Tragedi Sepak Bola Paling Mematikan di Dunia Selain Kanjuruhan

Reporter : Okti Nur Alifia
Minggu, 9 Oktober 2022 07:40
Tragedi Sepak Bola Paling Mematikan di Dunia Selain Kanjuruhan
Tragedi sepak bola paling mematikan di dunia selain Kanjuruhan.

Dream - Tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu 1 Oktober 2022, menjadi catatan kelam bagi dunia sepak bola Indonesia.

Sepak bola yang tadinya sebagai hiburan semata, namun berujung pelik dengan 131 orang yang harus meninggal dunia.

Laga Arema FC vs Persebaya yang berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan Persebaya berujung kericuhan setelah ada suporter yang masuk ke lapangan.

Polisi pun menembakkan gas air mata untuk meredam kerusuhan, hingga ribuan suporter berusaha menghindar dengan keluar stadion.

Akibatnya, mereka berdesak-desakan di pintu keluar, sebagian terinjak-injak hingga meninggal dunia. Pintu 13 menjadi saksi bisu kematian para suporter yang disebut sebagai titik paling banyak menimbulkan korban.

Namun petaka di pertandingan sepak bola tak hanya dirasakan di Kanjuruhan saja. Bertahun-tahun sebelumnya, tragedi sepak bola yang terjadi di sejumlah negara ini juga menelan banyak korban jiwa. Bahkan ada yang melebihi kerusuhan di Kanjuruhan.

1 dari 6 halaman

Peru

Tragedi paling kelam dalam sejarah sepak bola dunia terjadi di Estadio Nacional pada 24 Mei 1964. Pertandingan yang mempertemukan Peru versus Argentina itu memakan korban 328 jiwa dan 500 lainnya luka-luka. 

Penyebabnya berawal dari suporter yang kecewa akan keputusan kontroversial sang wasit. Alhasil fans tuan rumah menyerbu lapangan. Polisi lalu menembakkan gas air mata ke arah suporter dan menyebabkan kerusuhan makin parah.

2 dari 6 halaman

Belgia

Pada 19 Mei 1985 juga menjadi waktu yang tak terelakan memakan korban meningal dunia. Tragedi ini terjadi sekitar satu jam menjelang kick off final European Champion Clubs antara Liverpool dan Juventus di Stadion Heysel, Belgia. 

Sebanyak 39 orang tewas dalam insiden tersebut. Penyebanya adalah pembatas tribun yang roboh ketika pendukung Liverpool mencoba melompati pagar. Mereka merangsek ke wilayah pendukung Juventus. 

3 dari 6 halaman

Afrika

Kali ini ada kerusuhan yang menjadi tragedi sepak bola paling mematikan di Afrika. Tepatnya di Stadion Ohene Djan, Accra, Ghana pada 9 Mei 2001.

Suporter yang melempar kursi dan botol ke lapangan menjadi pemicunya, aksi itu dibalas tembakan gas air mata oleh polisi.

Alhasil suporter pun panikan hingga kericuhan terjadi saat mereka berusaha melarikan diri. Nyawa 126 orang melayang dalam peristiwa itu.

4 dari 6 halaman

Prancis

Selanjutnya ada tragedi yang terjadi di negeri Eropa yakni pada 5 Mei 1992 di Stade Armand-Cesari di Bastia, Prancis. Sebanyak 18 orang tewas setelah tribun penonton roboh dalam laga Semifinal Piala Prancis antara SC Bastia dan Olympique de Marseille.

5 dari 6 halaman

Inggris

Masih di tanah Eropa, terjadi tragedi di Hillsborough, Inggris pada 15 April 1989. Ini merupakan peristiwa kerusuhan fans kedua yang melibatkan pendukung Liverpool setelah Tragedi Heysel pada 1985. Tragedi ini menewaskan 96 orang pendukung Liverpool karena saling berdesakan.

6 dari 6 halaman

Mesir

Kerusuhan besar juga terjadi di Stadion Port Said di Port Said, Mesir pada 1 Februari 2012, dalam pertandingan sepak bola Liga Utama Mesir antara Masry dan Ahly.

Ini merupakan tragedi sepak bola paling mematikan kedua di Afrika setelah tragedi Accra. Tercatat, 79 orang tewas setelah ribuan penggemar Al Masry menyerbu tribun stadion dan lapangan. 

Sumber: Merdeka.com dan Bola.com

Beri Komentar