Viral! Foto Sampah Bungkus Mi Instan di Lautan

Reporter : Maulana Kautsar
Senin, 8 April 2019 16:00
Viral! Foto Sampah Bungkus Mi Instan di Lautan
Bungkus-bungkus plastik itu tak hancur selama bertahun-tahun, 19 tahun terombang-ambing di lautan.

Dream - Kemasan produk dari plastik telah menjadi ancaman serius kerusakan alam. Baru-baru ini, warganet menyoroti bungkus mi instan yang berasal dari tahun 2000.

Foto bungkus mi kemasan itu diunggah Fianisa Tiara Pradani, mahasiswi Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang, di akun Twitter-nya @selfeeani.

Dalam unggahan tersebut, dia menunjukkan bungkus mi instan untuk menyambut 55 tahun HUT Indonesia.

" Agustus nanti Indonesia akan berumur 74 tahun. Namun, pagi ini saya menemukan bungkus yang bertuliskan dirgahayu Indonesia ke-55," tulis Fianisa.

Itu artinya, bungkus plastk itu tidak hancur dalam waktu belasan tahun. " Perbedaannya 19 tahun jadi bungkus ini terombang ambing di laut sampai hanyut ke bibir pantai selama 19 tahun," tambahh dia.

1 dari 2 halaman

Ada yang Lebih Tua

Unggahan itu memancing reaksi warganet lain. Beberapa warganet turut membagi unggahan foto temuan sampah plastik di laut.

" Tahun 2018 lalu ada yang nemu sampah bekas shampoo sachet dari tahun 80-an. Kalau dihitung usianya sudah lebih dari 30 tahun. Terombang-ambing di dasar laut selama itu tidak akan membuatnya terurai," tulis akun @S_Purwadi.

Juru kampanye Urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi, mengatakan, sampah plastik telah menjadi ancaman serius bagi satwa di darat dan laut.

2 dari 2 halaman

Bahaya Sampah Plastik

Menurut dia, laporan terbaru dari Center for International Environmental Law (CIEL) menyebut, dampak yang ditimbulkan oleh plastik jauh lebih luas lagi.

" Plastik dengan berbagai komponen kimia yang terkandung di dalamnya ternyata juga merupakan ancaman serius terhadap kesehatan manusia, mulai dari proses pembuatan hingga statusnya sebagai sampah. Pemerintah dan perusahaan harus segera bertindak mengurangi suplai plastik sekali pakai dengan mengaplikasikan ekonomi sirkuler lewat konsep penggunaan kembali (reuse),” kata Atha dalam Februari 2019.

Atha mendesak pemerintah daerah untuk melarang penggunaan kantong plastik. Sementara itu, perusahaan pun diminta berinovasi dengan meninggalkan kemasan plastik sekali pakai.

" Dan pembangunan insinerator bukanlah tindakan yang tepat. Pasalnya, sampah plastik yang dibakar akan melepaskan bahan kimia berbahaya ke udara. Oleh sebab itu, solusi utama dari polusi plastik adalah mengurangi suplai plastik sekali pakai,” ucap dia.

Beri Komentar