Dream – Siti Atikoh Supriyanti rupanya punya pengetahuan mendalam soal bahasa Jepang. Menurut istri Ganjar Pranowo itu, bahasa Jepang mirip dengan bahasa Jawa.
“Bahasa Jepang serupa dengan Bahasa Jawa, sama-sama memiliki hirarki,” tulis Atikoh dalam unggahannya di Instagram.
Dalam bahasa apapun, tambah Siti Atikoh, ada adab atau etika yang memperlihatkan kelas seseorang.
Bagaimana seseorang berbicara, memperlakukan orang lain, dibedakan oleh adab. “Oleh nilai yang mendasari perilaku kita,” tambah dia.
Menurut Siti Atikoh, adab berada di atas ilmu. “Semoga kita semua jadi manusia yang beradab,” imbuh dia.
Dalam unggahan video itu, Siti Atikoh terlihat fasih berbahasa Jepang. Dia mengucapkan beberapa kata dan frasa sambil dirias.
Siti Atikoh mencontohkan bahasa akademik, buku, dan keseharian, dalam budaya Jepang berbeda seperti halnya bahasa Jawa.
Dalam bahasa akademik lebih tertata kosakatanya dan lebih halus daripada bahasa sehari-hari.
“Beda sekali. Kalau pakai bahasa itu ke sensei misalnya profesornya enggak sopan,” tutur ibunda Alam Ganjar tersebut.
Bahasa, kata Siti Atikoh, menggambarkan cara pikir budaya sebuah bangsa. “Sehingga, kalau mau belajar bahasa asing, kita perlu mengenal budayanya dulu,” tulis dia.
Tapi, menurut Siti Atikoh, ada satu kesamaan antara Bahasa Jepang, dan banyak bahasa lain, dengan Bahasa Indonesia, yaitu sama-sama punya kosakata untuk jeda antarkalimat.
“Dalam Bahasa Indonesia “ng…” atau “anu…” ketika kita masih dalam proses berpikir atau mencari kalimat lanjutan yang tepat,” tambah dia.
Kata Siti Atikoh, jeda dianggap penting oleh banyak budaya, sampai perlu diberi “kosakata”. Begitu juga manusia, perlu jeda.
“Menunggu, berhenti, selonjoran, belum tentu buang waktu. Setiap kita, perlu mengenali timing yang tepat. Atau, sekadar istirahat,” tulis Siti Atikoh.