Ilustrasi (Foto: Shutterstock.com)
Dream – Puasa ramadhan dibagi menjadi tiga fase dan sepuluh hari terakhir adalah malam-malam favorit bagi Rasulullah SAW. Di fase sepertiga terakhir Ramadhan itu Nabi Muhammad semakin menggiatkan ibadahnya.
Rasulullah SAW mencontohkan supaya memaksimalkan ibadah kepada Allah pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan ini. Rasullullah SAW menghidupkan malam-malam spesial ini dengan shalat malam dan iktikaf.
Sahabat Dream, jangan ketinggalan ya untuk memaksimalkan ibadah juga pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan ini. Banyak keutamaan yang bisa kamu dapatkan pada malam-malam sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Kitab Fathul Mu’in membahas tiga amalan yang paling utama untuk dikerjakan pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Tiga amalan yang pertama tersebut adalah memperbanyak sedekah, mencukupi kebutuhan keluarga, dan berbuat baik kepada karib-kerabat dan tetangga kita.
Sementara itu, amalan yang kedua adalah banyak membaca Al-Quran. Hal ini sama seperti yang sudah dijelaskan oleh Imam An-Nawawi, bahwa membaca Al-Quran di akhir malam lebih baik ketimbang awal malam. Membaca Al-Quran yang paling baik di siang hari adalah setelah shalat subuh. Selanjutnya amalan yang ketiga adalah memperbanyak iktikaf di sepuluh terakhir Ramadhan.
Meskipun saat ini kita sedang berada di masa pandemic virus corona Covid-19, namun tidak menghalangi umat muslim untuk melaksanakan I’tikaf. Menurut sebagian ulama mazhab Syafi’i, kita diperbolehkan melakukan I’tikaf di dalam rumah. Hal ini dianalogikan sebagai shalat sunnah yang paling utama saja boleh dilakukan di rumah, maka I’tikaf di rumah semestinya juga bisa dikerjakan.
Profesor H Dadang Hawari, Guru Besar Universitas Indonesia mengatakan, I’tikaf memiliki banyak manfaat, yaitu untuk kesehatan jasmani dan rohani. I’tikaf mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan mampu membangkitkan kekuatan baru. Selain itu, I’tikaf juga mampu menghidupkan hati, mendatangkan ketenangan dan juga ketentraman.
Keutamaan sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah adanya malam lailatul qodar. Malam lailatul qodar memiliki keutamaan lebih baik dari 1000 bulan (setara 83 tahun). Bisanya malam lailatul qodar ini jatuh pada malam ganjil. I’tikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan menjadi cara untu meraih malam yang mulia itu.
Professor Quraish Shihab dalam buku Membumikan Al-Quran memaknai kata qadar pada lailatul qadar dengan tiga makna yakni yang pertama bermakna penetapan atau pengaturan, kedua berarti kemuliaan, ketiga berarti sempit. Sempit artinya karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi untuk mengatur segala urusan.
Pada malam lailatul qadar, Allah menurunkan Al-Quran, menakdirkan segala urusan, hukum, rezeki dan ajal untuk jangka selama satu tahun. Malam yang mulia ini ditandai dengan kondisi langit yang bersih, udara normal, langit tidak berawan, tidak ada hujan, bintang tidak Nampak, dan siang harinya matahari bersinar tak begitu panas.
Cara mengetahui malam Lailatul Qadar menurut Imam Al-Ghazali adalah dengan melihat dari hari pertama dari bulan Ramadhan. Seumpama awal Ramadhan jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke-29.
Apabila awal Ramadhan jatuh pada hari Senin, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke-21. Jika awal Ramadhan pada hari Selasa atau Jumat, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke-27.
Jika awal Ramadhan ini jatuh pada hari Kamis maka lailatul qadar jatuh pada malam ke-25. Jika awal Ramadhan jatuh pada hari Sabtu, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke-23.
(Artikel ini disadur dari NU Online)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN