Ilustrasi Kaligrafi Rasulullah Muhammad SAW (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Peran Nu'aiman bin Amr bin Rafa'ah tidak bisa dianggap sepele dalam perjuangan dakwah Rasulullah Muhammad SAW. Sahabat dari golongan Anshar ini tercatat sebagai salah satu mujahid sejati Islam.
Nu'aiman bahkan digelari sebagai Ashabul Badr karena dia bersama Rasulullah SAW dan para sahabat lainnya menghadapi para musuh Islam di Perang Badar.
Di sisi lain, Nu'aiman terkenal sebagai sahabat yang sangat jahil. Tidak hanya sahabat, Rasulullah SAW sendiri juga menjadi korban kejahilannya.
Meski demikian, tidak ada satupun korban kejahilan Nu'aiman yang marah. Mereka justru semakin dekat dengan Nu'aiman.
Dikutip dari NU Online, kisah mengenai Rasulullah menjadi korban kejahilan Nu'aiman dikutip oleh pakar tafsir Quraish Shihab dalam Yang Jenaka dari Quraish Shihab dan ulama Rembang, KH Mustofa Bisri dalam bukunya Dari Canda Nabi & Sufi Sampai Kelucuan Kita.
Dikisahkan, suatu hari, Nu'aiman berniat memberikan hadiah seguci madu kepada Rasulullah SAW. Dia lalu mendatangi pedagang madu.
Disuruhnya pedagang madu itu mengantarkan seguci madu kepada Rasulullah. Dia mengingatkan agar si pedagang menyebut madu itu merupakan hadiah dari Nu'aiman.
" Nanti kamu minta juga uang harganya," kata Nu'aiman.
Si pedagang kegirangan, jualannya laku. Segera dia antarkan seguci madu kepada Rasulullah. Di hadapan Rasulullah, pedagang itu menyebut madu yang dibawanya merupakan hadiah dari Nu'aiman.
Rasulullah terlihat senang mendapat hadiah itu. Tetapi, rasa senang itu berubah menjadi keterkejutan.
" Ini madunya, Rasulullah, harganya sekian," kata pedagang itu.
Rasulullah seketika tersadar ulah Nu'aiman memang demikian. Akhirnya, Rasulullah membayar madu itu, yang katanya adalah hadiah dari Nu'aiman.
Beberapa saat kemudian, Rasulullah memanggil Nu'aiman. Kepada laki-laki itu, Rasulullah bertanya mengapa melakukan perbuatan tersebut, menghadiahi madu tapi justru penerimanya yang harus membayar.
" Saya ingin berbuat baik kepada engkau, ya Rasulullah, tapi saya tidak punya apa-apa," kata Nu'aiman.
Mendengar jawaban itu, Rasulullah hanya bisa tersenyum. Rasulullah tidak marah kepada Nu'aiman.
Sumber: NU Online.