Misterius, Nyamuk Tak Berani Muncul di Desa Ini Selama Beberapa Dekade

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Selasa, 9 Juni 2020 13:12
Misterius, Nyamuk Tak Berani Muncul di Desa Ini Selama Beberapa Dekade
Meski berada di atas permukaan laut dan dikeliling kolam-kolam air disekitar rumah warga, desa tersebut tercatat tak pernah memiliki nyamuk selama beberapa dekade.

Dream - Sebuah desa bernama Ding Wuling di Tiongkok memiliki keunikan yang mungkin tak dimiliki desa lainnya di dunia. Sekilas, desa ini hanya bisa dibandingkan dengan daerah-daerah yang berada di dekat kutub dengan suhu dinginnya yang menusuk. 

Meski berada di atas permukaan laut dan dikeliling kolam-kolam air disekitar rumah warga, desa Din Wuling dilaporkan tak pernah memiliki nyamuk selama beberapa dekade.

Kondisi ini membuat Desa Ding Wuling menjadi bahan pembicaraan masyarakat Tiongkok dan seluruh dunia hingga saat ini.

 

 

1 dari 5 halaman

Kondisi Desa

Ilustrasi nyamuk

Dikutip dari Oddity Central, Desa Ding Wuling terletak di perbukitan provinsi Fujian Tiongkok, 700 meter diatas permukaan laut.

Rata-rata bangunan di desa ini terbuat dari batu. Hal ini dikarenakan Desa Ding Wuling merupakan rumah dari oran-orang Hakka yang kaya akan sejarah dan budaya kental Tiongkok.

2 dari 5 halaman

Masih Jadi Misteri

Ilustrasi desa di tiongkok

Sampai saat ini, para ilmuwan belum bisa memecahkan fenomena mengapa desa ini tidak terlihat adanya nyamuk. Namun jawaban realistis belum pernah ditemukan oleh para ilumwah.

Meski begitu, banyak warga yang percaya fenomena tersebut dapat terjadi karena adanya sebuah batu berbentuk katak yang disembah oleh penduduk sekitar.

(Sah, Sumber: Odditycentral)

3 dari 5 halaman

Hanya Satu Gigitan Nyamuk, Pramugari Cantik Ini Meninggal 3 Hari Kemudian

Dream - Pramugari asal Thailand, Apitchaya Jareondee, meninggal dunia karena infeksi, hanya tiga hari setelah digigit nyamuk.

Apitchaya Jareondee dan beberapa anggota keluarganya pergi ke dokter setelah mengalami demam tinggi dan sakit kepala yang parah.

Mereka kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Lanna di Chiang Mai, Thailand Utara. Dokter mendiagnosis mereka dengan demam berdarah yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Oleh dokter, Apitchaya dan keluarganya dianjurkan menjalani periksa darah setiap hari. Namun sayangnya, pramugari 25 tahun itu mengalami infeksi parah akibat gigitan nyamuk.

4 dari 5 halaman

Mengalami Kegagalan Fungsi Organ Tubuh

Infeksi tersebut menyebabkan terjadinya pendarahan internal, shock dan kegagalan fungsi organ tubuh.

Akibatnya, Apitchaya, yang bekerja sebagai pramugari maskapai swasta terbesar di Asia itu, meninggal dunia pada hari Senin lalu.

Oleh anggota keluarga, jenazah Apitchaya dibawa ke kampung halamannya, Provinsi Nan.

Salah satu anggota keluarga Apitchaya, Surin Jareondee, mengatakan, sekarang mereka semakin waspada dengan nyamuk.

Untuk menghindari gigitan nyamuk, mereka lebih banyak beraktivitas di dalam rumah dan menutup jendela.

" Saat ini memang sedang musim hujan sehingga banyak nyamuk di sini," kata Surin.

5 dari 5 halaman

Ada 110 Triliun Nyamuk di Dunia

Meski bertubuh kecil, nyamuk ternyata sangat mematikan. Serangga kecil ini membunuh lebih dari 850.000 orang setiap tahun.

Dengan kata lain, selama 200.000 tahun keberadaan kita di Bumi, nyamuk telah membunuh sekitar 52 miliar manusia.

Nyamuk memiliki mulut panjang seperti jarum yang disebut proboscis atau belalai yang menghisap darah dari mangsa.

Hanya nyamuk betina yang memakan darah. Sedangkan nyamuk jantan hanya hidup dari nektar yang ada di bunga.

Dalam kawanan yang cukup besar, nyamuk bisa menyedot setengah darah manusia dewasa hanya dalam dua jam.

Dengan melakukan itu, mereka juga menyebarkan 17 persen penyakit menular di seluruh dunia.

Ada 110 triliun nyamuk yang hidup dunia saat ini. Serangga ini membawa setidaknya 15 jenis penyakit mematikan.

Yang paling mematikan adalah malaria dan demam kuning yang juga dijuluki 'Si Kembar Beracun'.

Tetapi nyamuk juga menularkan virus mematikan lainnya, seperti demam berdarah, Zika, West Nile dan cacing serta parasit.

Sumber: The Sun UK

Beri Komentar