Taliban Serukan Rusia-Ukraina Tempuh Jalan Dialog: Emirat Islam Afghanistan Netral

Reporter : Alfi Salima Puteri
Selasa, 1 Maret 2022 16:00
Taliban Serukan Rusia-Ukraina Tempuh Jalan Dialog: Emirat Islam Afghanistan Netral
Taliban menyatakan pihaknya bersikap netral dan menyerukan agar Rusia dan Ukraina menyelesaikan krisis melalui cara-cara damai.

Dream - Di tengah invasi yang sedang dilancarkan Rusia ke negara tetangganya, Ukraina, seruan perdamaian disampaikan Taliban. Kelompok yang saat ini menguasai Afghanistan itu mendesak kedua negara untuk menyelesaikan konflik lewat meja perundingan. 

Melansir World of Buzz, Sabtu, 26 Februari 2022, Taliban menyatakan pihaknya bersikap netral dan menyerukan agar Rusia dan Ukraina menyelesaikan krisis melalui cara-cara damai.

Pernyataan resmi itu disampaikan Taliban dalam sebuah unggahan di akun Twitter resmi Taliban yang sekarang menggunakan nama Imarah Islam Afghanistan.

Taliban menyampaikan keprihatinannya atas kemungkinan adanya korban sipil dalam konflik yang melibatkan dua negara tersebut.

1 dari 4 halaman

" Imarah Islam Afghanistan memantau dengan cermat situasi di Ukraina dan menyatakan keprihatinan tentang kemungkinan nyata korban sipil," bunyi pernyataan tersebut.

Di bawah segel Kementerian Luar Negeri Emirat yang sangat mirip dengan segel departemen pemerintah AS, Taliban menyerukan agar dialog digelar antara Rusia dan Ukraina. Taliban juga meminta agar warga Afghanistan di Ukraina dilindungi.

“ Imarah Islam Afghanistan menyerukan agar kedua pihak menahan diri. Semua pihak harus berhenti mengambil posisi yang dapat memicu kekerasan,” tegasnya.

2 dari 4 halaman

Tolak Tawaran Evakuasi dari AS, Presiden Ukraina: Pertarungan Ada di Sini!

Dream - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, secara tegas menolak tawaran Amerika Serikat untuk evakuasi. Dia memilih untuk tetap di Ibu Kota Kyiv dan bersama para pejuang menghalau dan menghantam balik serangan militer Rusia.

" Pertarungan ada di sini!" ujar Zelenskyy dalam video yang dia unggah di media sosialnya.

Militer Rusia terus berusaha menguasai Kyiv namun serangan mereka berhasil dipatahkan pasukan Ukraina. Meski begitu, pertempuran terus berlanjut.

Pergerakan pasukan yang cepat setelah kurang dari tiga hari pertempuran semakin membahayakan sebuah negara yang berpegang teguh pada kemerdekaan dalam menghadapi serangan Rusia yang luas. Serangan itu mengancam bakal menggulingkan pemerintah demokratis dan mengacaukan tatanan dunia pasca-Perang Dingin.

Zelenskyy menawarkan jaminan baru pada hari Sabtu, menyatakan militer negara itu akan menghadapi invasi Rusia. Dalam sebuah video yang direkam di jalan pusat kota, dia mengatakan tidak meninggalkan kota dan klaim bahwa militer Ukraina akan meletakkan senjata adalah salah.

" Kami tidak akan meletakkan senjata. Kami akan melindungi negara ini," katanya.

" Senjata kami adalah kebenaran kami, dan kebenaran kami adalah bahwa itu adalah tanah kami, negara kami, anak-anak kami, dan kami akan mempertahankan semua itu," kata dia.

 

3 dari 4 halaman

Zelenskyy didesak mengevakuasi Kyiv atas perintah pemerintah AS tetapi menolak tawaran itu, menurut seorang pejabat senior intelijen Amerika yang mengetahui langsung percakapan tersebut.

Pejabat itu mengutip presiden yang mengatakan bahwa " pertarungan ada di sini" dan bahwa dia membutuhkan amunisi anti-tank tetapi " bukan tumpangan."

Pejabat itu berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

Pejabat kota di Kyiv mendesak warga untuk mencari perlindungan, menjauh dari jendela dan mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari puing-puing atau peluru yang beterbangan.

Kremlin menerima tawaran Kyiv untuk mengadakan pembicaraan, tetapi tampaknya itu merupakan upaya untuk memeras konsesi dari Zelenskyy yang diperangi alih-alih isyarat menuju solusi diplomatik.

Zelenskyy sebelumnya menawarkan untuk bernegosiasi atas permintaan utama Putin: bahwa Ukraina menyatakan dirinya netral dan meninggalkan ambisinya untuk bergabung dengan NATO. Kremlin mengatakan Kyiv awalnya setuju untuk melakukan pembicaraan di Minsk, kemudian mengatakan akan lebih memilih Warsawa dan kemudian menghentikan komunikasi.

 

4 dari 4 halaman

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kemudian mengatakan bahwa Kyiv akan membahas prospek pembicaraan pada hari Sabtu.

Serangan itu telah diantisipasi selama berminggu-minggu oleh AS dan sekutu Barat dan ditolak untuk dikerjakan selama itu oleh Putin. Dia berpendapat bahwa Barat tidak memberinya pilihan lain dengan menolak untuk merundingkan tuntutan keamanan Rusia.

Putin belum mengungkapkan rencana utamanya untuk Ukraina. Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov memberi petunjuk, dengan mengatakan, " Kami ingin membiarkan rakyat Ukraina menentukan nasibnya sendiri."

Juru bicara Putin Dmitry Peskov mengatakan Rusia mengakui Zelenskyy sebagai presiden. Tetapi tidak mengatakan berapa lama operasi militer Rusia bisa berlangsung, dikutip dari TIME.

Pasukan Rusia menyerbu negara itu dari tiga sisi setelah mengumpulkan sekitar 150.000 tentara di dekatnya, dikutip dari TIME.

Beri Komentar