Wah! Peneliti Temukan Lubang Hitam Raksasa Lebih Besar dari Galaksi Bima Sakti Bergerak Menghadap ke Bumi

Reporter : Sugiono
Kamis, 30 Maret 2023 13:00
Wah! Peneliti Temukan Lubang Hitam Raksasa Lebih Besar dari Galaksi Bima Sakti Bergerak Menghadap ke Bumi
Lubang Hitam tersebut ukurannya jauh lebih besar, bahkan melebihi Galaksi Bima Sakti, tempat Planet Bumi bersemayam.

Dream - Sebuah Black Hole atau Lubang Hitam berukuran raksasa baru-baru ini ditemukan di sebuah galaksi yang menghadap ke Bumi.

Lubang Hitam tersebut ukurannya jauh lebih besar, bahkan melebihi Galaksi Bima Sakti, tempat planet Bumi bersemayam.

Temuan ini didapatkan setelah para peneliti mengklasifikaskan ulang sebuah galaksi bernama PBC J2333.9-2343.

1 dari 3 halaman

Salah satu peneliti, Dr. Lorena Hernandez-Garcia, mengatakan timnya di Royal Astronomical Society sedang mempelajari perilaku aneh dari galaksi tersebut.

Para peneliti menduga galaksi tersebut telah bergerak dan saat ini menghadap ke arah Bumi.

Perubahan arah tersebut disebabkan oleh pancaran relativistik dari lubang hitam supermasif itu.

" Kami harus banyak melakukan penelitian untuk memastikannya," ujar Lorena.

2 dari 3 halaman

Galaksi tersebut berjarak 657 juta tahun cahaya, dan diklasifikasikan sebagai galaksi radio.

Namun, fenomena luar angkasa misterius telah mengubah arah galaksi itu hingga membuatnya menghadap ke Bumi.

Para peneliti memperkirakan panjang galaksi tersebut hampir 4 juta tahun cahaya atau hampir 40 kali ukuran Bima Sakti.

3 dari 3 halaman

Hingga saat ini, para peneliti belum bisa memastikan apa yang menyebabkan perubahan arah tersebut.

Namun, sebagian menduga Galaksi PBC J2333.9-2343 bertabrakan dengan galaksi lain yang menyebabkannya berubah arah.

" Belum jelas bagaimana galaksi kita akan terpengaruh lubang hitam itu," demikian pernyataan dari Royal Astronomical Society.

Lubang hitam ini bukan satu-satunya ancaman yang Bumi hadapi saat ini.

Setidaknya, ada tiga asteroid dekat bumi (Near Earth Asteroids/NEA) di tata surya bagian dalam, yang menimbulkan risiko serius bagi Bumi.

Sumber: New York Post

Beri Komentar