Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Puasa tidak melulu tentang menahan diri, ternyata bisa bermanafaat bagi psikologis anak dan orang tua. Kok bisa?
Ternyata, melakukan aktivitas bulan Ramadan dari mulai sahur hingga berbuka bisa berfungsi sebagai suntikan energi, agar anak tetap kuat berpuasa hingga waktu berbuka tiba. Kegiatan yang dilakukan tersebut, jelas bisa menjalin keakraban dengan buah hati.
" Dengan puasa anak bisa diajak ngobrol, persiapan apa yang harus dilakukan. Aktivitas mempersiapkan makanan dan memasak sederhana bisa meningkatkan bonding emosi orang tua dengan anak," jelas psikolog anak, remaja, dan keluarga Ayoe P. Soetomo dalam konferensi pers #MomenNutella Rayakan Kebersamaan Keluarga di Bulan Ramadan, Rabu 7 April 2021.
Bisa diambil saat mempersiapkan masakan di waktu sahur. Meski singkat, sahur menjadi waktu yang tepat untuk merangsang kecerdasan kognitif, motorik, sensorik, dan juga emosi anak. Ketika mempersiapkan bahan-bahan, libatkan anak sesusai kemampuannya.
Berikan tugas anak yang mudah, sekaligus memperkenalkan sang buah hati dengan berbagai bahan makanan yang belum pernah ia lihat, coba, dan rasakan sebelumnya. Ini akan menjadi aktivitas menyenangkan dan ditunggu-tunggu tiap harinya.
Untuk anak yang sudah masuk usia belajar menghitung, bisa memperkenalkan matematika dengan cara menghitung. Misal, orangtua bisa mengajak anak menghitung jumlah porsi yang harus dipersiapkan untuk seluruh anggota keluarga.
Selain mempersiapkan bahan makanan, orang tua juga bisa mengajak anak berdiskusi dan mengutarakan pendapat tentang menu apa yang sebaiknya disantap.
" Komunikasi dengan anak-anak sangat penting, ini bisa membuat anak menjadi lebih percaya diri karena berani mengungkapkan keinginannya," ujar Ayoe.
Setelah membantu, jangan lupa memberikan apresiasi kepada anak setelah menyelesaikan tugasnya. Anak pun akan merasa bangga dan mampu melakukan suatu tugas .
" Ini fundamental dari perkembangan anak," jelasnya lagi.
Aktivitas sederhana seperti itu perlu dilakukan secara rutin agar lebih mengeratkan jalinan hubungan antara orang tua dan anak.
" Bonding tidak bisa hanya sekali-kali saja dibangun, harus dilakukan secara konsisten. Sedikit tapi sering, sehingga membuat keakraban dengan orang tua," tambah Ayoe mengingatkan.
Dream - Berbagai cara dilakukan orangtua untuk mengajarkan anak untuk berpuasa. Tapi tak jarang banyak orangtua yang tidak mengerti bagaimana cara menyenangkan untuk mengajarkan anak berpuasa.
Menurut Psikolog anak, Elly Risman ada beberapa trik melatih anak agar mau menjalankan berpuasa dengan sukarela. Dengan cara mencontohkan dan menanamkan puasa menjadi hal yang disukai.
" Mencontohkan dulu orang tuanya, latihan. Prinsipnya suka harus mengikuti tahap perkembangan," kata Elly Risman usai mengisi acara Berbagi Inspirasi bersama Wardah di Plaza Senayan Selatan, Istora Senayan Jakarta, Jumat 27 Mei 2016.
Elly pun menyarankan kepada orang tua agar tidak menuntut anak harus berpuasa seharian penuh. Apalagi jika alasannya untuk mengikuti anak dari tetangganya yang mampu berpuasa.
" Jangan anak umur 5 tahun dituntut puasa sampai full karena ngikutin tetangga anaknya yang umurnya 5 tahun," tuturnya.
Elly juga menyarankan orang tua untuk menanamkan psikologis agar anak menyukai berpuasa. Ada tiga prinsip yang ia sarankan.
" Ada 3 B. Bercerita, bermain, bernyanyi. Pokoknya cara menyenangkan lewat perasaan. Kata kuncinya bukan bisa. Tapi suka puasa," pungkasnya
" Cerita bisa mengarang. Bagus kalau ada buku cerita kita bisa ceritain," kata Elly menambahkan.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN