Kini Pasar Takjil Benhil Berubah

Reporter : Ratih Wulan
Kamis, 9 Juni 2016 17:07
Kini Pasar Takjil Benhil Berubah
Pasar Takjil Benhil tahun ini berubah, lebih didominasi penjual makanan-makanan khas Sumatera.

Dream - Sinar matahari masih terasa terik, jam di tangan pun masih menunjukkan pukul 14.30. Waktu untuk berbuka puasa masih lama, tapi jalanan di depan pasar Bendungan Hilir (Benhil) sudah macet tak karuan.

Bunyi klakson kendaraan bersaing dengan teriakan tukang parkir. Kerumunan terasa makin padat saat melintasi teras Benhil hingga ke depan gedung pasar yang direnovasi.

Namun keriuhan macam ini tetap asyik untuk dinikmati karena pemandangan tersebut hanya tercipta saat Ramadan tiba. Ya, Pasar Takjil Benhil memang tersohor sebagai pusat jajanan Ramadan murah.

Proses pembangunan pasar memang sedikit mempengaruhi jumlah stan pedagang dibanding tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, kedatangan pengunjung akan langsung disambut dengan teriakan abang-abang penjual es buah.

Kini Pasar Takjil Benhil Berubah© Dream

Namun tahun ini, penjual es dan makanan ringan atau takjil terlihat lebih sedikit. Di bagian kiri depan terhampar berbagai kue basah dari mulai risoles, lemper, lumpia hingga gorengan aneka rupa, nampak sedang dikipas-kipas oleh penjualnya.

Bergeser ke arah dalam, seorang nenek penjual bubur kampiun tampak sibuk melayani pembeli. Tangannya yang keriput terampil menuang biji salak, bubur sumsum dan kolak pisang dalam plastik bening berukuran satu kiloan.

" Seporsi Rp15.000 ya neng nggak bisa kurang. Sewa stan mahal sekarang satu meja Rp3 juta," keluh Si Mbah seraya mengikat karet berwarna merah.

Kini Pasar Takjil Benhil Berubah© Dream

Sedangkan meja di depannya sibuk menawarkan aneka macam kue tradisional seperti lupis yang berbalut parutan kelapa, lemang bakar dan ketupat ketan.

Perubahan Pasar Takjil Benhil untuk tahun ini sepertinya lebih didominasi penjual makanan-makanan khas Sumatera. Mulai dari bubur Aceh hingga mpek-mpek palembang tersaji harum menggoda iman para pengunjung.

Sedangkan makanan yang selalu ada setiap tahun yaitu kuliner khas Minang. Hampir di seluruh sudut, pasti terlihat susunan baskom besar berisi kuah bersantan yang mengalahkan keberadaan gudeg atau asinan Betawi.

Kini Pasar Takjil Benhil Berubah© Dream

" Sini Uni, ayo dibeli semua rata-rata seporsi Rp15.000 saja sudah bisa bawa pulang balado cumi, udang ayo dipilih dipilih murah saja semua," teriak seorang pria ikal tak kalah heboh.

Di hadapannya tersaji nampan-nampan besar berisi cumi kering cabai hijau, bersanding dengan sayur rebung atau bambu muda yang dimasak santan. Sedangkan di sampingnya tumis daun pepaya bercampur teri terlihat makin memancing liur untuk menetes.

Eittsss tahan dulu, karena gurihnya ikan bakar bumbu merah juga menarik untuk diborong dibawa pulang. Bagaimana tidak, ikan nila, kakap dan gurame yang sudah dibelah lebar, dijepit dan dilumuri bumbu, dibakar dengan aroma yang khas.

" Kalau nila satunya Rp20 ribu, kakap Rp18 ribu dan gurame Rp45. Kalau mau minta diangetin lagi boleh kok," tawar penjualnya yang memakai kaos putih berkelir hijau.

Beri Komentar