Hampir 2 Tahun Tak Dipakai Gegara Pandemi, Sekolah Ini Jadi Sarang Tikus

Reporter : Ulyaeni Maulida
Senin, 23 Agustus 2021 09:00
Hampir 2 Tahun Tak Dipakai Gegara Pandemi, Sekolah Ini Jadi Sarang Tikus
Hewan pengengat dalam jumlah besar itu, menyebabkan kerusakan parah di berbagai ruang kelas.

Dream – Schurr High School di Montebello, California, Amerika Serikat, terpaksa menunda hari pertama masuk sekolah lantaran seluruh ruangan telah menjadi sarang tikus.

Hewan pengerat dalam jumlah besar itu menyebabkan kerusakan parah di berbagai ruang kelas.

" Ini merupakan situasi yang tidak aman, ini benar-benar menimbulkan masalah kesehatan," ungkap guru IPS, Al Cuevas.

Meski beberapa guru telah mencoba membersihkan kotoran tikus-tikus itu, hasilnya tetap nihil.

“ Beberapa ruangan bahkan telah diambil alih oleh tikus,” lanjut Cuevas.

1 dari 3 halaman

Menunda Masuk Sekolah

Pengawas sementara, Mark Skvarna, memperkirakan sekolah akan dibuka kembali dalam 15 hari ke depan.

Sekolah

Para siswa seharusnya kembali melaksanakan kelas tatap muka sepenuhnya pada Senin lalu untuk pertama kalinya sejak adanya pandemi Covid-19 pada Maret 2020.

Nadine Garcia, orangtua salah seorang siswa, mengungkapkan, putrinya akan mulai masuk sekolah menengah atas pada hari itu.

Garcia adalah salah satu orangtua yang menyalahkan administrasi sekolah dan Distrik Sekolah Bersatu Montebello.

Ia mengklaim jika para orang telah mengetahui adanya kejadian tersebut sejak jauh hari sebelum pihak sekolah mengumumkan adanya penundaan masuk pada hari jumat.

Dalam surat yang diberikan pada orangtua, tikus-tikus tersebut ditemukan saat para pekerja tengah memeriksa pekerjaan saluran dan sistem HVAC sekolah.

" Demi kebaikan bersama diputuskan bahwa tindakan terbaik adalah menunda dimulainya sekolah demi keselamatan semua orang," bunyi surat itu.

2 dari 3 halaman

Keberadaan Tikus Yang Mengganggu

Sekolah

David Navar, presiden Asosiasi Guru Montebello, mengatakan keberadaan tikus telah menjadi isu yang berkelanjutan di sekolah.

" Ini sebuah tragedi. Ini adalah bencana bagi siswa kami yang kehilangan hari-hari pembelajaran yang berharga,” ungkapnya.

Disisi lain, Skavarna mengakui jika seharusnya pihak sekolah telah melakukan lebih banyak hal untuk mengatasi permasalahan tersebut. Namun, hal itu rupanya belum menjadi sebuah prioritas bagi pihak sekolah.

" Saya percaya kita perlu mengerahkan tenaga dan uang ke dalamnya. Namun saya tidak percaya itu menjadi prioritas,” pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Orangtua Ikut Frustasi

Sekolah

Sementara itu, Sandra Torres, seorang ibu dari siswa berusia 14 tahun yang mengalami kebutuhan khusus mengatakan jika ia merasa frustasi dan sangat kesal. Ia juga tak bisa menyembunyikan kesedihannya.

Ia menceritakan bagaimana sang anak, Diego kebingungan dengan situasi yang tengah terjadi.

" Sekarang dia sangat bingung tentang semuanya. 'Aku seharusnya mulai sekolah. Apa yang terjadi?” tanya sang anak pada dirinya.

(Sumber: people.com)

Beri Komentar