Tebus Jenazah Korban Kecelakaan, Polisi Ini Diganjar Penghargaan

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 13 Mei 2020 13:00
Tebus Jenazah Korban Kecelakaan, Polisi Ini Diganjar Penghargaan
Brigadir Heri menggunakan uang pribadi untuk menebus jenazah dari rumah sakit.

Dream - Anggota Sat Lantas Polres Samosir, Brigadir Heri Ompusunggu, mendapatkan penghargaan atas aksinya menebus jenazah korban kecelakaan lalu lintas di rumah sakit. Dia menyumbangkan dana pribadi senilai jutaan rupiah semata agar jenazah tersebut dapat dibawa pulang oleh keluarganya.

Dikutip dari ntmcpolri.info, Kapolres Samosir, AKBP Muhammad, menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Heri dalam apel di halaman mapolres. Heri mendapatkan uang tunai dan satu unit sepeda motor.

Muhammad mengatakan tindakan Heri patut dijadikan contoh oleh para personel kepolisian. Dia berharap seluruh jajaran Polres Samosir dapat meniru Heri dalam membantu masyarakat.

Dilaporkan Kabar Medan, awalnya terjadi kecelakaan antara sepeda motor dengan pejalan kaki pada Minggu malam, 3 Mei 2020. Korban diketahui bernama Walfaret Sihombing, 56 tahun, yang berprofesi sebagai buruh tani.

Kecelakaan berlangsung di Jalan Tele-Dairi yang diketahui tidak ada lampu satupun di pinggirnya. Korban yang berjalan kaki tertabrak sepeda motor.

 

1 dari 4 halaman

Korban Kritis

Baik korban maupun pengendara motor sama-sama terluka. Keduanya dilarikan ke Rumah Sakit Sidikalang, dengan kondisi Walfaret sangat kritis dan perlu segera ditangani.

" Karena keadaan korban sudah kritis, dokter sempat membisikkan kepada saya bahwa sudah tidak ada harapan dan meminta keluarga korban dihadirkan,” ujar Heri.

Menurut Heri, korban selalu berpindah tempat tinggal sesuai lokasi kerja. Sebelum kecelakaan, korban bekerja di Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir.

" Korban sudah 3 bulan di sana. Pekerjaannya membantu orang yang sedang bertani. Artinya, kerja harian ada ladang orang, ikut kerja lalu dibayar," kata dia.

Sedangkan korban sendiri tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk. Selama ini hanya berbekal surat keterangan dari kepala desa.

" Kita coba share ke Facebook, mohon bantuan ada korban kecelakaan lalu lintas, keluarga tak ditemukan, keadaan kritis kita kasih foto kita, foto korban, kontak person nomor kita dan dan Kades tempat tinggal saat itu," kata dia.

 

2 dari 4 halaman

Susahnya Menemukan Keluarga Korban

Dari unggahan tersebut, akhirnya ditemukan nomor kontak Sekretaris Desa asal korban. Dia pun menelepon pejabat desa tersebut dan mendapatkan informasi bahwa benar korban adalah warganya namun sudah lama tidak tinggal di desa tersebut.

Kemudian, Heri mendapatkan nomor kontak anak korban dari Sekdes tersebut. Dia segera menghubungi dan meminta keluarga datang untuk mengambil jenazah korban.

Setelah tiga hari, keluarga korban tak juga datang. Ada beberapa keluarga korban dari Sidikalang yang datang, namun hanya melihat jenazah lalu pergi.

Sementara, menurut Heri, pihak rumah sakit memintanya untuk segera mendatangkan keluarga korban dengan alasan kondisi yang kritis. Kemungkinan besar korban akan meninggal sehingga dibutuhkan kehadiran keluarga.

 

3 dari 4 halaman

Korban Meninggal, Keluarga Tak Datang

Pada Kamis, 7 Mei 2020, tepatnya empat hari usai kejadian, Heri dihubungi rumah sakit dan mendapatkan informasi korban telah meninggal dunia. Dia sempat marah kepada keluarga korban dan memaksa mereka datang ke rumah sakit.

Keluarga korban lalu mengatakan mereka tidak bisa datang karena tidak punya ongkos. Heri pun mendesak keluarga tersebut.

" Ini korban sudah meninggal, kami serahkan ke keluarga agar dikebumikan di rumah atau di mana terserah keluarga," kata dia.

 

4 dari 4 halaman

Keluarga Malah Berusaha Pergi

Dia tidak habis pikir dengan reaksi keluarga korban setelah mendapatkan informasi tersebut. Satu persatu keluarga korban malah berusaha pergi sembari berbisik-bisik.

" Saya panggil kembali, kok seperti ini. Biar cepat, biar tahu kita mau dibawa ke mana. Salah satu wanita menangis dan mengatakan bahwa sudah tahu dari awal keadaan bapak ini sejak kejadian. Alasan mereka tak datang kami tak ada uang," kata dia.

Merasa iba, akhirnya Heri memutuskan menebus jenazah korban agar bisa segera dikebumikan. Dia pun membayar biaya pengurusan di rumah sakit.

Tetapi, masalah belum selesai karena tidak ada peti mati dan ambulans yang mengantarkan. Akhirnya, Heri membayar semua biaya sekaligus.

Keluarga akhirnya membawa pulang jenazah korban dengan ambulans. Korban kemudian dikebumikan di Desa Pagaran, Kecamatan Pagaran, Tapanuli Utara.

Beri Komentar