Pada bulan-bulan tertentu setiap tahunnya, acara ziarah untuk mencari Shaligram diadakan.
Pada bulan-bulan tertentu setiap tahunnya, acara ziarah untuk mencari Shaligram diadakan.
Lebih dari 2.000 tahun lamanya, Shaligram, fosil purba dari kelompok amonit yang telah punah dan memiliki hubungan dengan cumi-cumi modern, telah dijadikan objek pemujaan oleh para pengikut agama Hindu, Buddha, dan Bon di wilayah Himalaya.
Seperti apa fosil yang dijadikan pemujaan bagi umat Hindu dan Buddha ini? Berikut penampakan fosil Shaligram ini.
Shaligram ditemukan di wilayah terpencil di Mustang, Nepal utara, khususnya di Lembah Sungai Kali Gandaki.
Shaligram sering dijaga di rumah-rumah dan kuil, dianggap sebagai bentuk dewa yang hidup dan dihormati oleh anggota masyarakat secara aktif.
Banyak umat Hindu yang melakukan perjalanan ziarah ke Nepal untuk mencari Shaligram. Antropolog Holly Walters dari Wellesley College Amerika Serikat juga pernah mengikuti para peziarah Hindu yang melakukan perjalanan mencari Shaligram di Nepal.
Menurut Walters, saat ini semakin sulit menemukan fosil batu ini karena aktivitas penambangan kerikil dan dampak perubahan iklim.
Mitologi Shaligram terhubung dengan dua legenda, yang pertama diceritakan dalam tiga teks suci Hindu: Varaha, Padma, dan Brahmavaivarta Puranas.
Setiap versi cerita ini menggambarkan Dewa Wisnu, pencipta tertinggi dalam keyakinan Hindu, yang terkena kutukan Dewi Tulsi, yang juga dikenal sebagai Brinda, karena membahayakan kesuciannya.
Kisahnya bercerita bahwa Wisnu menyamar sebagai suami Tulsi, yakni Jalandhar, agar Dewa Siwa dapat mengalahkan iblis tersebut dalam pertarungan.
Hal ini disebabkan Jalandhar, yang lahir dari mata ketiga Siwa, sebelumnya telah memperoleh anugerah dari Dewa Brahma bahwa kesucian istrinya akan membuatnya tak terkalahkan dalam pertempuran apapun.
Karena kesal dengan penipuan tersebut, Tulsi mengubah dirinya menjadi sungai yang dikenal sebagai Kali Gandaki, sementara Wisnu diubah menjadi batu sungai, menjadi Shaligram.
Dengan tindakan ini, Wisnu akan terus lahir dari Tubuh Tulsi sebagai anak, sebagai bentuk pembayaran atas karma yang diakibatkan oleh pembunuhan suaminya dan menjadikannya janda.
Pemandangan di Mustang dengan demikian mencerminkan tubuh Tulsi dan Wisnu, menciptakan batu Shaligram sebagai representasi dari perairan sungai Kali Gandaki.
Perjalanan ziarah mencari Shaligram di daerah Himalaya umumnya dilaksanakan pada bulan April hingga Juni dan kembali pada periode antara akhir Agustus hingga November. Para peziarah mengikuti aliran sungai Kali Gandaki dan memeriksa dasar sungai untuk melihat apakah ada batu spiral hitam yang muncul di antara pasir.
Namun sayangnya, menurut Walters, Shaligram semakin sulit ditemukan belakangan ini. Faktor-faktor seperti perubahan iklim, pencairan gletser yang lebih cepat, dan kegiatan penambangan kerikil di Sungai Kali Gandaki telah mengubah arus sungai, menyebabkan munculnya Shaligram yang semakin terbatas setiap tahunnya.
Ini terutama disebabkan oleh air lelehan dari Dataran Tinggi Tibet Selatan yang mengalir ke Kali Gandaki. Namun, dengan hilangnya lapisan gletser, sungai menjadi lebih kecil dan bergeser dari formasi fosil yang mengandung amonit yang diperlukan untuk membentuk Shaligram.
Sumber: The Conversation
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur