Nenek Peserta Wisuda Tahfiz Di Sumatera Barat (Istimewa)
Dream - Wajah empat nenek asal Sumatera Barat ini memancarkan keceriaan. Tak ada kesan malu ketika maju ke panggung untuk menerima selempang yang tersemat medali serta piala kelulusan.
Empat nenek itu adalah Madinah, 76 tahun, Jusma, 73 tahun, Armahinti, 50 tahun dan Asdawis, 52 tahun.
Mereka tercatat sebagai santri peserta Wisuda Tahfiz Al-Qur'an yang digelar Rumah Tahfiz Al Wustho di Kabupaten Tanah Datar akhir tahun lalu.
Ketika nama mereka disebut, semua mata langsung tertuju ke empat nenek ini. Mereka pun tampak percaya diri maju ke panggung.
" Nenek semangat, terus menghafal dengan ustaz," ujar Madinah saat berbincang dengan Koordinator Daerah Rumah Tahfiz Sumatera Barat, Syukur Usman, melalui keterangan tertulis diterima Dream.
Madinah sudah menghafal satu juz dalam waktu enam bulan. Dia mengaku punya motivasi tersendiri dan merasa senang dengan capaian yang diraihnya.

" Menghafal, supaya nanti nenek waktu meninggal, bisa lah khusnul khatimah, bisa nenek moco (membaca) Qur'an, Insya Allah," kata dia.
Meski di usia senja, para nenek ini bukan tidak punya kesibukan. Setiap hari, mereka menjalani profesi sebagai petani, mengurus rumah tangga, maupun pengusaha.
Seperti Armahinti yang merupakan pemilik toko bangunan terkenal di tempat tinggalnya. Meski sibuk dengan aktivitas toko, nenek satu ini tidak pernah absen menghafal Al-Qur'an.
Selama lima bulan, Armahinti berhasil menghafal dua juz. Dia menghafal Alquran di sela aktivitasnya melayani pembeli.
" Kadang sibuk, ada aja kegiatan, tapi lebih utama menghafal Qur'an," kata Armahinti.

Semangat para nenek ini tidak kalah dengan generasi muda dalam menghafal Al-Qur'an. Usia tak membuat mereka menyerah.
Direktur Utama PPPA Daarul Quran, Abdul Ghofur, mengatakan mendawamkan dakwah Al-Qur'an ke seluruh lapisan masyarakat merupakan ikhtiar lembaga yang dipimpinnya. Daarul Quran, kata dia, bercita-cita mengawal pembangunan dunia dengan Al-Qur'an.
" Terima kasih kepada para donatur yang terus membersamai perjuangan ini," ucap Ghofur.
Dream - Generasi penghafal Alquran di Indonesia terus tumbuh. Mereka pun berasal dari beragam latar belakang, baik usia maupun profesi.
Ada balita, anak-anak, remaja, hingga usia lanjut. Ada juga yang pelajar, petani, hingga Pegawai Negeri Sipil (PNS), tergerak untuk menjadi penghafal Alquran.
Demikian halnya dengan Kantor Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat. Puluhan PNS turut menjadi penghafal Alquran lewat program Tahfiz Corporate.

Program ini digagas oleh PPPA Daarul Quran Bandung. Para PNS tersebut juga telah menjalani Ujian Tahfiz yang dilaksanakan di mushola Dinas Perikanan Jabar pada Senin lalu, 28 Oktober 2019.
" Beberapa peserta sudah ada yang berhasil hafiz juz 30," ujar Penanggung Jawab Tahfiz Corporate Daarul Quran Bandung, Iqbal Tawakal, melalui keterangan tertulis diterima Dream.
Iqbal mengatakan ada dua orang peserta yang sudah menyelesaikan hafalan 1 juz. " Salah satunya atas nama Ibu Warsiti, beliau itu sudah hafal juz 30, sedangkan peserta yang lainnya masih belum lancar," kata dia.

Direktut Utama PPPA Daarul Quran, Abdul Ghofur, menjelaskan, Tahfiz Corporate merupakan program yang didawamkan untuk berdakwah tahfizul Quran. Diharapkan program ini dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Ghofur mengatakan program ini sudah dijalankan tidak hanya di institusi pemerintah. Sejumlah perusahaan baik BUMN maupun swasta turut terlibat dalam program ini.
" Alhamdulillah perusahaan seperti PT GMF AeroAsia, Warunk Upnormal dan sejumlah perusahaan lainnya juga telah bekerja sama dengan kami dalam program Tahfiz Corporate. Semoga hadirnya program ini membuat kita semua semakin dekat dengan Alquran," kata Ghofur.
Dream - Menghafal Alquran memang mengandung keutamaan tersendiri. Di setiap hurufnya terkandung sepuluh kebaikan bagi orang membacanya.
Keutamaan lebih besar didapat mereka yang bisa menghafal Alquran. Salah satunya, jaminan masuk surga dan mahkota bagi orangtua.
Dewasa ini, banyak yang berlomba-lomba untuk menghafal Alquran. Tidak sedikit dari saudara kita yang memutuskan menjadi tahfiz mandiri ataupun masuk ke pesantren dan rumah tahfiz demi menjadi penghafal Alquran.
Namun demikian, menjadi tahfiz hakiki tidak mudah. Tidak cukup hanya dengan hafal Alquran, namun dituntut untuk menerapkan isinya dalam kehidupan nyata.
Dikutip dari NU Online, Imam Al Qathalani seperti dikutip Mustafa Murad dalam kitabnya Kaifa Tahfadz Alquran menyatakan Ahlu Alquran adalah orang yang mengamalkan Alquran. Mereka adalah kekasih Allah.
Sehingga, setiap orang yang ingin menjadi tahfiz Alquran patut memperhatikan sejumlah adabnnya. Ini untuk menjaga identitasnya sebagai Ahlu Allah wa khasshatuh (keluarga Allah dan orang-orang istimewa-Nya).
Adab pertama yaitu perangai dan akhlak sempurna. Seseorang yang menjadi tahfiz harus mencerminkan akhlak Alquran. Dia harus mencontoh akhlak Rasulullah Muhammad SAW.
Rasulullah adalah teks Alquran yang hidup. Seluruh kandungan dalam Alquran terejawantahkan dalam diri Rasulullah.
Adab kedua, harus meninggalkan segala larangan untuk memuliakan Alquran. Seseorang tidak boleh sekalipun melanggar larangan yang tercantum dalam Akquran.
Adab ketiga yaitu menjaga diri dari pekerjaan rendah. Seorang penghafal Alquran tidak boleh menjalankan pekerjaan tak halal atau menjerumuskan pada dosa.
Advertisement
Bye Kering & Kaku, 7 Tips Agar Rambut Pria Terasa Lembut

Ferry Irwandi Galang Donasi Banjir Sumatera Tembus Rp10 Miliar: dari Rakyat untuk Rakyat

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025



Film `Agak Laen: Menyala Pantiku!` Tembus 2 Juta Penonton dalam 4 Hari


Bae Suzy dan Kim Seon-ho Bikin Geger Vietnam, Joging Santuy Tanpa Masker


YouTube Resmi Luncurkan Fitur 'Recap', Tampilkan Statistik Tontonan dan Profil Kepribadian Pengguna

Waspada! BPOM Rilis Daftar 34 Obat Herbal Ilegal Berbahaya, Ini Daftarnya