Banjir Aceh/ Dok: BNPB
DREAM.CO.ID - Pemerintah Aceh menyampaikan perkembangan terkini terkait penanganan darurat bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Aceh. Berdasarkan data resmi yang dihimpun hingga pukul 13.00 WIB pada Minggu, 30 November 2025, jumlah masyarakat terdampak tecatat mencapai 441.842 jiwa.
Dari jumlah tersebut, tercatat 80 orang meninggal dunia, 330 orang mengalami luka berat, 1.284 orang luka ringan, dan 71 orang masih dinyatakan hilang. Sementara itu, jumlah pengungsi yang tersebar di berbagai lokasi mencapai 207.017 jiwa yang kini ditampung di 229 titik pengungsian di seluruh wilayah.
Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, menjelaskan bahwa kondisi air di sebagian besar wilayah terdampak sudah mulai surut. Namun masih ada endapan lumpur akibat banjir yang memerlukan penanganan tambahan agar proses evakuasi dan pembersihan dapat berjalan maksimal.
Terkait masa tanggap darurat yang ditetapkan selama 14 hari, Nasir menegaskan bahwa periode ini harus digunakan untuk memastikan seluruh kebutuhan masyarakat terpenuhi, mulai dari logistik, pelayanan kesehatan, evakuasi, hingga pemulihan konektivitas.
Ia menambahkan bahwa setelah tahap tanggap darurat selesai, pemerintah akan beralih pada fase pemulihan dan rehabilitasi yang lebih komprehensif.
“ Selama 14 hari ini kita pastikan semua masyarakat kita sehat, selamat, dan tidak kekurangan suatu apa pun. Akses logistik dan kesehatan juga harus benar-benar menjangkau mereka yang terdampak,” tegasnya dikutip dari acehprov.go.id, dikutip Senin, 1 Desember 2025.

Kemudian untuk distribusi logistik, Pemerintah Aceh mengonfirmasi bahwa bantuan melalui jalur laut yang diberangkatkan sebelumnya telah mendarat di Pelabuhan Krueng Geukueh pada hari Minggu, 30 November 2025. Sementara itu, wilayah yang masih terisolir juga telah menerima bantuan melalui jalur udara, termasuk di Kabupaten Aceh Tengah dan Aceh Tamiang.
Selain itu, Nasir turut melaporkan adanya kendala distribusi komoditas pertanian di Aceh Tengah. Ia menjelaskan bahwa 11.000 hektare lahan cabai yang telah memasuki masa panen belum dapat dibawa keluar akibat akses yang masih terbatas.
Untuk itu, Pemerintah Aceh telah berkoordinasi dengan BNPB agar pesawat yang digunakan untuk menyalurkan bantuan logistik dapat digunakan juga untuk memuat hasil panen cabai tersebut agar bisa dibawa keluar dari daerah terdampak.
Nasir juga menyoroti urgensi penanganan hewan yang terdampak bencana. Ia memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) untuk segera melakukan evakuasi bangkai hewan agar tidak menimbulkan dampak kesehatan dan penyakit menular bagi masyarakat.
Sementara itu, BNPB menyampaikan bahwa distribusi bantuan melalui jalur darat, laut, dan udara secara keseluruhan telah menjangkau seluruh wilayah terdampak, meskipun jumlahnya masih terbatas. BNPB mendorong agar kabupaten/kota dapat menyampaikan data kebutuhan secara rinci agar penyaluran dapat dilakukan lebih cepat dan terukur.
BNPB juga terus berkoordinasi dengan BASARNAS untuk menambah jumlah personel ke wilayah-wilayah terisolir guna mempercepat proses evakuasi.
Advertisement
Hore! KAI Tawarkan Diskon 30 Persen Libur Nataru, Berikut Daftar Lengkap Kereta dan Syaratnya

Survei: Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia 2025 Baru 65,4%

Curah Hujan Masih Tinggi, Aceh Ditetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi

Pemerintah Kirim 11 Helikopter ke Wilayah Aceh dan Sekitarnya

Fenomena “Forever Layoff” Meningkat, Gelombang PHK Kecil tapi Rutin Menghantui Tahun 2026


Fenomena “Forever Layoff” Meningkat, Gelombang PHK Kecil tapi Rutin Menghantui Tahun 2026

Pemerintah Kirim 11 Helikopter ke Wilayah Aceh dan Sekitarnya

Curah Hujan Masih Tinggi, Aceh Ditetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi

Survei: Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia 2025 Baru 65,4%

Hore! KAI Tawarkan Diskon 30 Persen Libur Nataru, Berikut Daftar Lengkap Kereta dan Syaratnya

Survei: Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia 2025 Baru 65,4%

Curah Hujan Masih Tinggi, Aceh Ditetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi