Almarhumah Salha Mesbee Dan Suaminya, Ali Buang. (Foto: CNA)
Dream - Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 termasuk pemicu penyakit yang menyimpan risiko kematian bagi pasien yang tertular. Ada kalanya orang yang terinfeksi masih memiliki kemungkinan meninggal walaupun sudah dinyatakan sembuh.
Hal itu terjadi dalam kasus pasien Covid-19 yang sebelumnya dinyatakan sembuh tapi kemudian meninggal dunia di Singapura.
Seorang wanita 58 tahun meninggal sembilan hari setelah dia dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Salha Mesbee, seorang ibu tiga anak, dilaporkan sebagai pasien termuda di negara itu yang meninggal karena Covid-19.
Meskipun dia dinyatakan sembuh total, tetapi Covid-19 sudah memengaruhi organ-organ di tubuhnya.
Beberapa organ vital, termasuk ginjal dan hatinya, rusak dan membuat kesehatannya memburuk.
Salha dan Ali Buang, suaminya, sebelum ini pergi ke Turki selama 10 hari untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka.
Pada 26 Maret setelah kembali ke Singapura, Salha dinyatakan positif Covid-19. Dia dirawat di ruang UGD Rumah Sakit Ng Teng Fong beberapa hari kemudian karena menderita sesak napas.
Suaminya yang berusia 61 tahun juga dinyatakan positif dan dirawat di rumah sakit yang sama dengan Salha.
Siti, anak tertua Salha, percaya ayahnya tertular virus ketika berada di Turki. Karena ayahnya menderita demam sehari sebelum kembali ke Singapura.
Sementara dua putra Salha yang berusia 32 tahun dan 23 tahun yang tidak ikut ke Turki juga dites positif dan diisolasi di Rumah Sakit Tan Tock Seng.
Setelah dirawat, Salha dinyatakan sembuh setelah sebelumnya sang suami dan dua anaknya diperbolehkan pulang terlebih dahulu.
Namun, antibodi dalam tubuh Salha tidak bisa mengalahkan virus corona dengan baik sehingga organ-organnya mulai mengalami masalah.
Pada 29 April 2020, dokter menemukan pembengkakan di otak Salha setelah matanya tidak merespons terhadap cahaya.
" Dokter mengatakan Ibu adalah salah satu pasien yang paling kritis di antara yang lain. Mereka mengatakan kepada saya untuk bersiap-siap.
" Ibu telah berjuang sangat keras dan menang melawan Covid-19, tetapi tubuhnya sudah dalam kondisi yang buruk. Kami menyadari bahwa sudah waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal," kata Siti.
Karena banyak organ tubuh Salha yang mulai tidak berfungsi, keluarga memutuskan untuk mematikan mesin penopang hidupnya pada tanggal 30 April 2020.
" Dokter menyatakan otaknya sudah mati dan Ibu mengandalkan mesin penopang hidup untuk bertahan. Ayah bilang sungguh menyedihkan melihat Ibu seperti ini. Kami akhirnya memutuskan untuk membiarkannya pergi," ujar Siti.
Keluarga membawa jenazah Salha pulang untuk dimakamkan pada tanggal 1 Mei 2020.
Sementara itu suaminya, Ali, mengaku sangat kehilangan almarhumah yang telah menemani selama 38 tahun.
“ Aku telah bersamanya selama 38 tahun dan dia selalu di sisiku. Dia adalah cinta dalam hidupku,” kata Ali.
Sumber: World of Buzz
Advertisement
Bye Kering & Kaku, 7 Tips Agar Rambut Pria Terasa Lembut

Ferry Irwandi Galang Donasi Banjir Sumatera Tembus Rp10 Miliar: dari Rakyat untuk Rakyat

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025



Film `Agak Laen: Menyala Pantiku!` Tembus 2 Juta Penonton dalam 4 Hari


Bae Suzy dan Kim Seon-ho Bikin Geger Vietnam, Joging Santuy Tanpa Masker


YouTube Resmi Luncurkan Fitur 'Recap', Tampilkan Statistik Tontonan dan Profil Kepribadian Pengguna

Waspada! BPOM Rilis Daftar 34 Obat Herbal Ilegal Berbahaya, Ini Daftarnya