Kata WHO Soal Ganti Vaksin Covid-19 di Dosis Kedua

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 15 Juli 2021 08:12
Kata WHO Soal Ganti Vaksin Covid-19 di Dosis Kedua
Hal ini berkaitan dengan ketidakpastian keamanan dan kemanjuran vaksin.

Dream - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin, 12 Juli 2021 mengeluarkan peringatan untuk tidak memakai vaksin Covid-19 dengan merek berbeda pada pemberian dosis kedua. Hal ini berkaitan dengan ketidakpastian keamanan dan kemanjuran vaksin.

Sebagai ilustrasi, seseorang yang sudah menerima dosis pertama dari vaksin Pfizer tidak disarankan menggunakan dosis kedua dengan mereka AstraZeneca. Begitu juga sebaliknya.

" Ada sedikit tren berbahaya di sini. Ini akan menjadi situasi kacau di negara-negara jika warga mulai memutuskan kapan dan siapa yang akan mengambil dosis kedua, ketiga dan keempat," dr Soumya Swaminathan, dikutip dari The Guardian, Rabu 14 Juli 2021.

Swaminathan menyebut pencampuran vaksin " belum memiliki data pasti" , tetapi WHO pada Selasa lalu mengklarifikasi pernyataannya dengan menyebut bahwa beberapa data telah tersedia namun lebih banyak data diharapkan.

1 dari 3 halaman

Pencampuran Efektivitas Vaksin Masih dalam Uji Klinik

Kelompok Ahli Penasihat Strategis tentang vaksin pada Juni mengatakan vaksin Pfizer dapat digunakan sebagai dosis kedua setelah dosis awal AstraZeneca, dengan pengecualian apabila dosis terakhir tidak tersedia.

Saat ini, sedang berlangsung uji klinik yang dipimpin oleh Universitas Oxford yang akan menunjukkan hasil dari pencampuran vaksin AstraZeneca dan Pfizer serta Moderna dan Novovax.

" Data dari studi campuran dan kecocokan vaksin yang berbeda sedang ditunggu---imunogenisitas dan keamanan keduanya juga masih dalam evaluasi," kata WHO dalam komentar melalui surel.

 

2 dari 3 halaman

Penjelasan Kementerian Kesehatan RI

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan merek vaksin yang berbeda pada dosis pertama dan kedua vaksinasi virus Corona. Ia menjelaskan, hingga kini belum ada uji klinis yang menunjukkan keamanan maupun efektivitas vaksin saat menggunakan merek berbeda.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) diketahui hanya memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk penggunaan dua dosis vaksin yang sama.

" Sampai sekarang karena memang hasil dari uji klinis itu adalah dosis satu dan dosis dua menggunakan merek vaksin yang sama ya. Jadi tentunya penggunaan izin darurat itu dikeluarkan berdasarkan penilaian aspek keamanan," kata Siti Nadia, dikutip dari kanal YouTube Elshinta, Rabu 14 Juli 2021.

 

3 dari 3 halaman

Lebih jauh Siti Nadia menekankan bahwa pemerintah masih merujuk pada EUA yang dikeluarkan BPOM merekomendasikan penggunaan jenis dan merek vaksin yang sama untuk dosis pertama dan kedua.

Ini dilakukan berdasarkan kajian klinis serta data keilmuan (scientific research) yang telah tersedia.

" Jadi didasarkan dengan hasil-hasil kajian klinis maupun scientific yang ada, maka tentunya kita sampai saat ini masih merekomendasikan untuk pemberian dosis pertama dan dosis kedua, betul-betul dosis lengkap menggunakan jenis dan merek yang sama dari vaksin yang sama," jelas Siti Nadia.

Siti Nadia kembali menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir akan 'kehabisan' merek vaksin yang sama untuk dosis kedua karena pemerintah telah melakukan perhitungan.

" Dan ini sudah kita atur untuk bisa semua mendapatkan dosis vaksin yang sama," pungkas Siti Nadia.

 

Beri Komentar