Mendiang Francisco Tchikuteny Sabalo Di Tengah Istri, Anak, Cucu, Dan Cicitnya. (Foto: Armando Chicoca)
Dream - Baru-baru ini pemakaman seorang tokoh masyarakat yang disegani di Angola menyedot ribuan orang. Selama dilakukan di tengah merebaknya wabah Covid-19, mendiang juga meninggalkan istri yang jumlahnya bisa membuat orang tercengang.
Untuk diketahui, pemerintah Angola telah menerapkan aturan social distancing dan larangan berkumpul lebih dari 50 orang saat pandemi Covid-19.
Namun pada pemakaman Francisco Tchikuteny Sabalo pada hari Minggu, 19 April 2020 itu, pengantar yang hadir jumlahnya ekstra banyak. Selain warga biasa, pemakaman itu dihadiri oleh 156 anak dan 250 cucunya.
Ribuan pelayat tidak hanya menyanyi, memeluk, dan menangisi peti mati berisi jenazah Tchikuteny. Mereka juga mengangkatnya secara bergantian hingga ke pemakaman di Giraul do Meio yang berada tidak jauh dari kota pelabuhan Namibe.
Kepada VOA Portugis, kerabatnya mengatakan Tchikuteny, yang usianya baru menginjak 70-an, meninggal pada Selasa lalu karena kanker prostat.
Salah seorang putranya, Lumbaneny Sabalo, mengatakan ayahnya telah berobat hingga ke Luanda dan tempat lain lebih dari setahun yang lalu.
" Tetapi kemudian memutuskan untuk pulang agar jika Tuhan memanggilnya, setidaknya dia meninggal di samping anak-anak dan ibu mereka," kata Lumbaneny.
Dalam pidatonya, pemimpin pemakaman mengatakan Tchikuteny adalah 'manusia yang lengkap' yang memberi perhatian besar pada pendidikan dan keluarga.
Semasa hidupnya, Tchikuteny memiliki 49 istri. Namun tujuh di antaranya telah diceraikannya sehingga jumlah istrinya tinggal 42 orang.
Meski praktik poligami dilarang di negaranya, Tchikuteny yang seorang non-Muslim tetap mengamalkannya.
Istri pertama Tchikuteny, Eva Domingos Bartolomeu, mengatakan kepada VOA bahwa dia berharap keluarganya tetap bersatu, sesuai dengan keinginan mendiang suaminya.
" Aku akan melakukan apa saja untuk memberi makan anak-anaknya dan tetap sehat," katanya.
Keluarga besar Tchikuteny memiliki mata pencaharian utama sebagai petani dan peternak.
Pada 2015, Tchikuteny mengatakan kepada VOA bahwa ia punya perhatian besar pada pendidikan.
Dia menghabiskan lebih dari US$1.500 atau Rp23,3 juta per tahun untuk membeli perlengkapan sekolah.
Dia juga menyatakan keinginan untuk melihat beberapa anaknya punya karier di bidang sains dan teknologi.
Tiga anak perempuannya saat ini sedang mempelajari ilmu kedokteran. Sedangkan dua putranya belajar ilmu komputer.
Menurut keluarganya, Tchikuteny menjadi ayah dari 281 anak, tetapi 125 di antaranya meninggal dunia.
Tchikuteny telah meninggalkan 42 orang istri, 156 anak, 250 cucu, dan 67 cicit.
(Sah, Sumber: VOANews)
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu