PNS Di Dinas Perikanan Jawa Barat Mengikuti Ujian Tahfiz (Istimewa)
Dream - Generasi penghafal Alquran di Indonesia terus tumbuh. Mereka pun berasal dari beragam latar belakang, baik usia maupun profesi.
Ada balita, anak-anak, remaja, hingga usia lanjut. Ada juga yang pelajar, petani, hingga Pegawai Negeri Sipil (PNS), tergerak untuk menjadi penghafal Alquran.
Demikian halnya dengan Kantor Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat. Puluhan PNS turut menjadi penghafal Alquran lewat program Tahfiz Corporate.
Program ini digagas oleh PPPA Daarul Quran Bandung. Para PNS tersebut juga telah menjalani Ujian Tahfiz yang dilaksanakan di mushola Dinas Perikanan Jabar pada Senin lalu, 28 Oktober 2019.
" Beberapa peserta sudah ada yang berhasil hafiz juz 30," ujar Penanggung Jawab Tahfiz Corporate Daarul Quran Bandung, Iqbal Tawakal, melalui keterangan tertulis diterima Dream.
Iqbal mengatakan ada dua orang peserta yang sudah menyelesaikan hafalan 1 juz. " Salah satunya atas nama Ibu Warsiti, beliau itu sudah hafal juz 30, sedangkan peserta yang lainnya masih belum lancar," kata dia.
Direktut Utama PPPA Daarul Quran, Abdul Ghofur, menjelaskan, Tahfiz Corporate merupakan program yang didawamkan untuk berdakwah tahfizul Quran. Diharapkan program ini dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Ghofur mengatakan program ini sudah dijalankan tidak hanya di institusi pemerintah. Sejumlah perusahaan baik BUMN maupun swasta turut terlibat dalam program ini.
" Alhamdulillah perusahaan seperti PT GMF AeroAsia, Warunk Upnormal dan sejumlah perusahaan lainnya juga telah bekerja sama dengan kami dalam program Tahfiz Corporate. Semoga hadirnya program ini membuat kita semua semakin dekat dengan Alquran," kata Ghofur.
Dream - Menghafal Alquran memang mengandung keutamaan tersendiri. Di setiap hurufnya terkandung sepuluh kebaikan bagi orang membacanya.
Keutamaan lebih besar didapat mereka yang bisa menghafal Alquran. Salah satunya, jaminan masuk surga dan mahkota bagi orangtua.
Dewasa ini, banyak yang berlomba-lomba untuk menghafal Alquran. Tidak sedikit dari saudara kita yang memutuskan menjadi tahfiz mandiri ataupun masuk ke pesantren dan rumah tahfiz demi menjadi penghafal Alquran.
Namun demikian, menjadi tahfiz hakiki tidak mudah. Tidak cukup hanya dengan hafal Alquran, namun dituntut untuk menerapkan isinya dalam kehidupan nyata.
Dikutip dari NU Online, Imam Al Qathalani seperti dikutip Mustafa Murad dalam kitabnya Kaifa Tahfadz Alquran menyatakan Ahlu Alquran adalah orang yang mengamalkan Alquran. Mereka adalah kekasih Allah.
Sehingga, setiap orang yang ingin menjadi tahfiz Alquran patut memperhatikan sejumlah adabnnya. Ini untuk menjaga identitasnya sebagai Ahlu Allah wa khasshatuh (keluarga Allah dan orang-orang istimewa-Nya).
Adab pertama yaitu perangai dan akhlak sempurna. Seseorang yang menjadi tahfiz harus mencerminkan akhlak Alquran. Dia harus mencontoh akhlak Rasulullah Muhammad SAW.
Rasulullah adalah teks Alquran yang hidup. Seluruh kandungan dalam Alquran terejawantahkan dalam diri Rasulullah.
Adab kedua, harus meninggalkan segala larangan untuk memuliakan Alquran. Seseorang tidak boleh sekalipun melanggar larangan yang tercantum dalam Akquran.
Adab ketiga yaitu menjaga diri dari pekerjaan rendah. Seorang penghafal Alquran tidak boleh menjalankan pekerjaan tak halal atau menjerumuskan pada dosa.
Adab keempat, memiliki jiwa mulia. Jiwa seorang tahfiz harus bersih dari segala prasangka buruk dan selalu menjaga lisan serta perbuatannya. Tidak boleh seorang tahfiz kasar sikapnya, pelupa, bersuara lantang, serta pemarah.
Adab kelima, seorang penghafal Alquran memiliki derajat lebih tinggi dari penguasa yang sombong dan pecinta dunia yang jahat. Sehingga, dia tidak boleh merendahkan diri di hadapan penguasa angkuh dan serta tidak menjadi pengikut kaum pecinta dunia.
Adab keenam, harus bersikap tawadhu' kepada orang-orang sholeh, baik serta miskin. Dia diharuskan bersikap santun kepada semua orang terutama kepada orang sholeh serta menyayangi mereka yang miskin.
Adab ketujuh, jiwa diharuskan khusyuk, tenang dan berwibawa. Seorang ahli Alquran hendaknya berjiwa tenang dalam penampilan serta sabar menjaga dan merawat hafalannya.
Adab kedelapan, tidak boleh menjadikan Alquran sebagai sumber penghasilan. Seorang tahfiz Alquran tidak pantas menggantungkan diri kepada orang lain dan justru dia dituntut memenuhi kebutuhan saudaranya.
Sedangkan adab kesembilan, selalu mengulang hafalannya. Yang paling utama adalah dengan muraja'ah tiap malam mengingat sebagai waktu mustajab.
Sumber: NU Online
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati