Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi
Dream - Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa'adi, menangkap adanya pergeseran pemahaman dakwah amar ma'ruf nahyi munkar pada sebagian masyarakat. Kondisi itu menimbulkan pola dakwah yang menyebarkan kekerasan.
Padahal, kata Zainut, Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan dakwah harus dilakukan dengan cara yang baik. Dakwah dijalankan dengan penuh kebijakan.
" Rasulullah mengajarkan untuk melaksanakan amar ma'ruf nahyi munkar itu harus dengan penuh kebijakan, contoh yang baik dan berdiskusi dengan cara yang lebih baik," ujar Zainut saat berdialog dengan sejumlah ormas Islam di Jakarta.
Zainut mengatakan dakwah tidak boleh dijalankan dengan cara yang keras. Karena inti dakwah merupakan ajakan kepada kebaikan.
" Dakwah itu mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, ramah bukan marah-marah, dan menasihati bukan memaki-maki," kata Zainut.
Zainut juga mengapresiasi kiprah ormas Islam dalam membina umat dan menyebarkan dakwah amar ma'ruf nahyi munkar dengan mengedepankan kebijaksanaan. Dia yakin ormas Islam mampu merawat nilai-nilai yang merupakan hakikat agama dan ilmu pengetahuan yang sesungguhnya untuk kemanusiaan juga menjawab permasalahan kemanusiaan.
Saat ini, kata Zainut, para ulama dan pegiat dakwah dihadapkan pada tantangan besar keterbukaan informasi. Kehadiran internet memberikan kemudahan bagi publik untuk mengakses informasi.
Kondisi tersebut berpengaruh terhadap emosi dan kepercayaan personal dalam pembentukan opini publik. Semangat untuk menggali pengetahuan agama menjadi meningkat.
" Sayangnya, tingginya gairah masyarakat untuk memperoleh informasi dan ilmu, termasuk ilmu agama, terkendala dengan rendahnya tingkat literasi di tengah masyarakat," ucap dia.
Hal ini menjadi faktor yang memicu marahnya penyebaran hoaks, khususnya yang berkaitan dengan isu agama. Kondisi semakin runyam dengan banyaknya konten berisi ujaran kebencian mengatasnamakan agama yang tersebar di media sosial.
Menghadapi kondisi semacam ini, kata Zainut, perlu diintensifkan moderasi beragama yang dalam Islam dikenal dengan istilah wasathiyah. Islam wasathiyah merupaka jalan tengah di antara seluruh aliran baik tekstualis konservatif maupun ekstrem liberal.
" Islam wasatiyah diyakini dalam menjadi solusi terhadap sekian permasalahan masa kini. Islam wasathiyah hanya dapat berjalan jika prinsip adil (i'tidal) dan seimbang (tawazun) diutamakan, serta setiap pemeluk agama memiliki pengetahuan keagamaan yang komprehensif sebagai prasyaratnya," ucap dia.
Sumber: Kemenag.
Advertisement
Doodle Art Indonesia, Tempat Ngumpul para Seniman Doodle
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Mentereng! Penampakan Jam Tangan Suami Nikita Willy Senilai Rp9 Miliar
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025