Ilustrasi Seseorang Sedang Mendirikan Sholat Istikharah Untuk Memantabkan Pilihannya (Foto: Unsplash.com)
Dream – Sholat istikharah biasanya ditunaikan umat muslim ketika mereka sedang berada dalam kebimbangan menentukan pilihan. Dengan sholat sunnah ini seorang muslim berharap Allah SWT akan memberikan petunjuk untuk memutuskan pilihan yang tepat.
Tata cara sholat istikharah disunnahkan dilakukan secara berulang-ulang sebanyak tujuh kali. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Sunni di dalam kitab Amalul Yaum Wallaihi dari Anas Bin Malik, Rasulullah Saw bersabda:

“ Wahai Anas, jika kamu gundah dengan suatu hal, maka mintalah pilihan (petunjuk) kepada Tuhan-mu sebanyak tujuh kali. Kemudian lihatlah yang tersirat pada hatimu, maka sungguh kebaikan ada di dalamnya.” (HR. Ibnu Sunni).
Lantas bagaimanakah tata cara sholat istikharah dan tanda yang mensyaratkan kita boleh mengulang-ulang sholat sunnah tersebut? Berikut penjelasannya dari para ulama.

Tata cara sholat istikharah boleh dilakukan secara berulang-ulang di saat kamu tidak mendapatkan tanda-tanda yang jelas. Apabila sudah jelas bagi orang yang menjalankan sholat istikharah apa yang bisa melegakan atau melapangkan dadanya, makai a tidak perlu mengulang istikharahnya.
Orang yang menjalankan tata cara sholat istikharah akan mendapatkan petunjuk dari Allah SWT atau jawaban atas kegelisahan hatinya. Kelapangan dada seseorang atas pilihannya merupakan perwujudan dari kecondongan seseorang dan kecintaannya pada sesuatu. Bukan sekedar karena menuruti hawa nafsunya atau karena adanya tujuan dan maksud tertentu.
Sehingga tata cara sholat istikharah bisa dilakukan secara berulang-ulang hingga tujuh kali jika Sahabat Dream belum mendapatkan tanda yang jelas.
Ulama fikih pun menjelaskan bahwa jika belum ada tanda-tanda yang jelas bagi orang yang mendirikan sholat istikharah setelah diulang sebanyak tujuh kali, maka ia boleh untuk mengulanginya lebih dari jumlah yang ditentukan.
Hal ini seperti yang sudah dijelaskan oleh Imam Ibnu Abidin Al Hanafi di dalam kitab Raddul Mukhtar Alad Daril Mukhtar menyebutkan:

“ Dan disunnahkan ia mengulangi istikharah sampai tujuh kali, jika ia tidak mampu melaksanakan sholat, maka ia boleh istikharah dengan doa.”
Syekh Alisy dari ulama mazhab Maliki mengatakan di dalam Kitab Minahul Jalil Syarh Mukhtasar Khalil disebutkan yang artinya sebagai berikut:
“ Ia akan memilih melaksanakan atau meninggalkan terhadap apa yang dadanya merasakan kelapangan (akan hal itu). Dan jika belum ada kejelasan (condong) pada sesuatu dari keduanya (antara melaksanakan atau meninggalkan terhadap suatu pilihan), maka hendaklah ia mengulanginya sampai tujuh kali.”
Sementara itu penjelasan Ibnu Illan Al Syafii di dalam Kitab Al Futuhat Al Rabbaniyah disebutkan:

“ Jika belum ada kejelasan dalam dadanya terhadap sesuatu, maka hal yang jelas adalah mengulangi istikharahnya baik dengan sholat atau doa sampai dadanya merasakan kelapangan (untuk memilih) pada sesuatu. Meskipun dilakukan lebih dari tujuh kali. Adapun Batasan tujuh itu adalah berdasarkan riwayat Anas dan itu menjadi dasar keumuman. Oleh karena itu untuk sampai dapat menjadikan dadanya lapang maka tidak diakhiri dengan Batasan tujuh.”
Menurut Syaikh Wahbah Az-Zuhaili dalam Fiih Islam wa Adillatuhu memiliki pendapat ketika menjalankan tata cara sholat istikharah, setelah membaca surat Al Fatihah disunnahkan membaca surat Al Kafirun pada rakaat pertama. Kemudian membaca surat Al Ikhlas usai surat Al Fatihah pada rakaat kedua.
Berikut ini tata cara sholat istikharah secara keseluruhan:
ALLAHUMMA INNI ASTAKHIRUKA BI ‘ILMIKA, WA ASTAQDIRUKA BI QUDRATIKA, WA AS-ALUKA MIN FADHLIKA, FA INNAKA TAQDIRU WA LAA AQDIRU, WA TA’LAMU WA LAA A’LAMU, WA ANTA ‘ALLAAMUL GHUYUB.
ALLAHUMMA FA-IN KUNTA TA’LAMU HADZAL AMRO (MENYEBUTKAN PERSOALANNYA) KHOIRON LII FII ‘AAJILI AMRII WA AAJILIH (AW FII DIINII WA MA’AASYI WA ‘AQIBATI AMRII) FAQDUR LII, WA YASSIRHU LII, TSUMMA BAARIK LII FIIHI.
ALLAHUMMA IN KUNTA TA’LAMU ANNAHU SYARRUN LII FII DIINI WA MA’AASYI WA ‘AQIBATI AMRII (FII ‘AAJILI AMRI WA AAJILIH) FASH-RIFNII ‘ANHU, WAQDUR LIIL KHOIRO HAITSU KAANA TSUMMA RODH-DHINII BIH.”
Sumber: Bincang Syariah, berbagai sumber.
Advertisement
5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian