Dream - Tuyul adalah makhluk halus berwujud anak kecil yang sering digunakan dalam praktik pesugihan untuk mencuri uang. Namun, tidak semua uang bisa dicuri oleh makhluk halus ini, salah satunya adalah uang yang disimpan di ATM dan bank.
Menurut kepercayaan yang beredar, tuyul dapat mengubah ukuran badannya untuk bisa mengambil uang di tempat-tempat kecil.
Seharusnya, celah kecil seperti di brankas bank dan ATM tidak menghalangi aksinya.
Lantas, mengapa tuyul tidak berani mencuri di bank dan ATM? Simak pembahasannya di bawah ini!
Kenapa tuyul tidak mencuri di bank dan ATM? Ternyata, tuyul tidak menyukai benda-benda yang terbuat dari logam, terutama benda-benda tajam seperti jarum.
Oleh karena itu, tuyul tidak mau mencuri di bank dan di mesin ATM yang memang terbuat dari logam.
Konon, tuyul juga tidak bisa mencuri uang yang dijepit atau diikat karet gelang karena kumpulan uang tersebut dianggap masih tercampur dengan milik orang lain atau bukan milik perorangan. Itulah sebabnya kenapa tuyul tidak mencuri di bank atau ATM.
Seperti dijelaskan di poin ke-2, tuyul tidak akan bingung saat mencuri ketika uang dalam bentuk bundelan di bank atau ATM karena bukan milik perorangan.
Karena tuyul hanya bisa mencuri uang milik perseorangan atau yang sudah jelas siapa pemiliknya. Oleh karena itu, tuyul tidak bisa mencuri uang di bank dan ATM karena uang tersebut masih belum jelas milik siapa.
Namun, kepercayaan ini belum tentu benar. Untuk mengetahui alasan pasti mengapa tuyul tidak bisa mencuri di bank, kita perlu menelusuri asal-usul makhluk ini.
Keberadaan tuyul pertama kali dikaitkan dengan dinamika ekonomi pada zaman penjajahan Belanda, terutama pada masa liberalisasi ekonomi yang dilakukan Belanda pada tahun 1870-an.
Liberalisasi ekonomi adalah kebijakan yang menggantikan sistem tanam paksa dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sayangnya, tidak semua orang merasakan manfaat dari kebijakan ini, karena hanya segelintir orang yang diuntungkan.
Dalam buku 'Ekonomi Indonesia 1800-2010' (2012) karya Jan Luiten van Zanden dan Daan Marks, dijelaskan bahwa aturan liberalisasi ekonomi melahirkan rezim kolonial baru.
Salah satu dampaknya adalah pengambilalihan perkebunan rakyat untuk diubah menjadi perkebunan yang lebih besar serta pabrik gula.
Kondisi ini memungkinkan kaum pedagang, baik pribumi maupun Tionghoa, menjadi orang kaya baru dalam waktu singkat.
Sementara itu, kehidupan kaum petani tetap sulit dan tidak mengalami perkembangan.
Para petani percaya bahwa kekayaan itu hasil kerja keras yang nyata. Mereka heran melihat para saudagar tiba-tiba kaya raya tanpa usaha yang jelas.
Karena penasaran, mereka bertanya-tanya dari mana asal harta itu. Ketika para saudagar tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan, petani-petani pun menuduh mereka mencuri.
Karena saat itu banyak orang percaya pada hal-hal mistis, para petani yakin bahwa para saudagar itu dibantu oleh tuyul untuk mencuri uang.
Berdasarkan pandangan-pandangan ini, tuyul tidak mencuri uang di bank bukan karena alasan-alasan seperti takut logam atau bingung siapa pemiliknya.
Namun tuyul itu sendiri muncul karena adanya kecemburuan sosial ekonomi di masa lampau untuk menyalurkan rasa iri dan ketidakpuasan para petani.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN