Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo (Liputan6.com)
Dream - Ruang ICU di sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta mengalami kelebihan kapasitas. Akibatnya, rumah sakit yang bersangkutan tidak bisa lagi menampung pasien Covid-19.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo. Menurut dia, kondisi ini bisa terjadi akibat tidak dimaksimalkannya penggunaan tempat tidur.
" Ada 20 RS Covid Jakarta yang jumlah okupansi rate-nya mencapai 100 persen. Karena rata-rata ruang ICU yang penuh itu hanya diisi oleh 8 bed. (Padahal) bed untuk ICU di atas 10," ujar Doni, dikutip dari Liputan6.com.
Menurut Doni, ada 47 RS rujukan Covid-19 di Jakarta mengisi ruang ICU dengan 10 tempat tidur. Sedangkan 20 RS dengan ruang ICU penuh hanya memiliki satu hingga dua tempat tidur saja, padahal bisa diisi delapan tempat tidur.
" Jadi kami sudah berikan dokumen dari Kemkes kepada tim komunikasi publik dari Satgas," kata Doni.
Doni melanjutkan, perlu ada penyikapan terkait semakin terbatasnya jumlah ICU. Ini guna mencegah agar prediksi 17 September seluruh ICU penuh tidak terjadi.
" Pak Menkes dan jajaran TNI-Polri telah melakukan berbagai langkah. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI, termasuk didukung oleh seluruh pimpinan RS Covid di Jakarta," ucap dia.
Selanjutnya, Doni mengatakan saat ini RS Darurat Wisma Atlet masih mampu menampung pasien Covid-19. Ada dua tower yang bisa dimanfaatkan, dengan tempat tidur yang belum terisi.
" Khusus tower 6 dan 7 itu masih sangat luas, atau masih banyak bed yang kosong," kata dia.
Rinciannya, Wisma Atlet memiliki 3.000 tempat tidur. Sedangkan saat ini baru terisi 1.600 tempat tidur.
Selain di dua tower tersebut, tower 4 dan 5 sudah dioperasikan untuk flat isolasi mandiri. Tower 5 memiliki kapasitas 1.600 tempat tidur namun baru terisi 85 tempat tidur.
" Kami sampaikan kepada DKI apabila flat 4 dan 5 ini tidak lagi mencukupi maka kita telah siapkan hotel," kata Doni.
Lebih lanjut, Doni menyatakan sudah meminta Gubernur DKI untuk tidak lagi menempatkan pasien Covid-19 pada fasilitas yang kurang memadai. Contohnya, GOR atau balai-balai kampung.
" Sehingga masyarakat bisa dirawat maksimal dan tak khawatir tentang penuhnya ruang isolasi," kata dia.
Sumber: Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu