Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Program vaksinasi Covid-19 segera berlangsung. Vaksinasi akan dilakukan selama 15 bulan terhitung mulai Januari 2021 hingga Maret 2022 mendatang untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Sebanyak 3 juta dosis vaksin Sinovac telah dipersiapkan untuk periode pertama yang berlangsung di Januari-April 2021. PT. Biofarma (Persero) dan BPOM saat ini tengah melakukan serangkaian uji klinis untuk menjamin kualitas dan keamananan vaksin.
" Saat ini seluruh vaksin disimpan di tempat penyimpanan khusus biofarma dengan suhu sesuai spesifikasi vaksin antara 2-8 derajat celcius," ujar Juru Bicara Vaksin Covid-19 PT Biofarma (Persero) Bambang Herianto di konferensi pers Kemenkes, Minggu 3 Januari 2021.
Bambang menegaskan, vaksin Sinovac hanya mengandung virus yang sudah dimatikan, sama sekali tidak mengandung virus hidup yang dilemahkan. Ini merupakan teknik umum yang biasa diterapkan dalam proses membuat vaksin.
Selain melewati sejumlah uji klinis, vaksin saat ini juga tengah menjalani proses uji halal.
" Sedang dalam keujian aspek kehalalannya oleh LPPOM MUI untuk mendapatkan fatwa Majelis Ulama Indonesia dan sertifikasi Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)," jelasnya.
Adapun kandungan vaksin Sinovac terdiri dari virus yang sudah dimatikan, aluminium hidroksida, larutan fosfat hingga larutan garam atau natrium klorida.
Larutan fosfat digunakan sebagai penstabil, sedangkan larutan garam klorida bersifat isotonis untuk memberi kenyamanan saat penyuntikan.
" Vaksin diproduksi tanpa menggunakan pengawet dan bahan berbahaya seperti borax, merkuri dan formalin," kata Bambang.
Vaksin Sinovac nantinya disebarluaskan ke 34 provinsi di seluruh Tanah Air untuk menjangkau populasi 181,5 juta orang.
Periode pertama akan memprioritaskan 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik. Sementara itu masyarakat umum akan mendapatkan vaksinasi pada April 2021-Maret 2022.
Dream - Kementerian Kesehatan segera memulai program vaksinasi Covid-19 pada Januari tahun ini. Ditargetkan pelaksanaan vaksinasi berlangsung selama 15 bulan hingga Maret 2020.
" Secara total kita membutuhkan waktu 15 bulan yang akan dihitung dari Januari 2021 sampai dengan Maret 2022 sebagai periode pelaksanaan vaksinasi di 34 provinsi dengan total populasi 181,5 juta orang," ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual, Minggu 3 Januari 2021.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi
Nadia mengatakan pelaksanaan vaksinasi terbagi ke dalam dua periode. Periode pertama berlangsung pada Januari 2021 hingga April 2021 dengan memprioritaskan 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik di 34 provinsi.
" Kemudian periode kedua yang berlangsung selama 11 bulan yaitu dari April 2021 hingga Maret 2022 yang artinya akan menjangkau jumlah masyarakat sisa dari periode pertama," kata Nadia.
Pernyataan ini, kata Nadia, sekaligus sebagai klarifikasi atas pemberitaan yang menyebut dibutuhkan waktu 3,5 tahun untuk merampungkan vaksinasi. Pemberitaan itu disebut merujuk pada pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
" Kami sampaikan adapun yang dimaksud Bapak Menteri dengan waktu 3,5 tahun itu adalah proyeksi penyelesaian vaksinasi untuk seluruh dunia," kata Nadia.
Sementara Indonesia, Nadia menegaskan akan menyelesaikan vaksinasi Covid-19 dalam 15 bulan. Hal ini seperti disampaikan oleh Budi pada konferensi pers di Istana Negara sebelumnya.
" Jadi tentang waktu 3,5 tahun itu adalah untuk dunia. bukan untuk Indonesia," ucap Nadia.
Ia mengimbau masyarakat untuk dapat bekerjasama dalam program vaksinasi Covid-19. Sedangkan sebelum vaksinasi dijalankan, masyarakat diminta tetap menerapkan protokol kesehatan 3M dan 3T.
" Vaksinasi merupakan momentum penting dalam membawa harapan baru untuk mengakiri pandemi. Kami tetap mendorong masyarakat melakukan protokol 3M dan 3T dengan ketat karena perjalanan kita untuk keluar dari pandemi ini masih panjang," ucap Nadia.
Dream - Tim uji klinis vaksin Covid-19 di Bandung, Jawa Barat, menyatakan penyuntikan vaksin Sinovac sudah selesai. Saat ini tinggal menunggu hasil akhir dari uji klinis tersebut.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran, Kusnandi Rusmil, mengatakan tim penguji mencatat sejumlah efek samping yang dialami relawan. Meski begitu, efek samping yang muncul tergolong ringan.
" Semua subjek dipantau efek samping yang dirasakan pada suntikan, sejauh ini efek samping yang timbul terbanyak adalah reaksi lokal berupa nyeri pada tempat suntikan dengan intensitas mayoritas ringan," ujar Kusnandi, dikutip dari Merdeka.com.
Efek samping yang juga banyak dialami relawan yaitu pegal-pegal pada otot. Kusnandi mengatakan gejala tersebut juga tergolong ringan.
Uji klinis vaksin Sinovac berjalan selama lima bulan melibatkan 1.602 relawan usia 18-59 tahun. Skema yang diterapkan yaitu emergency interval 14 hari antara dosis pertama dan ke dua, sama dengan yang diterapkan di Brasil dan Turki.
" Penyuntikan dosis sudah selesai pada tanggal 6 November 2020 dan pengambilan pada hari paska-suntikan sudah selesai pada tanggal 20 November 2020," ucap Kusnandi.
Sementara, bulan ini (Desember 2020) merupakan tahap pengambilan sampel darah tiga bulan setelah suntikan ke dua. Sedangkan pemeriksaan antibodi menggunakan metode netralisasi dijalankan di Balitbangkes dengan teknik Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELIZA) oleh Bio Farma.
" Laporan interim hingga tiga bulan paska-suntikan kedua akan disampaikan kepada Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) pada awal Januari 2021," kata Kusnandi.
Sumber: Merdeka.com/Intan Umbari Prihatin
Advertisement