Viral Surat Keraton Tanggapi Izin Muslim United

Reporter : Maulana Kautsar
Kamis, 3 Oktober 2019 07:00
Viral Surat Keraton Tanggapi Izin Muslim United
Keraton belum mengizinkan penggunaan area.

Dream - Forum Ukhuwah Islamiyah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta akan menggelar Muslim United di Kompleks Alun-alun Utara dan Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta.

Kontroversi pun bermunculan di media sosial. Menanggapi keramaian yang muncul, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengeluarkan jawaban izin penggunaan area Ndalem Pangulon Masjid Gedhe Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Acara Muslim United

Keraton, dalam suratnya, belum mengizinkan digunakannya area itu rencananya akan dijadikan sebagai area buffet ustaz dan area VVIP selama perhelatan berlangsung, 11 hingga 13 Oktober 2019.

" Kami Gusti Kanjeng Ratu Condrokirono, Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, untuk sementara belum dapat mengabulkan permohonan, menggunakan KgD Masjid Gedhe serta halaman, Ndalem Pengulon, dan Alun-alun utara sisi barat," tulis Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura, Keraton Yogyakarta, GKR Condrokirono, Jumat, 28 September 2019.

Surat Keraton

Di laman resminya, acara ini digelar untuk menyatukan umat Islam dan mengumpulkan donasi. Sejumlah pendakwah nasional dari Ustaz Abdul Somad, Ustaz Hanan Attaki, Ustaz Felix Siauw, dan para artis hijrah dijadwalkan mengisi acara yang dihelat 11 hingga 13 Oktober 2019.

Selain dakwah, acara ini juga berisi bazar. Panitia menyediakan tenda berukuran 3x3 meter untuk produk fesyen perempuan, aksesroris, kuliner, obat-obatan herbal, agen perjalanan, dan lembaga swadaya masyarakat.

1 dari 5 halaman

Viral Wanita Sederhana Naik Becak, Ternyata Putri Sultan Yogyakarta

Dream - Putri bungsu Sultan Hamengkubuwono X, GRA Nurastuti Wijareni atau GKR Bendara viral di dunia maya. Dia terekam kamera naik becak menuju ke rumahnya, kawasan keraton Yogyakarta.

GKR Bendara terekam kamera warganet saat berjalan di trotoar Jalan Malioboro, Yogyakarta. Dia mengenakan kemeja dan jaket warna biro dengan celana panjang abu-abu.

Video itu dibuat akun Instagram @imamwalton dan diunggah ulang akun @jogjaistimewa.

" Sederhana sekali, Puteri Sri Sultan Hamengkubuwono X naik becak, pak becak aja gak tau kalau yang naik becak itu anaknya raja," tulis akun tersebut.

2 dari 5 halaman

Respon Rendah Hati Gusti Bendara

GKR Bendara membalas unggahan yang viral tersebut. Dia terkaget karena unggahan itu beredar luas.

" Looooh," tulis GKR Bendara.

Melalui Instagram Story miliknya, GKR Bendara berterima kasih atas unggahan itu.

" Matur nuwun kepada seluruh netizen yang berkomentar positif dan supporting," kata dia.

Komentar GKR Bendara

 

3 dari 5 halaman

Komentar Saksi Mata

Pemilik akun Twitter @yeldhy mengatakan, sebelum naik becak menuju keraton, GKR Bendara sempat mengunjungi komunitas Djokjakarta 1945. Sebelumnya, dia berkunjung ke kantor ayahnya, di kawasan DPRD Yogyakarta.

" Saya saksi mata pada hari itu (Seloso wage) kemaren, tidak banyak yang tau kalau wanita berbaju biru yg jalan kaki itu adalah putri HB X. Beliau cuma pesan `mboten sah diumumke ten mic nggih mas` (tak usah diumumkan lewat pengeras suara ya mas)" tulis Akun tersebut.

4 dari 5 halaman

Uniknya Penyajian Teh untuk Sri Sultan Hamengku Buwono X

Dream - Perayaan Idul Fitri selalu digelar penuh tradisi dan meriah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat beberapa waktu lalu sempat menggelar acara Garebeg Sawal yang biasanya dipadati oleh para masyarakat.

Hal yang juga selalu digelar di dalam Kraton adalah Ngabekten atau sungkeman. Dalam acara ini seluruh putra-putri, kerabat dan abdi dalem Kraton, melakukan sungkem kepada Ngarso Dalem atau Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Dikutip dari Kratonjogja.id, dalam Ngabekten terdapat semacam upacara minum teh. Perlengkapannya sangat klasik, berupa gelas-gelas yang merupakan peninggalan dari era Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Hampir seluruh peralatan minum teh ini berasal dari luar negeri, seperti Jerman, Perancis, Belanda.

Ada pula aturan pembuatan teh bagi Sultan. Membuat teh bagi Ngarso Dalem tak boleh sembarangan. Harus mengikuti pakem yang ada. Yaitu, mulanya air didihkan dalam ceret tembaga dan dipindahkan ke ceret khusus untuk Sultan.

5 dari 5 halaman

Tak Boleh Dikipas

Untuk menjaga suhu air, ceret tersebut tetap dipanaskan di atas bara namun tidak dikipasi agar asap tidak masuk dan mengakibatkan air minum berbau sangit. Pada Ngabekten, teh untuk Sultan akan diseduh di teko khusus berwarna merah muda dengan gambar menara.

      View this post on Instagram

A post shared by Kraton Jogja (@kratonjogja) on

Teh tersebut disajikan dalam nampan perak, termasuk satu set teko dari perak dengan motif bunga, set cangkir keramik warna merah muda dengan gambar wajah Sri Sultan Hamengku Buwono VII, dan sendok emas. Dalam teko-teko perak bermotif bunga tersebut disediakan air teh, susu, air putih, dan juga gula.

Penyajian minuman dan perlengkapan yang kaya ragam ini merupakan salah satu esensi baku dari sebuah upacara Kraton Yogyakarta. Di sisi lain, tradisi minum teh menjadi sarana identifikasi dan pengamanan bagi kerabat, abdi dalem tertentu, ataupun tamu undangan, yang dikenali dari alat minum yang digunakan.(Sah)

Beri Komentar