Viral Penemuan Bintang Laut Berusia 410 Juta Tahun, Lengannya Mirip Cambuk

Reporter : Editor Dream.co.id
Kamis, 23 November 2023 20:48
Viral Penemuan Bintang Laut Berusia 410 Juta Tahun, Lengannya Mirip Cambuk
Ahli paleontologi menemukan fosil brittle star atau dikenal sebagai bintang rapuh.

Ahli paleontologi menemukan fosil brittle star atau dikenal sebagai bintang rapuh.

1 dari 11 halaman

Viral Penemuan Bintang Laut Berusia 410 Juta Tahun, Lengannya Mirip Cambuk

Viral Penemuan Bintang Laut Berusia 410 Juta Tahun, Lengannya Mirip Cambuk © Ahli paleontologi menemukan fosil brittle star atau dikenal sebagai bintang rapuh. 2023 Foto/Pexels.com

Ahli paleontologi menemukan fosil brittle star atau dikenal sebagai bintang rapuh.

2 dari 11 halaman

Ahli paleontologi menemukan fosil bintang laut brittle atau yang dikenal sebagai bintang rapuh, dari periode Devonian di 'unit atas' Formasi Baviaanskloof di Afrika Selatan. Penelitian mereka mengungkapkan dua spesies, yaitu Krommaster spinosus yang baru

Sumber: Sci News

3 dari 11 halaman

Mengenal Bintang Rapuh

Bintang rapuh, yang secara ilmiah dikenal sebagai ophiuroid, termasuk dalam kelompok Echinodermata. Saat ini, lebih dari 2.000 spesies bintang rapuh masih ada, dan fosil-fosil mereka sering ditemukan, terutama di wilayah belahan bumi utara.

4 dari 11 halaman

Bintang rapuh sering kali disamakan dengan saudara mereka, yaitu bintang laut, meskipun keduanya merupakan dua spesies yang berbeda.

Perbedaannya terletak pada struktur lengan yang panjang dan menyerupai cambuk pada bintang rapuh, yang dapat mencapai panjang hingga 60 cm.

Selama Era Paleozoikum, yang berlangsung sekitar 541 hingga 252 juta tahun yang lalu, bintang rapuh tipe 'arkais' mendominasi. Bintang rapuh tipe 'arkais' memiliki morfologi lengan yang sangat berbeda dari bintang rapuh tipe 'modern' atau kelompok mahkota.

5 dari 11 halaman

© Dream

Bintang rapuh tipe 'arkais' dan 'modern' mulai memperlihatkan perbedaan pada zaman Ordovisium Awal, kira-kira 485 hingga 470 juta tahun yang lalu. Hingga belum lama ini, dianggap bahwa bintang rapuh 'arkais' telah punah pada akhir periode Karbon, sekitar 300 juta tahun yang lalu.

6 dari 11 halaman

Namun, temuan terkini menunjukkan bahwa bentuk 'arkais' dan 'modern' hidup bersama setidaknya hingga periode Trias, sekitar 251 hingga 201 juta tahun yang lalu.

Penurunan jumlah bentuk 'arkais' dipercayai terkait dengan terjadinya Revolusi Laut Paleozoikum Pertengahan, yang melibatkan peningkatan keragaman strategi predator di lingkungan perairan dangkal di garis lintang rendah.

Bintang rapuh 'arkais' dianggap lebih rentan terhadap diversifikasi predasi dan karenanya terbatas pada komunitas yang terkait dengan tingkat predasi yang lebih rendah, seperti lingkungan laut di lintang tinggi.

7 dari 11 halaman

"Hubungan antara bintang rapuh tipe 'arkais' dan 'modern' saat ini masih kurang dipahami," ungkap ahli paleontologi dari Universitas Rhodes, Caitlin Reddy.

Hubungan antara bintang rapuh tipe 'arkais' dan 'modern' saat ini masih kurang dipahami," ungkap ahli paleontologi dari Universitas Rhodes, Caitlin Reddy." /> © Ahli paleontologi menemukan fosil brittle star atau dikenal sebagai bintang rapuh. 2023 Foto/Pixabay

8 dari 11 halaman

Dalam riset terbaru, peneliti menyelidiki sisa-sisa fosil bintang rapuh tipe 'arkais' yang ditemukan di Afrika Selatan.

Fosil ini terdiri dari cetakan alami dan cetakan yang dikumpulkan dari dua lokasi di 'Unit Atas' Formasi Baviaanskloof.

Semua sisa-sisa bintang rapuh terawet dalam bentuk rongga kosong karena jejak rangka kalsiumnya telah larut. Untuk memahami detail struktur rangka, Reddy dan timnya membuat cetakan silikon dari spesimen tertentu.

9 dari 11 halaman

Dikenali Dua Spesies Bintang Rapuh

Melalui analisis morfologis, mereka mengidentifikasi dua spesies, yaitu Krommaster spinosus, spesies baru bintang rapuh tipe encrinasterid yang memiliki duri yang sangat besar, dan Hexuraster weitzi, spesies bintang rapuh tipe cheiropterasterid yang sudah dikenal sebelumnya.

10 dari 11 halaman

Sisa-sisa fosil ini telah berusia hampir 410 juta tahun, membuatnya sebagai catatan paling kuno tentang bintang rapuh yang berasal dari benua super Gondwana (yang kemudian terbagi menjadi benua-benua seperti Afrika, Amerika Selatan, Antartika, India, Australia, dan Madagaskar).

Fosil-fosil ini juga termasuk dalam sedikit spesies yang diketahui berasal dari daerah-daerah kutub kuno, mengingat bahwa pada masa itu selatan Afrika berada dalam lingkaran Antartika.

11 dari 11 halaman

"Selalu menakjubkan, hampir seperti keajaiban, bahwa kita dapat menemukan rekaman sejarah seperti ini yang membeku dalam waktu," ujar Dr. Rob Gess, peneliti di Universitas Rhodes dan Museum Albany

Hasil penelitian tim ini dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE.

Beri Komentar