Instagram @elzattahijab
Dream - Pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir tiga tahun telah mengubah kehidupan masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu yang paling terasa adalah daya beli yang turun sehingga memaksa pebisnis menemukan strategi baru.
Industri retail fashion termasuk yang menghadapi cobaan tersebut seperti pernah dialami brand fashion, Elzatta, ketika mengalami penurunan penjualan di masa awal pandemi.
“ Awal pandemi di tahun 2020 terjadi penurunan yang drastis karena awal pandemi. Namun setelah melewati 2020 dan masuk ke 2021, perlahan terjadi perubahan baik,” jelas CEO Elcorps, Elidawati pada wawancara virtual Investasi dan Kolaborasi Strategis Elzatta Hijab, Selasa 22 Februari 2022.
Berbagai strategi ditempuh Elzatta untuk menghadapi masa penuh tekanan. Salah satunya dengan relokasi atau menutup beberapa toko yang dinilai berada di lokasi kurang strategis.
“ Tempat yang kurang bagus kami tutup, paling besar adalah toko-toko kami yang letaknya di mall. Sekarang toko kami totalnya jadi 129 dari sebelumnya kurang lebih mencapai 200 toko,” tambah Elidawati.
Namun keputusan merelokasi atau mengurangi jumlah toko ini membuat Elzatta kini memiliki toko yang berlokasi ditempat efektif dan ramai.
Sudah berkiprah selama satu dekade, Elzatta hijab melalui induk perusahaannya PT. Bersama Zatta Jaya (Elcorps) melakukan kerjasama investasi bersama PT. Lembur Sadaya Investama (LSI).
Investasi dan kolaborasi strategis ini diharapkan menjadi kekuatan baru untuk menyukseskan peak season Elzatta di Lebaran 2022 nanti. Sekaligus menggeliatkan kembali ekosistem industri fesyen muslim yang menjadi tonggak pemulihan ekonomi nasional, setelah sempat terdampak pandemi.
Dengan investasi baru ini, Elzatta akan memperkuat dan melengkapi lini produk yang selama ini ditunggu-tunggu customer. Tak hanya itu, Elzatta bahkan sudah mempertimbangkan untuk melaju lebih jauh dengan membawa perusahaan go public.
“ Tahun ini, kami bersama LSI Group akan mempersiapkan Initial Public Offering (IPO) yang tentunya akan menjadi tonggak sejarah bagi industri fesyen muslim di Indonesia. Industri fesyen merupakan industri yang memiliki ekosistem yang luas,” tambah Elidawati.
Selama pandemi Elzatta mengalami penurunan produksi karena kurangnya modal. Padahal kelengkapan produk dan koleksi tentu juga menjadi aspek penting bagi para customer.
“ Jadi insya Allah, investasi dan kolaborasi ini menjadi dampak yang akan menghidupkan industri hulu fesyen,” tambah Elida.
Elida berharap untuk terus memberikan produk terbaik yang berkualitas, terjangkau serta mudah diakses oleh para costumer.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan