Ilustrasi
Dream - 'Jangan melihat orang hanya dari penampilan'. Ungkapan tersebut tampaknya cocok dengan kisah nyata yang satu ini.
Karena berpenampilan lusuh, seorang lelaki paruh baya yang ingin membeli Ponsel di sebuah counter, tidak digubris oleh karyawan dan karyawati di toko tersebut. Peristiwa ini terjadi di sebuah toko seluler ternama di Semarang, Jawa Tengah.
Linawati, salah seorang karyawati toko tersebut menuturkan sebuah kisah unik. Beberapa hari lalu ada seorang pria yang ingin membeli sebuah smartphone di counter-nya.
" Tak ada satu pun teman penjaga counter saya yang mau menanggapi bapak tersebut. Akhirnya saya yang melayaninya," kata Linawati.
Pria tersebut berpakaian lusuh, compang-camping seperti belum disetrika dan memakai sandal jepit. Karena itulah, tak ada satu pun penjaga yang mau melayaninya. Melihat kondisi tersebut, akhirnya Linawati turun tangan.
" Tak ada satu pun karyawan yang mau meladeni bapak tersebut. Akhirnya saya yang baru saja selesai istirahat yang melayaninya," ungkapnya.
Di luar dugaan, ternyata pria tersebut justru hendak memborong smartphone seharga Rp 2 juta sebanyak 25 buah. Ia pun membayar dengan uang tunai. Melihat segepok uang yang dibawa pria tersebut, teman-temannya sesama karyawan heran dan langsung berlomba-lomba melayani pembeli yang tadi mereka abaikan.
Kisah selengkapnya baca di sini.
Dream - Seorang wanita dari Portland, Oregon, AS, yang datang sendirian di Hari Valentine menggugat restoran Italia Enzo Caffe Italiano di Timur Laut Alberta sebesar US$ 100 ribu (Rp 1,3 miliar) karena tak melayaninya dengan baik.
Dalam sidang, Kathleen Hampton mengatakan ia telah memesan tempat untuk dua orang tapi suaminya 'masih kenyang setelah makan siang dan memutuskan untuk tidak pergi'.
Namun Hampton tetap pergi dan mengklaim dia dipaksa untuk menunggu sementara pasangan yang datang setelah dia dipersilakan duduk terlebih dahulu.
Dan setelah dia mendapatkan meja tersebut kosong Hampton mengaku diabaikan pelayan. Dia kemudian mengatakan kepada pelayan, sudah siap untuk memesan, tapi pelayan menjawab dia tidak menerima pesanan dan mempersilakan Hampton menyerahkan meja atau meninggalkan restoran.
Hampton tampaknya tidak mudah menyerah dan mengatakan dalam gugatan bahwa dia memesan makanan take-out. Tapi restoran mengatakan mereka tidak menawarkan paket take-out.
" Saya begitu terluka. Saya tidak pernah mengalami ini sebelumnya di sini di Portland. Saya belum pernah mendengar tentang restoran yang tidak menyediakan paket take-out," katanya dalam sidang.
Sementara pemilik restoran, Enzo Lanzadoro, tampaknya bingung dengan tuduhan ini.
" Nyonya Hampton membuat reservasi untuk dua dan ketika ia sampai di sana, mengatakan 'oh hanya sendiri'," kata Lanzadoro.
" Kami kemudian menawarkan Nyonya Hampton untuk duduk di bar dengan pengunjung single lainnya karena di Hari Valentine sangat sibuk. Semua yang kita tahu adalah dia bangkit (dari meja) dan meninggalkan restoran tanpa membayar setelah dia minum dua gelas anggur."
Dalam gugatannya, Hampton mengatakan dia begitu hancur dan menangis selama satu hari.
Selain minta kompensasi, Hampton juga menuntut pemilik restoran permintaan maaf publik di media lokal.
Dream - Sebuah klaim aneh dari sejumlah arkeolog tengah ramai diperbincangkan di internet. Klaim itu menyebut arkeolog menemukan handphone berusia 800 tahun. Wah....
`Telepon genggam` itu diklaim ditemukan saat arkeolog melakukan penggalian di Austria. Foto handphone yang diklaim berusia 8 abad itu juga beredar di internet.
Handphone itu berwarna hitam dengan tulisan di atas tombol-tombolnya yang terlihat tak biasa. Kondisinya juga sudah rusak. Tak dijelaskan, dari bahan apa telepon genggam yang tengah ramai dibicarakan itu.
Sebagian orang percaya telepon seluler ini dibuat pada abad ke-13. Kalau di Indonesia, abad tersebut merupakan masa Kerajaan Sriwijaya di Palembang. Sebuah klaim yang menurut sebagian besar orang aneh, bahkan tak masuk akal.
Tapi, mereka yang percaya dengan klaim ini menyebut penemuan itu merupakan bukti adanya peradaban kuno yang sangat maju, atau juga bukti adanya “ penjelajah waktu” yang membawa telepon seluler ke masa lampau.
Laman tothedeathmedia.com melaporkan, benda itu ditemukan saat pengalian arkeologi di Fuschi am See, Salzburg, Austria. Menurut situs teori konspirasi itu, para peneliti menemukan artefak misterius yang mirip dengan telepon seluler.
Laman itu juga menulis tak ada yang bisa membaca tulisan pada keypad ponsel itu. “ Sayang informasi tentang penemuan ‘sensasional’ ini terbatas,” demikian tulis tothedeathmedia.com, sebagaimana dilansir The Sun, Rabu 30 Desember 2015.
Bagi mereka yang tak percaya menyebut kabar ini hanya bohong belaka. Mereka menyebut tak ada informasi yang membenarkan adanya penemua ini. “ Jelas kita tak bisa menghindari bahwa artefak ini hoax,” kata Scott C Waring, editor UFO Sightings Daily.
Bagaimana dengan Anda?
Dream - Seorang penjual ponsel di Kompleks Pertama di Malaysia mencoba menipu ketika terekam menjual Telepon Seluler (Ponsel) bekas dengan harga ponsel baru.
Video kejadian yang direkam oleh korban itu kini telah tersebar di media sosial.
Korban dalam rekaman tersebut mengklaim, dia telah ditipu oleh penjual yang mengatakan Ponsel iPhone yang dijual kepadanya adalah baru dan belum pernah digunakan.
Percaya dengan rayuan penjual, korban setuju membeli Ponsel merek Apple tersebut dengan harga 2.700 ringgit (sekitar Rp 8,7 juta).
Namun ketika pulang ke rumah, korban menemukan iPhone yang baru dibelinya itu telah digunakan selama 6 bulan. Hal itu diketahui dari pemeriksaan nomor jaminan di situs Apple.
Marah karena ditipu, korban kembali ke toko penjual barang bekas itu dan meminta uangnya dikembalikan.
Si Penjual dilaporkan terkejut dengan kedatangan kembali korban. Dia kemudian berpura-pura memeriksa iPhone yang telah dijualnya, konon untuk memverifikasi klaim korban.
Setelah beberapa menit, penjual tersebut mencoba berkonsultasi dengan korban agar masalah dapat diselesaikan tanpa harus mengembalikan uang.
" Semalam kamu bilang ini iPhone baru dan kamu jual 2.700 ringgit. Padahal aku sudah tanya kamu, ini Ponsel baru kah, rekondisi kah, atau bekas? Sekarang kamu mau tipu aku? Kamu lihat jaminannya sudah berapa lama? Kamu tak bisa menipu aku la!" kata korban.
Namun, korban enggan menerima tawaran damai dari penjual dan mendesak uangnya dikembalikan.
Mungkin mengetahui dirinya direkam dan khawatir terjadi masalah di kemudian hari, dia akhirnya setuju mengembalikan uang korban.
Memang sebaiknya lebih berhati-hati ketika membeli ponsel bermerek di kios-kios ponsel di pusat perbelanjaan. Idealnya, belilah di tempat penjual yang terdaftar meskipun harganya agak mahal sedikit.
(Sumber: mynewshub.cc)
Dream - Sudah berulang kali kita mendengar atau membaca berita tentang penipuan jual beli atau memperbaiki Ponsel.
Meskipun telah dilakukan penangkapan terhadap pelaku dan peringatan kepada pelanggan, masalah tersebut seperti tidak ada habisnya.
Bahkan si penjual semakin lama semakin pandai menggunakan berbagai trik untuk memperdaya para pelanggan. Alhasil, konsumen tidak sadar telah ditipu mentah-mentah.
Yang terbaru, seorang netizen asal Malaysia mengaku telah ditipu oleh sebuah toko reparasi Ponsel di sebuah pusat perbelanjaan.
Menurut netizen bernama Mohd Shazni Mohd Ariff, pada awalnya dia pergi ke toko itu untuk membeli baterai baru untuk iPhone 4 miliknya.
" Pada 13 November lalu, saya datang ke Mines Shopping Mall untuk memperbaiki iPhone 4 saya karena tidak bisa di-charge atau charge tidak masuk," katanya.
Saat itu Mohd Shazni ingin membeli baterai baru, tetapi penjaga toko yang memeriksa Ponselnya mengatakan baterainya masih baik. Dia bilang yang rusak adalah tempat charger-nya. Mohd Shazni pun menukar dengan harga 70 ringgit Malaysia.
" Tapi, masih tidak bisa nge-charge, karena memang baterainya yang rusak. Saya pun membeli baterai baru dengan harga 60 ringgit," ujarnya.
Namun, setelah pulang, Mohd Shazni menemukan mikrofon iPhone 4 miliknya tidak berfungsi. Padahal, sebelumnya masih bagus dan berfungsi dengan baik.
Mohd Shazni pun kembali ke toko tersebut untuk memperbaiki ponselnya.
Namun, hal yang lebih parah terjadi ketika Mohd Shazni menemukan komponen internal Ponselnya ditukar dengan yang tidak asli sampai mendatangkan berbagai masalah lain.
" Ketika sampai di rumah, saya melihat tempat chargernya yang di bawah itu berubah menjadi warna putih dan nampak baru. Tidak seperti yang saya punya yang awalnya berwarna hitam."
Penipuan yang dilakukan toko itu semakin terlihat waktu iPhone di-charge menggunakan fast charger, tidak seperti sebelum tukar baterai.
" Butuh waktu lama untuk terisi penuh dan saya heran bagaimana bisa seperti ini. Saya sudah pakai iPhone ini selama 4 tahun dan tahu setiap detailnya," kata Mohd Shazni.
" Setelah saya cek di Facebook ternyata ada beberapa pelanggan toko reparasi ponsel di Mines itu, yang juga kena tipu sama seperti saya," katanya.
" Saya langsung kembali lagi ke toko reparasi ponsel itu kemarin dan menyatakan ketidakpuasannya dengan layanan toko yang seenaknya saja mengganti komponen. Padahal komponen tersebut tidak rusak dan malah membuat iPhone saya jadi lama saat mengisi baterai."
Sayangnya, Mohd Shazni diberitahu bahwa penjaga toko yang melayaninya beberapa hari yang lalu kebetulan sedang cuti kerja hari itu.
Tak mau terkecoh lagi, Mohd Shazni menekan toko agar membereskan masalahnya hari itu juga.
" Toko itu tidak minta tambahan biaya apa pun meski mengganti dengan komponen baru. Jadi terlihat ada penipuan di sini setelah dia menukar dengan komponen yang tidak ori (asli). Kalau kesalahan pada saya dia pasti minta tambahan biaya, tapi ini tidak," ujar Mohd Shazni.
(Ism, Sumber: mynewshub.cc)
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya