Sholat Idul Adha Di Ponpes Al Zaytun, Jemaah Berjarak, Shaf Perempuan Sejajar Dengan Pria
Dream - Pondok pesantren (Ponpes) Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, menggelar sholat Idul Adha pada Kamis pagi, 29 Juni 2023. Sholat berjemaah tersebut disiarkan secara langsung di akun YouTube Al Zaytun Official.
Dalam pelaksanaan sholat Idul Adha, ada perbedaan atau kejanggalan, yakni terlihat shaf atau barisan perempuan kembali bercampur dengan barisan laki-laki. Tidak ada sekat atau pembatas, antara shaf laki-laki dan perempuan.
Selain itu juga posisi sholat jemaah renggang atau berjarak, tidak rapat. Sementara yang bertindak sebagai Khotib dan Imam, yakni Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang.
Masalah sholat yang berjarak dan shaf perempuan ini, masih menjadi kontroversi pasca sholat Idul Fitri yang viral beberapa waktu lalu.
Kendati demikian, Syekh Panji Gumilang memilih kukuh bertahan dengan pendapatnya. Salah satu yang dijadikan pembenaran adalah soal pandemi yang belum tentu benar-benar sudah berakhir.
Karenanya, sholat idul adha di ponpes Al Zaytun itu dilakukan sesuai protokol WHO untuk pencegahan dan upaya menjalankan ibadah agama dengan aman.
Dream - Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. R. Achmad Nurwakhid, mengatakan bahwa ajaran yang terdapat di Ma'had Al Zaytun dapat dikategorikan sebagai paham radikalisme. Namun tak bisa ditindak dengan Undang-Undang Tindak Pidana Terorisme.
" Ajaran Al-Zaytun belum masuk ke dalam kategori terorisme sehingga tidak dapat diproses dengan Undang-Undang (UU) Tindak Pidana Terorisme," kata Achmad dikutip dari merdeka.com, Senin 26 Juni 2023.
Karena itu, kasus di Al Zaytun dapat ditangani oleh kepolisian umum dengan menerapkan UU selain UU terorisme seperti UU No. 16 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan dan UU No. 1 Tahun 1946 tentang Hukum Pidana dalam membuat kegaduhan.
" Kasus ini belum masuk ranahnya Densus 88 dan BNPT, namun bukan berarti kami lepas tangan," ujarnya.
Meski begitu, ia menyebut BNPT akan tetap membantu dalam monitoring serta konsultasi terhadap pemangku kepentingan terkait termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Menurutnya, ajaran yang terdapat di Al Zaytun, prosesnya mirip dengan ajaran yang ada pada aliran Al Qiyadah Al Islamiyah atau Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) pimpinan Ahmad Mushaddeq, yang sempat populer pada 2016 silam.
Hanya saja, Panji Gumilang (Pimpinan Ma'had Al Zaytun) tidak sampai membaiat dirinya sebagai seorang nabi.
" Panji lebih pandai bersiasat, dengan berpura-pura mencintai NKRI," tuturnya.
Dia menyebutkan kasus radikalisme yang menyangkut Ma'had Al Zaytun, nantinya akan diselesaikan dengan tindakan baik, dan bersifat edukatif seperti pembinaan bagi para pengurus dan santrinya.
Selain itu, para santri akan dimitigasi seandainya terdapat proses pencabutan administrasi izin pendidikan Ma'had Al Zaytun, bekerja sama dengan berbagai pihak terkait.
sumber: Merdeka.com.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib