Ilustrasi Eksplorasi Asteroid. (Foto: Freepik.com)
Dream - Alam semesta memiliki kurang lebih 1 miliar galaksi. Dan setiap galaksi memiliki 100 miliar sampai 1 triliun bintang, salah satunya Matahari.
Planet Bumi hanyalah salah satu penghuni galaksi yang ada di alam semesta yang memiliki diameter 90 miliar tahun cahaya.
Dengan diameter yang sangat panjang itu, manusia membutuhkan waktu 90 miliar tahun untuk pergi dari satu ujung ke ujung lainnya.
Di alam semesta yang sangat luas ini, manusia terus bertanya mengenai keberadaan makhluk lainnya di luar Bumi. Jika ada, kenapa kita tidak pernah melihatnya?
Pertanyaan yang membingungkan ini disebut dengan Fermi Paradox. Ini adalah sebuah anomali bahwa meski terdapat triliunan bintang di Galaksi Bima Sakti, kita belum pernah bertemu peradaban alien yang maju.
Anomali ini yang membuat ilmuwan dan fisikawan terus berpikir tentang pertanyaan ini sejak Fermi Paradox ditemukan pertama kalinya puluhan tahun yang lalu.
Beberapa ilmuwan menduga alien mungkin sedang berhibernasi, atau sesuatu yang misterius membuat mereka berhenti berevolusi. Sebagian lain berspekulasi, mungkin alien tidak ingin berkomunikasi dengan manusia.
Pada tahun 2018, fisikawan Alexander Berezin dari National Research University of Electronic Technology (MIET) di Rusia menjelaskan teorinya First In, First Out mengapa kita sendirian di alam semesta ini.
Menurut jurnal yang ditulis Berezin, jawaban dari paradox ini mungkin tidak membutuhkan asumsi kontroversial tapi sulit untuk diterima karena menyangkut masa depan peradaban manusia itu sendiri.
Berezin mengatakan adanya kesalahan dalam Fermi Paradox yaitu manusia mendefinisikan kehidupan alien terlalu sempit.
" Mereka mungkin organisme biologis seperti kita, atau Artificial Intelligence (AI) jahat yang memberontak terhadap pencipta mereka, atau yang lainnya," kata Berezin.
Menurut Berezin, sempitnya definisi alien itu karena dibatasi oleh kemampuan manusia untuk melihat kehidupan luar angkasa dalam jarak tertentu dari Bumi.
" Satu-satunya cara yang objektif adalah membuat kehidupan terdeteksi dari luar angkasa dalam jarak tertentu dari Bumi. Sebut saja ini Parameter A," kata dia.
Jika peradaban alien tidak bisa menemukan Parameter A -- baik dengan mengembangkan pesawat antar bintang, menyiarkan komunikasi lintas ruang angkasa, atau dengan cara lain -- maka alien itu tetap ada tapi paradox tidak akan terjawab selamanya.
Teori ini berakibat pada kemungkinan berikutnya. Menurut Berezin, peradaban alien mungkin tidak pernah mengetahui atau memperhatikan keberadaan manusia di Bumi.
" Ini sama seperti orang menghancurkan bukit untuk membangun rumah tanpa tahu ada sarang semut yang harus dilindunginya," ujar Berezin.
Jadi, Berezin menyamakan kita dengan semut, dan kita tidak pernah melihat alien karena peradaban kita belum dihancurkan oleh peradaban yang lebih superior?
Tentu saja tidak. Berezin justru menganggap kita adalah penghancur masa depan peradaban yang mungkin kita cari-cari selama ini.
" Satu-satunya penjelasan adalah prinsip antropik. Kita adalah orang pertama yang tiba di tahap antar bintang, dan kemungkinan besar menjadi orang terakhir yang pergi," kata Berezin.
Manusia mungkin pemenang dari perlombaan maut antar bintang yang mereka sendiri bahkan tidak tahu bersaing dengan siapa selama ini.
Penjelasan Berezin adalah satu-satunya jawaban ilmiah terakhir saat ini, mengapa manusia menjelajah luar angkasa seorang diri.
Sumber: ScienceAlert.com
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas