Pasar Takjil Benhil (Foto: Ratih Wulan/Dream.co.id)
Dream - Sinar matahari masih terasa terik, jam di tangan pun masih menunjukkan pukul 14.30. Waktu untuk berbuka puasa masih lama, tapi jalanan di depan pasar Bendungan Hilir (Benhil) sudah macet tak karuan.
Bunyi klakson kendaraan bersaing dengan teriakan tukang parkir. Kerumunan terasa makin padat saat melintasi teras Benhil hingga ke depan gedung pasar yang direnovasi.
Namun keriuhan macam ini tetap asyik untuk dinikmati karena pemandangan tersebut hanya tercipta saat Ramadan tiba. Ya, Pasar Takjil Benhil memang tersohor sebagai pusat jajanan Ramadan murah.
Proses pembangunan pasar memang sedikit mempengaruhi jumlah stan pedagang dibanding tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, kedatangan pengunjung akan langsung disambut dengan teriakan abang-abang penjual es buah.
Namun tahun ini, penjual es dan makanan ringan atau takjil terlihat lebih sedikit. Di bagian kiri depan terhampar berbagai kue basah dari mulai risoles, lemper, lumpia hingga gorengan aneka rupa, nampak sedang dikipas-kipas oleh penjualnya.
Bergeser ke arah dalam, seorang nenek penjual bubur kampiun tampak sibuk melayani pembeli. Tangannya yang keriput terampil menuang biji salak, bubur sumsum dan kolak pisang dalam plastik bening berukuran satu kiloan.
" Seporsi Rp15.000 ya neng nggak bisa kurang. Sewa stan mahal sekarang satu meja Rp3 juta," keluh Si Mbah seraya mengikat karet berwarna merah.
Sedangkan meja di depannya sibuk menawarkan aneka macam kue tradisional seperti lupis yang berbalut parutan kelapa, lemang bakar dan ketupat ketan.
Perubahan Pasar Takjil Benhil untuk tahun ini sepertinya lebih didominasi penjual makanan-makanan khas Sumatera. Mulai dari bubur Aceh hingga mpek-mpek palembang tersaji harum menggoda iman para pengunjung.
Sedangkan makanan yang selalu ada setiap tahun yaitu kuliner khas Minang. Hampir di seluruh sudut, pasti terlihat susunan baskom besar berisi kuah bersantan yang mengalahkan keberadaan gudeg atau asinan Betawi.
" Sini Uni, ayo dibeli semua rata-rata seporsi Rp15.000 saja sudah bisa bawa pulang balado cumi, udang ayo dipilih dipilih murah saja semua," teriak seorang pria ikal tak kalah heboh.
Di hadapannya tersaji nampan-nampan besar berisi cumi kering cabai hijau, bersanding dengan sayur rebung atau bambu muda yang dimasak santan. Sedangkan di sampingnya tumis daun pepaya bercampur teri terlihat makin memancing liur untuk menetes.
Eittsss tahan dulu, karena gurihnya ikan bakar bumbu merah juga menarik untuk diborong dibawa pulang. Bagaimana tidak, ikan nila, kakap dan gurame yang sudah dibelah lebar, dijepit dan dilumuri bumbu, dibakar dengan aroma yang khas.
" Kalau nila satunya Rp20 ribu, kakap Rp18 ribu dan gurame Rp45. Kalau mau minta diangetin lagi boleh kok," tawar penjualnya yang memakai kaos putih berkelir hijau.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia