Biaya Perawatan Pasien Covid-19 Selama 9 Hari Saja. (Foto: Twitter @jtuvanyx)
Dream - Selama penerapan PSBB kemarin, masih banyak sekali masyarakat di Indonesia yang menganggap remeh penyakit Covid-19 yang disebabkan virus corona jenis SARS-CoV-2.
Padahal, penyakit yang menyerang paru-paru ini mudah menular dan biaya untuk mengobatinya tidak murah seperti dugaan banyak orang.
Seorang netizen membagikan pengalaman di Twitter betapa mahalnya perawatan yang harus ditanggung pasien yang dinyatakan positif Covid-19.
Netizen bernama Juno dengan akun @jtuvanyx itu mengatakan biaya yang harus ditanggungnya itu saat dia dirawat di rumah sakit swasta dan belum dirujuk ke Wisma Atlet.
Dalam postingan itu, Juno mencantumkan tagihan biaya perawatan Covid-19 yang hampir Rp34 juta. Ini biaya untuk perawatan tanpa tindakan apa-apa.
" Ini aja biayanya cuma atas kamar rawat (isolasi) 9 hari, obat-obatan, tes lab thorax dan darah, visit dokter," katanya.
Dia bersyukur karena selama perawatan dan isolasi selama 9 hari itu tidak sampai sesak napas.
" Biaya bisa naik 3 kali lipat kalau kamu butuh tindakan-tindakan, ventilator, dan lain-lain," tambah Juno.
Juno mengatakan biaya tadi belum termasuk perawatan pasca pulang dari Wisma Atlet. Dia dirawat lagi untuk memastikan tidak ada lagi keluhan yang mengganggunya.
Menurut Juno, biaya tambahan untuk perawatan pasca pulang dari Wisma Atlet ini mencapai 36 juta. Jika dihitung, total dia harus keluar uang Rp70 juta.
Beruntung biaya perawatan Juno ditanggung oleh asuransi secara penuh. Tapi dia tetap mengingatkan untuk tidak gegabah meski dijamin asuransi penuh.
" Walaupun punya asuransi penuh, gak usah sok-sokan hidup bakal terjamin. Iya kalau kalian berhasil bertahan. Kalau tidak?" katanya.
Juno kemudian bercerita bagaimana susahnya mendapatkan perawatan bagi orang yang terinfeksi virus corona.
Menurut Juno, sebelum rawat ke Wisma Atlet, konsultasinya ke Call Center Covid 119 selalu menemui jalan buntu. Alasannya mungkin karena belum ada hasil dan selalu mentok di pertanyaan 'Ada riwayat ke luar negeri?'.
Padahal Juno sudah terpapar virus corona melalui transmisi lokal, dan dia memang positif Covid-19 setelah hasil swab test keluar.
Bagi Juno, saat itu dia tidak ada pilihan lain selain pergi ke RS swasta. Juno sempat was-was karena mendengar banyak yang ditolak oleh RS swasta.
" Tapi Tuhan memang baik banget, dokternya menerima saya dan selama dirawat, saya di-swab juga. Semua biaya ditanggung asuransi saya," kata Juno.
Juno pun memberi saran, sebaiknya menjaga diri agar tidak tertular virus corona. Karena proses untuk mendapatkan perawatan susah dan biayanya juga mahal.
Juno mengatakan BPJS ternyata tidak menanggung pasien Covid-19. Karena semua biaya akan ditanggung oleh RS Rujukan.
" BPJS tidak menanggung pasien Covid. Semua diklaimkan melalui Kemenkes dengan persyaratan NIK. Yang ditanggung di RS Rujukan pun ODP dengan komorbid dan PDP, di luar itu tidak bisa. Mau skrining Covid buat OTG ya bayar sendiri. Kalau positif baru bisa ke RS darurat/Wisma Atlet," katanya.
Menurut Juno, fasilitas gratis dari pemerintah sudah diberikan melalui RS Rujukan. Mereka yang berobat ke sana gratis.
" Tapi kalau buat pasien baru yang gejalanya ringan-ringan saja dan belum didukung diagnosa medis sepertinya agak susah masuk. Kalian bakal diminta ikut tes dulu," katanya.
Sementara yang positif tapi gejalanya ringan bisa ke Wisma Atlet di Jakarta. Untuk yang positif dengan gejala berat bisa langsung ke RS Rujukan. Lokasi menyesuaikan daerah masing-masing.
Juno kemudian menyarankan orang-orang untuk patuh pada aturan physical distancing dan protokol kesehatan lainnya agar tidak tertular virus corona.
" Biasanya orang-orang yang bebal tuh mengandalkan imun tubuh. Mereka pikir dengan imun yang bagus tidak bakal kena.
" Saya kasih tahu ya, imun kalian paling bagus sedunia pun kalau kena ya kena aja. Imun bagus itu pengaruhnya nanti kalo kalian sudah terpapar. Orang yang imunnya bagus biasanya tanpa gejala," jelas Juno.
Jadi, lanjut Juno, daripada coba-coba lebih baik diam di rumah. Kalau terpaksa keluar, pakailah masker, rajin cuci tangan, jangan pegang-pegang muka.
" Didik diri sendiri untuk menjauh kalau terjebak di kerumunan orang," pungkas Juno.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya