Telepon Terakhir Sebelum Terbang Bersama Lion Air JT610

Reporter : Eko Huda S
Kamis, 1 November 2018 07:01
Telepon Terakhir Sebelum Terbang Bersama Lion Air JT610
Dua pemuda itu berangkat ke Jakarta untuk menyaksikan laga Timnas U-19. Mereka menumpang Lion Air JT610. Sepatu mereka ditemukan.

Dream - Epi termangu. Raut wajah mendadak berubah. Jadi muram. Mata menatap sepasang sneaker hitam di antara onggokan puing Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Lelaki bernama lengkap Epi Syamsul Komar itu terakhir kali melihat sepatu ini pada Sabtu 28 Oktober 2018. Saat dipakai oleh sang putra, Muhammad Rafi Andrian. Pemuda 23 tahun itu pamit terbang ke Jakarta untuk menonton laga Timnas U-19.

“ Sepatunya hancur tadi, sebelahnya hancur. Tinggal tasnya belum ketemu,” ucap Epi sambil tersedu, saat berada di JICT, Jakarta, Rabu 31 Oktober 2018. Mendadak Epi menangis. Beberapa petugas yang mendampingi berusaha menenangkan.

Muhammad Rafi Andrian bertolak dari Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, ke Jakarta. Ia datang untuk menonton pertandingan Indonesia vs Jepang U-19 bersama kawannya. Pada Senin pagi itu, ia pulang menumpang Lion Air JT 610.

“ Nonton Timnas. Terus pulang Senin pagi karena harus kerja di Pangkalpinang,” ucap Epi.

Meski hanya menemukan sepatu anaknya, Epi mengaku sedikit lega. Setidaknya, sepatu itu akan menjadi petunjuk untuk bertemu dengan jasad Rafi.

“ Saya sudah ikhlas, tapi saya ingin lihat jasad anak saya. Saya yakin saya dapat lihat anak,” tutup dia.

Barang-barang milik penumpang dan pesawat Lion Air JT610 itu dikumpulkan di Dermaga JICT 2, Jakarta Utara. Siapa pun diperbolehkan melihat lebih dekat asalkan mendapatkan izin dari petugas.

1 dari 3 halaman

Ikhlas

Tak cuma Epi. Abdul Rahman, ayah Riyan Aryandi juga menemukan sepatu anaknya di Posko Basarnas Jakarta International Container Terminal II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Sama seperti Epi, Abdul juga menemukan sepatu putranya. Dia berusaha tegar. “ Yakin seyakin-yakinnya. Waktu Lebaran kemarin pulang dipakai,” kata Abdul di JICT.

Riyan tak lain sahabat Rafi. Menurut Abdul, putranya sering bertolak ke Jakarta jika ada pertandingan bola yang istimewa.

Abdul tidak menyangka sang putra kecelakaan pesawat. Dia tak punya firasat buruk apa pun. Dia mengetahui kabar kecelakaan itu dari kakak Riyan yang melihat berita di media.

“ Sebelum malam kejadian, terakhir telepon mamaknya. Banyak ngomong, cerita,” tuturnya.

Abdul sudah tiga hari di Jakarta. Ia sudah ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk melakukan tes sampel DNA dan sebagainya. Ibunda Riyan, tidak ikut karena masih shock.

“ Harapan kami kalau bisa pemerintah membantu. Kalau bisa ketemu dalam keadaan apa pun. Kami menerima apa adanya. Semua sudah terjadi,” harap Abdul. (Sumber: Liputan6.com)

2 dari 3 halaman

Pamit Nonton Timnas, Chat Terakhir Korban Lion Air JT 610

Dream - Banyak kisah pilu yang masih tersimpan terkait tragedi jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomer penerbangan JT610 di perairan Tanjung Karawang, Senin 29 Oktober 2018.

Ariawan Komardy, salah satu penumpang pesawat yang jatuh tersebut sempat mengirim pesan WhatsApp kepada rekannya.

Pesan itu berupa ajakan untuk menunjukkan nasionalisme untuk Indonesia dengan menyaksikan langsung laga timnas Indonesia U-19 versus Jepang di stadion Gelora Bung Karno, Minggu, 28 Oktober 2018 lalu .

Kisahnya itu diketahui dari unggahan akun Instagram @ajidportiere, tiga hari sebelum tragedi itu terjadi.

 

3 dari 3 halaman

Pramugari Lion Air JT610: Aku Tak Sempurna, Terima Kasih Diingatkan Ibadah

Dream - Tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT610 menghadirkan beragam kisah. Salah satunya tentang Alfiani Hidayatul Solikah. Pramugari yang bertugas dalam penerbangan Jakarta ke Pangkalpinang itu.

Alfiani kerap membagikan cerita suka dan duka selama melayani penumpang di atas kabin. Kisah dan foto-foto selama bertugas dia unggah ke Instagram melalui akun @alfianihidayatulsolikah.

Melalui foto-foto itu terlihat bahwa Alfiani begitu dekat dengan teman-teman sejawatnya. Tak jarang dara kelahiran Madiun, Jawa Timur, itu mengunggah foto bersama rekannya di dalam kabin pesawat.

Seperti unggahan yang dibuat pada 16 Juli 2018. Dalam posting itu terlihat Alfiani berfoto di dalam kabin pesawat bersama empat pramugari. Mereka mengenakan seragam merah marun.

Pada foto itu, Alfiani menuliskan suasana kerja yang harmonis. Bersama teman-temannya itu, dia merasa berada di tengah-tengah keluarga. “ Seperti saudara, keluarga, dan teman juga,” tulis Alfiani.

Selalu Diingatkan Beribadah

Melalui unggahan yang dibuat dari Semarang, Jawa Tengah, itu Alfiani menyampaikan terima kasih kepada teman-temannya. Lima hari sudah mereka bersama.

“ Selama itu saya tahu rasa hormat satu sama lain adalah hal penting untuk hidup saya dan saya tidak dapat menilai orang lain tanpa alasan. Bersikap ramah dan berbagi bersama adalah tindakan terbaik,” tambah dia.

Alfiani rupanya sangat terkesan dengan rekan-rekannya. Dia bahkan menyebut tim itu dengan sebutan ayemcrew. “ Tenang tapi cepat.”

Dia juga menyampaikan terima kasih kepada teman-temannya. Sebab, apa yang mereka lakukan di atas kabin itu tak hanya sebatas teman kerja. Mereka juga saling mengingatkan.

“ Terima kasih untuk selalu mengingatkan saya tentang ibadah ketika dalam penerbangan dan lainnya. Sampai bertemu di penerbangan selanjutnya. Ingatlah pada saya,” tulis Alfiani.

Saya Tidak Sempurna

Hampir sebulan kemudian, tepatnya 10 Juli 2018, Alfiani juga mengunggah foto bersama rekan sesama pramugari. Mereka tampak masih dalam balutan seragam kerja.

Alfiani tampil dengan rambut bob. Pada foto itu dia sadar sebagai manusia yang tidak sempurna. Sebagai orang biasa, dia sadar punya banyak kesalahan.

" Saya tidak sempurna, saya memiliki banyak kesalahan dalam kehidupan,” tulis Alfiani dalam bahasa Inggris.

Namun, Alfiani selalu menikmati setiap wwaktu yang dia miliki. Tetap berusaha tersenyum, baiik dalam situasi baik maupun buruk. “ Itu adalah pilihan yang terbaik,” tambah Alfiani.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More