Sempat Bahagia Saat Kelulusan, Siswi SMK di Bandung Barat Meninggal karena Depresi Dibully 3 Tahun

Reporter : Editor Dream.co.id
Selasa, 11 Juni 2024 18:36
Sempat Bahagia Saat Kelulusan, Siswi SMK di Bandung Barat Meninggal karena Depresi Dibully 3 Tahun
Korban berinisial NFN selama tiga tahun sekolah kerap mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari temannya.

1 dari 11 halaman

Sempat Bahagia Saat Kelulusan, Siswi SMK di Bandung Barat Meninggal karena Depresi Dibully 3 Tahun

Sempat Bahagia Saat Kelulusan, Siswi SMK di Bandung Barat Meninggal karena Depresi Dibully 3 Tahun © Siswi SMK di Bandung Barat Meninggal Usai Depresi 3 Tahun Dibully, Pihak Sekolah Ngaku Tak Tahu shutterstock

2 dari 11 halaman

© Siswi SMK di Bandung Barat Meninggal Usai Depresi 3 Tahun Dibully, Pihak Sekolah Ngaku Tak Tahu shutterstock

Dream - Seorang siswi SMK di Kabupaten Bandung Barat meninggal dunia akibat depresi paska dirundung selama tiga tahun di sekolah.


Korban berinisial NFN kerap mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari temannya selama tiga tahun bersekolah.

3 dari 11 halaman

Ibu NFN, Siti Aminah mengetahui anaknya di-bully setelah mendapat laporan dari teman putrinya. Siti sudah berulang kali ingin melaporkan kejadian itu ke pihak sekolah namun selalu dilarang korban.


“Tidak berani bilang ke saya awalnya permasalahan, saya pun tahu dari temannya menceritakan semuanya. Saya mau laporan ke sekolah pun sama almarhum tidak boleh, karena almarhum selalu bilang bahwa (ke sekolah itu) cari ilmu, bukan untuk cari musuh,” ucap Siti, dikutip Selasa 11 Juni 2024.

4 dari 11 halaman

© Dream

Untuk menenangkan ibunya, almarhumah sering mengatakan bisa mengatasi perundungan yang diterimanya. Meski awalnya percaya, Siti kembali mendapat informasi tentang perlakuan tidak menyenangkan yang diterima anaknya.

5 dari 11 halaman

Aksi Bullying

Anaknya sering mendapat kata kasar hingga disuruh menggendong teman yang diduga pelaku bullying

Ia mengaku sudah menanyakan kepada orangtua dan pelaku, namun mereka tidak mengakui perbuatannya.

6 dari 11 halaman

Sebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan karena bisa lepas dari perundungan selama tiga tahun terakhir. Namun kesehatannya mulai terganggu hingga meninggal dunia.


“Banyak teman temannya bilang kalau putri saya itu terlalu baik sama si pelaku ini. Sebelum sakit putri saya kan ada acara pagelaran panitia dekorasi. Selasa pulang Alhamdulillah neng sebentar lagi lulus, sudah tidak akan ketemu lagi sama si pelaku, sangat bahagia sekali. Terakhir itu yang dia katakan,” jelas dia.

7 dari 11 halaman

“Dari awal pihak sekolah datang ke rumah, tapi sudah telat. Karena semenjak saya minta orangtua pelaku datang, selalu jawabannya ‘nanti ya tunggu’. Kami masih menunggu pihak dari sekolah itikad baik. Ditunggu-tunggu udah terlambat penanganan ini, kenapa enggak dari awal,” imbuhnya dikutip Dream dari Merdeka.com.


Kepala SMK Kesehatan Rajawali, Rizki Zaskia Hilmi angkat suara terkait dugaan bullying yang menimpa salah seorang siswanya berinisial NFN.

8 dari 11 halaman

© Dream

“Selama kurang dari tiga tahun masa belajar kami sekolah tidak menerima laporan dari siswa A dan N, kedua orang tua siswa, juga teman-teman siswa terkait bullying,” ujar Rizki, dilansir dari Jabar Ekspres.

9 dari 11 halaman

Menurutnya, pada Desember 2023, pihak sekolah pernah mengumpulkan siswa dan orangtua dalam kegiatan pembagian raport.


Saat itu sekolah sempat membuka sesi konsultasi kendala yang dialami siswa. Namun tidak satupun dari orangtua murid yang mengungkap kendala atau masalah mereka.

10 dari 11 halaman

“Hasil penuturan kedua orangtua masing-masing anak baik-baik saja. Kedua orangtua N dan A juga berteman baik karena mereka tinggal di lingkungan desa yang sama,” papar Rizki.


Pihak sekolah, lanjut dia, baru mengetahui kasus bullying saat NFN mengalami sakit usai menghadiri acara pagelaran seni pada 8 Mei 2024. Kemudian pada 12 Mei 2024 orangtua NFN lapor ke wali kelas bahwa anaknya sakit usai dibully oleh temannya A.

11 dari 11 halaman

“Tanggal 8 Mei 2024, siswa N izin pulang karena sakit. Terus tanggal 12 Mei 2024, orangtuanya melapor ke sekolah bahwa anaknya sakit karena dibully,” jelas Rizki.


“Jadi pada 8 Mei itu N dan A tak pernah interaksi. Untuk menindaklanjuti, kami gelar mediasi antar kedua pihak tanggal 15 Mei 2024, tapi karena kedua pihak masih emosi, mediasi tak berhasil, sehingga diputuskan sekolah untuk terus menggali informasi,” ungkap Rizki.

Tak sampai di situ, pihak sekolah kembali melakukan upaya mediasi antara siswa dan orangtua pada 27 Mei 2024.

Saat itu korban NFN dalam posisi sakit, namun kedua pihak sepakat berdamai secara lisan. Setelah itu, pada 30 Mei NFN dilaporkan meninggal dunia.

Beri Komentar