Rekaman Cctv Perampokan Di Pulomas, Jakarta Timur (Sumber: Istimewa)
Dream - Rekaman closed circuit television (CCTV) yang terpasang di rumah DT merekam detik-detik kejadian perampokan yang berakhir dengan kematian enam orang.
Peristiwa itu dimulai dengan adegan dua orang yang memasuki pintu gerbang rumah DT. Seorang pelaku tampak mengenakan baju kemeja berwarna putih dan memakai celana hitam. Dia berjalan terpincang menuju pintu masuk rumah DT.
Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan pelaku berjalan pincang tersebut adalah RBB.
" Dia berjalan pincang karena sakit ginjal," kata Iriawan, di RS Polri, Rabu, 28 Desember 2016.
Di belakangnya, tampak seorang pria yang mengenakan jaket dan topi berwarna hitam keluar dari mobil berwarna putih. Sebelum tampak masuk ke halaman rumah DT, pria berjaket hitam tersebut menutup pintu gerbang.
Dalam video kedua, tampak adegan, pria berjaket hitam menggandeng seorang laki-laki berbaju putih. Di belakang mereka, RBB menodongkan pistol sembari menunjuk arah.
Belakangan diketahui, satu tersangka lain yang mengenakan jaket telah berada di ruang tamu. Tiga tersangka yang terlihat di CCTV tampak mengumpulkan seluruh anggota rumah DT yang berjumlah enam orang.
Enam orang anggota keluarga DT tersebut diperkirakan, dua orang pembantu, seorang supir dan dua orang anak DT. Mereka dibawa menuju ke arah pintu yang terletak di bawah tangga dalam kondisi tak terikat oleh tiga tersangka.
© Dream
Dream - Polda Metro Jaya menangkap dua pelaku perampokan disertai pembunuhan di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Pulogadung, Jakarta Timur.
Keduanya ditangkap di rumah kontrakan di Jalan Kalong RT 08 RW 02 Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi. Dua pelaku tersebut berinisial RBB dan ES.
" Polisi gabungan telah mendapatkan informasi keberadaan RBB dan ES," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono di Jakarta, Rabu, 28 Desember 2016.
Argo berucap saat penyelidikan, tim menangkap RBB dan ES berada di lokasi. Saat akan ditangkap, kedua tersangka berusaha melakukan perlawanan.
Polisi segera melakukan tindakan represif dengan melepaskan tembakan di bagian kaki kedua tersangka.
" Intinya kedua pelaku melakukan perlawanan," ucap dia.
Kabag Mitra Ropemnas Divisi Humas Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi Awi Setiono dalam kesempatan berbeda menambahkan, pelaku meninggalkan sidik jari di lokasi kejadian. Dari situlah dilakukan pengembangan dan penangkapan.
© Dream
Dream - Di hari pemakaman korban pembunuhan sadis Pulomas, Dodi Triono dan dua anaknya, polisi berhasil membekuk dua pelaku. Pelaku atas nama Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang dibekuk di Bekasi, Jawa Barat.
Keduanya terpaksa ditembak petugas karena melakukan perlawanan. Ramlan pun tewas di tempat. Erwin berhasil dibekuk.
Ramlan dan Erwin diringkus aparat Polda Metro Jaya di Gang Kalong, RT 8 RW 2, Bojong, Rawa Lumbu, Bekasi, Jawa Barat. Keduanya dibekuk di rumah milik adik Ramlan.
" Iya benar dua ditangkap," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono di Jakarta, Rabu, 28 Desember 2016.
Aksi perampokan sadis yang dilakukan Ramlan cs menewaskan enam orang. Lima orang lainnya menjalani perawatan intensif.
Ramlan dan komplotannya menyekap 11 penghuni rumah Dodi Triono di dalam kamar mandi sempit berukuran 2x1,5 meter. Mereka disekap lebih dari 15 jam.
Ramlan bukan nama baru...
© Dream
Dream - Ramlan Butarbutar bukan nama baru di kalangan dunia kriminal dan residivis. Ramlan dikenal sebagai pimpinan komplotan perampok spesialis rumah mewah.
Tahun lalu, Ramlan diketahui menggasak rumah mewah milik Wong Tsu Lin (65). Pria asal Korea, di Perumahan Griya Telaga Permai, Cilangkap, Depok.
Pada 2014, Ramlan cs sempat melakukan aksi begalnya di Sawangan, Depok tahun 2014. Di rumah artis senior Farouk Avero.
Komplotan pimpinan si pincang ini tak segan melukai korban. Mereka tak hanya menggasak uang tunai, tapi juga barang-barang berharga dari dalam brankas.
Seperti perhiasan, surat sertifikat tanah, gadget, jam tangan dan perangkat elektronik lainnya.
© Dream
Dream - Pada 2010, Ramlan dan komplotannya dibekuk Polda Jawa Tengah karena melakukan perampokan di Tegal. Diketahui, Ramlan juga pernah menggasak rumah mewah di Cirebon dan Ciamis.
Ramlan pernah mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Bulak Kapal, Bekasi pada 2008.
Ramlan juga dikenal sebagai pimpinan perampok spesialis rumah mewah dari Kelompok medan.
© Dream
Dream - Ramlan dikenal sebagai pimpinan komplotan alias kaptennya. Dikenal sebagai Kapten pincang karena kaki kirinya memang pincang.
Dari pengakuannya saat dibekuk di Depok tahun lalu, Ramlan mengaku kakinya pincang akibat kecelakaan.
Kini, petualangan si Pincang telah berakhir di ujung timah panas polisi.
Ramlan dan anak buahnya melakukan perampokan sadis yang mengakibatkan enam orang tewas dan lima lainnya luka-luka.
Polisi membenarkan keterkaitan sosok Ramlan Butarbutar dengan aksi-aksi sebelumnya.
" Tahun lalu menggasak rumah warga Korea di Depok. DPO (buron)," ujar Irjen Kapolda Metro Jaya M Iriawan di kantornya, Mapolda Metro Jaya. (Ism)
© Dream
Dream - Proses autopsi korban perampokan di Pulomas, Jakarta Timur, telah selesai. Hasil autopsi menyebutkan korban meninggal akibat kekurangan oksigen saat disekap di kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter.
" Korban meninggal karena kekurangan oksigen dalam darah," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu, 28 Desember 2016.
Mengenai darah yang keluar dari tubuh korban, Argo menjelaskan hal itu terjadi lantaran pembuluh darahnya pecah.
" Darah mengalir dan membasahi almarhum itu dari hidung. Karena ada sumbatan, jadi pecah pembuluh darah," ucap dia.
Selain itu, Argo mengatakan ditemukan luka di bagian kepala korban. Diduga luka tersebut akibat benturan.
" Luka di kepala karena benturan," kata Argo.
© Dream
Dream - Pelaku perampokan disertai pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur diduga sudah mengetahui lokasi. Pasalnya, pelaku sudah menunggui korban keluar untuk bisa masuk ke dalam rumah.
" Pelaku masuk saat ada orang rumah keluar, mereka langsung mendorongnya untuk masuk kedalam rumah," katanya. Pelaku kemudian mengumpulkan para korban di ruang tengah," kata Kapolsek Pulogadung Komisaris Polisi, Andi B Rahmad di Jakarta, Rabu 28 Desember 2016.
Kapolsek menjelaskan, sampai saat ini tim gabungan juga masih melakukan penyidikan terkait kasus tersebut.
Diketahui, para pelaku salah mengambil decorder CCTV, karena yang dibawa oleh pelaku adalah power suplay dari CCTV.
" CCTV sudah dianalisa dan saat ini penyidik masih melakukan profiling dari para pelaku," ujarnya Kapolsek.
Sampai saat ini sudah ada sepuluh saksi yang diperiksa mulai dari satpam lingkungan rumah korban, karyawan korban dan para korban selamat yang kini di rawat di rumah sakit Kartika Pulomas, Jakarta Timur.
Hingga saat ini, belum ada olah tempat kejadian perkara (TKP) lanjutan dari penyidik.
Namun, polisi menempatkan personel untuk mengamankan lokasi kejadian. Sementara, visum dan otopsi juga sudah selesai dilakukan. Saat ini, tim penyidik masih menunggu hasil dari tim DVI Mabes Polri untuk hasilnya.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu