Sandiaga Ingatkan Revenge Tourism di Tengah Pelonggaran PPKM

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 24 Agustus 2021 20:10
Sandiaga Ingatkan Revenge Tourism di Tengah Pelonggaran PPKM
Indikasi revenge tourism mulai terlihat.

Dream - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengingatkan potensi munculnya revenge tourism (wisata balas dendam) di tengah pelonggaran PPKM. Potensi ini perlu diantisipasi untuk mencegah terjadinya kembali lonjakan kasus Covid-19.

" Saya ingatkan revenge tourism, karena sudah beberapa minggu terakhir PPKM Level 4," ujar Sandiaga saat Weekly Press Briefing.

Sandiaga mengatakan pelonggaran PPKM memberikan kesempatan bagi masyarakat berkegiatan di luar rumah. Kondisi ini tentu akan dimanfaatkan masyarakat untuk bepergian, mengingat mereka sudah merasakan kejenuhan di rumah.

" Begitu dibuka untuk berkegiatan di luar, orang juga ingin berlomba-lomba ke luar," kata dia.

Dia mengatakan indikasi munculnya revenge tourism sudah mulai terlihat. Seperti pada jalur Garut-Bandung yang sebelumnya bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam sampai 1 jam 45 menit, sekarang jadi 2,5 jam.

Indikasi lain juga terlihat dari tingkat keterisian kamar hotel. Menurut dia, occupancy rate sejumlah hotel mengalami kenaikan setelah pelonggaran PPKM.

" Di hotel yang saya menginap di Garut, okupansinya sudah merangkak ke 50 persen," terang Sandiaga.

 

1 dari 1 halaman

Jangan Seperti AS

Jangan Seperti AS © Dream

Sandiaga mengakui menyambut positif hal ini. Meski begitu, dia kembali menekankan masyarakat perlu terus berhati-hati agar kembalinya mobilitas tidak memicu ledakan Covid-19.

" Jangan sampai ledakan wisatawan justru meningkatkan jumlah penularan Covid-19," kata dia.

Lebih lanjut, Sandiaga berharap Indonesia tidak mengalami kejadian seperti di Amerika Serikat. Sehingga dia mengingatkan betul agar semua pihak tetap menerapkan protokol kesehatan dengan penuh kedisiplinan.

" Jangan sampai seperti di AS, vaksinasi tinggi, lepas masker, akhirnya hadapi peningkatan Covid-19. Ini harus dilawan dengan CHSE dan prokes, tapi kita enggak tahu sampai berapa lama," kata dia.

Beri Komentar