Gamelan Kyai Fatahillah Ensemble Pukau London

Reporter : Maulana Kautsar
Kamis, 1 Agustus 2019 16:02
Gamelan Kyai Fatahillah Ensemble Pukau London
Dibantu sejumlah musisi gamelan asal Inggris.

Dream - Gelaran World of Music, Arts, and Dance (Womad) 2019 yang digelar di Charlton Park, Wiltshire, Inggris, pada 25-28 Juli 2019 kemarin, menjadi ajang bersejarah bagi seniman Indonesia.

Kelompok gamelan Kyai Fatahillah Ensemble menjadi kelompok pertama dari Indonesia yang tampil sepanjang gelaran festival 1982.

Kelompok gamelan yang dipimpin musisi dan komposer, Iwan Gunawan tampil dengan berkolaborasi dengan pegiat seni-budaya Indonesia di Inggris.

Beberapa pemusik gamelan di Inggris seperti John Pawson dari kelompok musik gamelan Jawa, Andy Channing dari gamelan Bali, Simon Cook, Rob Campion, dan Rob Szymanek dari kelompok musisi degung Sunda, serta Ellen Jordan dan Jade-Flahive Gilbert dari kelompok Asado Duo yang menampilkan musik tarawangsa.

Selain menggelar musik karyanya, Iwan sendiri dan para musisi memberi sentuhan baru musik tradisional untuk mengiringi tari topeng Cirebon dan tarian jaipong.

Womad 2019

Kehadiran Iwan dan Kyai Fatahillah Ensemble di Inggris merupakan rangkaian kegiatan residensi seniman untuk agenda Karavan Budaya yang diselenggarakan oleh kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London.

Iwan mengatakan, sempat grogi tampil di panggung besar Womad 2019. " Tapi akhirnya sangat melegakan karena mendapat sambutan yang sangat meriah," kata Iwan Gunawan, dalam keterangan resminya, Kamis, 1 Agustus 2019.

Rasa grogi Iwan memang muncul karena Kyai Fatahillah Ensemble ini tampil di luar rencana awal. “ Persiapan yang sangat singkat membuat kami harus bekerja ekstra keras untuk membangun kebersamaan”, ungkap Iwan kemudian.

1 dari 5 halaman

Bantuan Dosesn Musik Sunda di Manchester

Keberhasilan tampilnya musisi dan penari Indonesia ini tidak terlepas dari upaya Rob Szymanek. Sosok dosen musik Sunda di Universitas Manchester itu menunjukkan portofolio karya-karya Iwan Gunawan dan kolaborasi dengan musisi gamelan asal Inggris ke panitia.

Womad 2019

“ Kami sangat ragu tadinya, sebab waktu yang tidak cukup. Tapi untungnya pihak panitia melihat keunikan musik gamelan Sunda dan tariannya untuk dinyatakan layak tampil di pentas musik dunia sekelas Womad," kata Rob Szymanek.

Duta Besar Republik Indonesia untuk kerajaan Inggris Raya, Irlandia, dan IMO, Rizal Sukma mengungkapkan rasa bangga dan bahagianya atas keberhasilan musisi Indonesia menembus festival sekelas Womad.

“ Ini adalah prestasi luar biasa dan menunjukkan kebolehan serta kepantasan para musisi Indonesia untuk disandingkan sejajar dengan musisi kelas dunia," puji Rizal.

Sementara itu, Atdikbud KBRI, E. Aminudin Aziz menyatakan keikutsertaan para seniman Indonesia yang berkolaborasi dengan musisi gamelan di Inggris merupakan wujud kekuatan dan keberhasilan diplomasi budaya Indonesia di di Inggris Raya.

Womad 2019

Selama perhelatan Womad 2019, tampil musisi-musisi dunia termasuk putra tokoh musik reggae Bob dan Rita Marley, yakni Ziggy Marley. 

Ada pula Macy Gray, penyanyi bersuara khas asal Amerika yang tenar dengan lagu I Try nya. Selain itu, ada Robert Plant, penyanyi senior grup musik asal Inggris Led Zeppelin yang berduet dengan Suzi Dian.

2 dari 5 halaman

Indonesia Tamu Kehormatan di Festival Budaya Janadriyah Saudi

Dream - Indonesia tampil sebagai tamu kehormatan di festival budaya dan warisan tahunan terbesar Timur Tengah, Festival Janadriyah ke-33. Menteri Garda Nasional Arab Saudi, Pangeran Khalid bin Abdulaziz bin Ayyaf Al Muqrin berharap tinggi atas partisipasi Indonesia sebagai Tamu Kehormatan. 

" Indonesia adalah negara yang masyhur akan kebudayaan yang beragam dan mempunyai sejarah panjang. Dengan berpartisipasi dalam Festival Janadriyah, Rakyat Arab Saudi diharapkan dapat mengenal lebih dalam mengenai Kebudayaan Indonesia. Kami senantiasa berharap Indonesia dapat menampilkan yang terbaik tahun ini," kata Khalid, dalam keterangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh, Jumat, 21 Desember 2018.

Dalam kesempatan tersebut, Khalid juga mengatakan alasan mengapa memilih Indonesia sebagai tamu kehormatan. Khalid menyebut, terpilihnya Indonesia sebagai Tamu Kehormatan karena keputusan Raja Salman bin Abdulaziz dan Putera Mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman.

" Memang benar banyak negara yang berminat dan mengajukan diri sebagai Tamu Kehormatan dalam Festival Janadriyah. Pemilihan Indonesia sebagai Tamu Kehormatan merupakan keputusan Raja Salman dan Putera Mahkota Pangeran Muhammad Bin Salman. Hal ini menunjukkan bahwa kedua negara mempunyai hubungan bilateral yang sangat erat," ucap Khalid.

Delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, mengapresiasi terpilihnya Indonesia sebagai tamu kehormatan Festival Janadriyah yang akan semakin mempererat hubungan bilateral antara kedua negara.

 

3 dari 5 halaman

Saunesia

" Saya menyampaikan salam hangat dari Presiden Joko Widodo kepada Raja Salman. Beliau sangat mengapresiasi pemilihan Indonesia sebagai Tamu Kehormatan. Meskipun persiapan dilakukan dalam waktu yang relatif pendek, kami akan usahakan penampilan yang terbaik. Saya yakin Festival ini akan semakin mempererat hubungan bilateral antara kedua negara," kata Puan.

Menko PMK Puan Maharani dan Pangeran Khalid

Menko PMK, Puan Maharani bertemu Menteri Garda Nasional Arab Saudi, Pangeran Khalid bin Abdulaziz (Foto: Istimewa)

Sementara itu, Duta Besar RI, Agus Maftuh Abegebriel mengatakan, Indonesia akan memamerkan sejarah hubungan bilateral Indonesia-Arab Saudi serta beragam kekayaan budaya dan keindahan alam Indonesia. Indonesia juga akan menampilkan lebih dari 70 macam pertunjukkan kesenian yang dibuat oleh 300 seniman selama tiga minggu berturut-turut.

Upaya ini sebagai bagian promosi hubungan bilateral Indonesia-Arab Saudi, atau disebut Saunesia.

“ Partisipasi Indonesia dalam Janadriyah bertemakan Unity in Diversity Strengthening Moderation and Global Peace. Upaya memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia merupakan sebuah dialog antar peradaban. Persatuan dalam keanekaragaman budaya Indonesa diharapkan dapat menjadi contoh dan memperkuat moderasi dan perdamaian dunia,” ujar Agus Maftuh. (Ism)

4 dari 5 halaman

Indonesia Akan Kenalkan Budaya Islam Asia Tenggara ke Dunia

Dream - Indonesia kembali menggelar Konferensi Islam Dunia pada 17-20 September 2018 nanti. Pada gelaran yang sudah ke-18 kalinya itu, Istitut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu didaulat untuk menjadi tuan rumah.

Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama, Arskal Salim, mengatakan tema AICIS ke-18 kali ini yakni Islam di Asia Tenggara dan Dunia Global: Teks, Pengetahuan dan Praktik.

Arskal berharap konferensi ini akan lebih mengenalkan budaya Islam Asia Tenggara. Menurut dia, Islam di Asia Tenggara saat ini masih dianggap sebelah mata dibandingkan peradaban Islam di Timur Tengah.

" Kawasan Asia Tenggara ini juga dikenal sebagai Islam yang moderat," kata Arskal di Kementerian Agama, Jakarta, Kamis 13 September 2018.

Konferensi ini akan menghadirkan sejumlah pembicara dari Arab Saudi, Asia, Eropa dan Australia. Bahkan ada peneliti Jerman yang juga menjadi narasumber nantinya.

5 dari 5 halaman

Digabung Sejumlah Acara Lain

Rektor IAIN Palu, Saggaf S Pettalongi, menuturkan acara ini akan dihadiri lebih dua ribu peserta naik dari dalam maupun luar negeri.

" Di antara kegiatan AICIS, berlangsung juga forum rektor Indonesia dan forum direktur pasca-sarjana Indonesia, dan LP2M seluruh Indonesia," ujar Saggaf.

Konferensi Islam Dunia

Nantinya, akan ada 360 makalah hasil riset yang akan dipresentasikan. Makalah tersebut sebelumnya telah melewati proses penyeleksian.

" 360 makalah dari 1.500 yang masuk setelah melalui seleksi yang ketat dari panitia dan steering comittee," ucap dia.

Beri Komentar