.
" Pemerintah tentunya selalu melakukan pemantauan risiko penularan varian ini," ucap dia.
Dream - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Pemerintah lebih memperketat lagi aturan karantina. Terlebih mengenai ketentuan dispensasi.
Luhut mengungkapkan ditemukan kasus Omicron yang ternyata lolos dari pantauan. Ini akibat kasus tersebut mendapat dispensasi karantina.
" Kemarin ada yang lolos, pergi dengan keluarganya dan ini kita harapkan tidak terjadi lagi," ujar Luhut, disiarkan Sekretariat Presiden.
Luhut mengungkapkan kasus Omicron sempat bisa dikendalikan setelah diterapkan lockdown di Wisma Atlet. Tetapi, upaya tersebut ternyata tetap jebol lantaran ada kasus yang mendapat dispensasi karantina.
" Jadi kita lihat sekarang begitu kita simpan di lockdown di Wisma Atlet tidak berkembang, tapi kita tidak tahu yang lolos dari daerah lain yang masuk dari sini," kata dia.
Atas temuan ini, mekanisme pemberian dispensasi harus dilakukan. Langkah ini, kata Luhut, dijalankan agar tidak terjadi lagi kasus Omicron yang lolos dari pengendalian sehingga bisa masuk ke Indonesia.
" Jadi tidak ada permintaan dispensasi dengan alsan kuat, dispensasi itu dapat diberikan, misalnya dokter kesehatan ada hal-hal urgen lain, tapi itu ada prosedur," ucap dia.
Selanjutnya, Luhut mengatakan kasus Omicron yang muncul di Indonesia saat ini mencapai 46 kasus. Kebanyakan merupakan pelaku perjalanan luar negeri dan sebagian adalah tenaga di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran.
" Hingga saat ini kasus konfirmasi Omicron di Indonesia telah mencapai 46 kasus dan hampir seluruhnya adalah pelaku perjalanan luar negeri yang berasal dari berbagai negara, sisanya adalah petugas di Wisma Atlet," ucap dia.
Dia pun meminta masyarakat untuk menahan diri dengan tidak bepergian ke luar negeri untuk sementara waktu. Jika ingin berlibur, Luhut menyarankan lebih baik di dalam negeri.
" Pemerintah kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri jika bukan untuk sesuatu yang benar-benar urgen," kata dia.
Lebih lanjut, Luhut menjelaskan ada beberapa kelebihan berlibur di dalam negeri. Salah satunya bebas dari ancaman penularan Omicron karena varian itu lebih banyak muncul di luar negeri.
" Tempat wisata domestik tidak kalah cantik dengan tempat wisata di luar negeri, liburan di dalam negeri juga akan membantu mengakselerasi pemulihan ekonomi domestik," kata Luhut.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu